Jam 8 malam Aldo baru tiba di rumah, di menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur,. Hari ini merupakan hari yang sangat kacau, karena di kantor dia sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya,. Di tambah karyawan baru pengganti Reza, cara kerjanya tidak secepat Reza sehingga banyak sekali waktu yang terbuang
Tiba-tiba sebuah benda jatuh dari tempat tidurnya, setelah kaki Aldo tidak sengaja menjatuhkannya, . Aldo segera bangkit dan mengambil paper bag yang sudah berada di lantai, dia segera melihat apa isi di dalmnya., dan seketika dia membulatkan matanya ketika isi di dalam paperbag itu adalah dress milik Callie, dress yang di kenakan Ashel saat makan malam waktu itu
Aldo mulai mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru kamar
"Ashel"
Ucapnya setengah berteriak, dia berjalan membuka pintu kamar mandi, berharap Ashel ada di sana,. Namun ternyata ruangan itu kosong, tak sampai di situ Aldo sedikit berlari menuju lantai bawah..
"Ashel.."
Aldo kembali memanggil nama istrinya, dan berlari menuju dapur
"Mbok tadi Ashel kesini?"
"Iya tuan, tapi pas non Ashel kesini saya lagi belanja ke super market,. Pak Dadang yang tau,soalnya saya juga di kasih tau pak Dadang"
Aldo pun berlari keluar untuk menemui pak Dadang..
"Pak"
"Iya mas?"
"Tadi Ashel kesini?"
"Iya mas, dia cuma mau mengembalikan dress nya non Callie"
"Sendiri?"
"Dari plat mobilnya sih dia di temani mas Reza"
Aldo pun hanya terdiam beberapa detik, kini dia berjalan menuju kursi tempat istirahat pak Dadang dan satu orang penjaga rumah
Aldo melipatkan lengan kemejanya, dan setelah itu dia bersandar di kursi kayu itu,. Matanya menatap langit malam, sementara isi kepalanya masih tentang Ashel
"Mau saya bikinin teh anget mas?"
"Gak usah, temenin saya di sini pak"
Pak Dadang pun menuruti ucapan Aldo, dan kini duduk di sampingnya
"Memang benar ya mas, sesuatu yang di sia siakan,. Akan terasa kehilangan setelah dia pergi"
Aldo pun menoleh ke arah pak Dadang, dia paham apa yang di maksud supir pribadi keluarganya itu
"Maaf kalo saya lancang mas"
"Gak apa-apa pak,. Pak Dadang bener kok"
"Wanita seperti non Ashel itu gak pantes di sia siakan mas,. Anaknya pekerja keras, penyabar, lembut dalam berucap, ramah,. Apa kurangnya dia mas?, selama ini nyonya Sisca dan non Callie selalu jahatin dia selama mas Aldo kerja, saya sudah beberapa kali menyuruhnya pergi, karena saya gak tega liat dia di perlakukan layaknya pembantu, tapi dia suka menolak,. Mas Aldo mau tau Alasannya apa?"
"Apa pak?"
"Dia bertahan demi mas Aldo,. Dia bertahan karena rasa sayang dan tulusnya kepada mas Aldo, padahal sebenearnya dia banyak menyimpan luka selama tinggal di rumah ini"
Bersamaan dengan hembusan angin malam, untuk pertama kali di hidupnya Aldo meneteskan air mata, setelah mendengar ucapan pak Dadang yang sudah di anggap sebagai orang tua kedua bagi Aldo,. Dia mengutuk dirinya sendiri karena telah menjadi suami yang kejam untuk Ashel, wanita yang begitu tulus mencintainya
"Kembali ke pelukannya mas, perlakuan non Ashel sebaik mungkin,. Sayangi dia sebagai mana dia menyayangi mas Aldo,. Dan satu lagi.. Lindungi dia dari orang-orang yang berniat jahat kepada non Ashel, lindungi dia mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
morning mist
General Fiction"Aku cuma minta perhatian kamu sedikit aja" "Jangan harap, bahkan gue udah muak setiap hari liat muka lu!!" "Terus kamu mau aku gimana?" "Pergi dari rumah ini, dan pergi juga dari hidup gue!!"