Chapter Nineteen

852 129 20
                                    

Sakura memelankan motor ninja milik Sasuke yang ia kendarai saat melihat lampu lalu lintas berwarna merah. Ia melirik ke kanan dan ke kirinya. Untung saja sepanjang jalan yang ia lalui tadi tidak ada polisi, bisa-bisa ia di tilang karena tidak menggunakan helm. Menghela nafas panjang, ia menatap lampu lalu lintas yang masih merah itu. Ia yakin Ino sudah putar balik. Saat menelpon tadi ponselnya mendadak mati karena kehabisan baterai. Sekarang ia akan kembali pulang, niatnya sih begitu. Tapi, saat melihat seseorang yang ia kenal di dalam sebuah taxi yang melaju berbeda arah dengannya, Sakura segera menggas motornya dan membelokannya ke arah ia datang tadi. Beberapa mobil dan motor mengklaksoninya karena menyalip tanpa pikir panjang, untung saja tidak terjadi kecelakaan.

Dengan kecepatan penuh Sakura mengejar taxi yang terhalang 4 mobil mini van dan satu truk. Ia menyala-nyalip ketika jalan yabg satunya kosong melompong. Tapi sialnya, ia kehilangan jejak taxi tersebut. Dengan nafas memburu Sakura memarkirkan motornya di pinggir jalan. Melirik kesana kemari berharap taxi itu ada di daerah sana.

"Sial! Karin..." Sakura kembali menyalakan motornya dan melajukannya pelan sambil tetap celingukan kesana-kemari mencari keberadaan taxi itu atau Karin yang menaiki taxi tersebut.

Dapat!

Untung ia mengingat nomor plat mobil taxi itu. Namun, ia tak melihat Karin di dalamnya, yang artinya Karin sudah turun dari taxi tersebut. Ia segera melaju ke arah datangnya taxi tersebut sampai matanya menangkap sosok Karin yang hendak memasuki sebuah mobil dan Sakura melotot melihatnya.

"Sial mobil itu...."

Ia sering melihat mobil itu dan ia hafal plat nomornya. Mobil yang selalu terparkir di jajaran parkiran khusus staff, guru dan petinggi sekolah. Dengan jantung berdebar keras, Sakura segera menyusul kemana perginya mobil hitam tersebut.

"Hah? Gedung apa ini?" Sakura memarkirkan motornya jauh dari pekarangan sebuah gedung terbengkalai yang ada di depannya. Ia melihat mobil itu berhenti tepat di pintu masuk gedung tersebut. Tak lama kemudian seorang pria bersetelan kemeja putih turun dari mobil. Pria itu menyeret Karin turun dari mobil, lalu dari pintu kemudi turun seorang wanita berpakaian serba hitam yang langsung ikut menyeret Karin memasuki gedung tersebut.

Sakura merogoh jaketnya dan mengumpat pelan ketika melihat ponselnya tidak menyala. Ponselnya kan, kehabisan baterai tadi. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di kap bensin motor cepat, otak dan hatinya saling berperang. Hatinya mengatakan untuk pergi menolong karin, sedangkan otaknya melarangnya untuk pergi karena itu sangatlah berbahaya. Salah-salah dia akan terbunuh. Ia kembali merogoh saku jaketnya dan sedikit lega ketika mendapati 2 benda yang selalu ia bawa-bawa semenjak memulai kasus ini.

Sakura terdiam. Keningnya menukik tajam dengan gigi yang bergemeletuk di dalam mulut. Ia melirik sekitarnya yang sangat sepi. Hanya ada pepohonan, jarak dari jalan besar kemari pun cukup agak jauh.

Satu anggukan ia lakukan sebelum akhirnya turun dari motor ninja milik Sasuke. "Sasori-nii, Naruto, Sasuke, Ino... maafkan aku..."









•••

"Apa yang terjadi sebenarnya?!" Sasori benar-benar marah sekarang. Sesampainya di jepang ia langsung melesat ke apartemennya, namun apartemen itu kosong. Lalu saat ia menghubungi adiknya, nomor Sakura tidak aktif dan nomor Naruto pun sulit di hubungi.

Dan saat ia melacak keberadaan Sakura lewat kalung pemberiannya yang ia pasangi chip pelacak menunjukan lokasi Sakura yang berada di rumah sahabatnya.

Sesampainya di sana betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa kedua adiknya itu sudah hampir 2 minggu tinggal di rumah Uchiha itu. Lebih membuatnya terkejut dan cemas setengah mati adalah keberadaan adiknya yang entah ada dimana. Dan sialnya Sakura melepas kalung pemberiannya itu sudah sangat lama. Ia menatap tajam Naruto dan Sasuke yang menunduk diam.

Another Eyes ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang