33

2K 231 33
                                    

Semua orang terlihat bahagia ketika calon pewaris tahta kembali menginjakan kaki di rumah mewah itu setelah satu bulan tinggal di kanada, satu persatu anggota keluarga memberikan pelukan hangat, namun dia begitu terkejut ketika wanita dengan perut yang terlihat mulai memperlihatkan tanda kehamilan berdiri di dekat kakeknya

"Giman Do disana?"

"Biasa aja sih pah, gak ada yang istimewa,.Papah kapan pulang?"

"Kemarin"

"Welcome home sayang"

Ucap Sisca yang mengusap lembut punggung putranya

"Ini tumben banget pake acara penyambutan segala biasanya juga gak pernah"

"Gak tau nih kakek tiba-tiba bikin acara kaya gini,aneh banget"

Sambung Callie

"Kakek udah gak marah lagi sama mamah sama Callie?"

"Udah engga Do, ayok masuk..!kita makan malam, udah lama kan kita gak makan bersama lengkap kaya gini"

Merek pun berjalan masuk ke dalam setelah berbincang di depan rumah, namun tiba-tiba Aldo menarik tangan Amy sebelum masum ke dalam

"Kok kamu bisa ada di sini?"

"Ya bisa lah sayang, aku kan calon istri kamu,, dan yang harus kamu tau, kakek sendiri yang ngundang aku makan malam,bahkan ya sayang, kakek udah tau kalo aku lagi mengandung anak kamu dan dia gak marah sama sekali"

Aldo semakin di buat tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, karena yang dia tau, kakeknya adalah salah satu yang tidak pernah menyukai Amy dari dulu

"Udah ah, gak usah bengong kaya gitu.. Mending kita masuk yuk"

Amy pun menarik tangan Aldo dan membawanya masuk ke dalam rumah

Kini mereka sudah berada di meja makan untuk makan malam, sekaligus merayakan kepulangan Aldo

Amy yang berada di sampingnya mulai menuangkan satu persatu lauk dan nasi ke piring yang ada di hadapan Aldo,. Namun tiba-tiba Aldo teringat dengan istrinya..yang sering melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan Amy saat ini

"AShel, aku kangen kamu sayang"

"Sayang, dimakan dong,.kok malah bengong"

"I.. Iya mah"

Namun di tengah mereka sedang menikmati makan malam, tiba-tiba pak Dadang berjalan menghampiri mereka

"Maaf tuan mengganggu,. Di depan, mereka berdua sudah tiba"

"Suruh masuk"

Ucap Andi

"Baik tuan"

"Siapa pah?"

Tanya Tyo

"Rekan kerja sama"

Dan alangkah terkejutnya mereka ketika yang masuk ke dalam rumah ternyata Reza dan Zee yang berjalan mendekat ke arah mereka

"Malam semuanya"

"Ayok silahkan duduk"

Ucap Andi mempersilahkan

"Aduh pake acara duduk di sebelah gue lagi"

Ucap Callie dalam hati, yang kini mulai terlihat salah tingkah ketika Reza duduk di sebelahnya

"Kok papah ngundang mereka?"

Tanya Sisca

"Ya terserah papah dong, mereka juga kan sahabatnya Aldo,. Ayok Reza, Zee kita makan"

"Iya kek"

Ucap Reza

Semua terlihat menikmati hidangan malam ini, namun berbeda dengan Amy yang mulai terlihat panik dengan adanya Zee di sana

Andi segera meminum air putih, sebagai penutup, dan kini dia mulai menatap Sisca yang masih menikmati makan malamnya

"Dadang!"

Panggil Andi

"Iya tuan"

Jawabnya dari arah luar

Pak Dadang pun masuk kedalam dan berdiri tepat di samping Andi lalu meletakan handphone di meja makan tepat di hadapannya, dan sebuah percakapan pun terdengar dari handphone tersebut,. Percakapan saat Sisca mengancam mbok wati di dalam mobil waktu itu, semua orang terdiam menyimak setiap kalimat yang di ucapkan keduanya dan setelah rekaman suara itu selesai, tiba-tiba Aldo menundukan kepalanya,. Tubuhnya terlihat bergetar, tangis pilu nya pun pecah namun terdengar sangat pelan,. Sakit hati, dan kecewa, kini yang di rasakannya mendengar kenyataan bahwa ibu nya lah pelaku utama yang telah membunuh calon bayi nya

Aldo berdiri dari duduknya, perlahan dia mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arah Sisca yang kini tengah panik dan ketakutan melihat wajah putranya saat ini

"Kenapa mah?,. Kenapa mamah ngelakuin ini sama Aldo?, kenapa mamah benci banget sama Ashel?, kenapa mamah tega membunuh cucu mamah sendiri.. KENAPA MAH!!!????,"

Semua orang di sana begitu terkejut ketika Aldo melemparkan kursi hingga membuat sebuah guci berukuran besar pecah berserakan di ruang tengah yang tak jauh dari meja makan,. Sementara Andi hanya bersikap biasa saja, dia tau jika emosi cucunya saat ini sedang berada di bawah kendali

"BUNUH AJA AKU MAH, BIAR MAMAH PUASS!!!, KENAPA HARUS ANAK AKU MAH!!!??IBLIS MACAM APA YANG UDAH MERASUKI MAMAH!!??, SETEGA ITU MAMAH MENGHILANGKAN NYAWA JANIN YANG GAK BERDOSA!!!!"

Aldo menangis sejadi-jadinya, dia beberapa kali menarik rambutnya,,dia benar-benar sakit hati, ternyata keguguran istrinya adalah sebuah tragedi yang sudah di rencanakan oleh ibu nya sendiri

"BAANNNNGGGGSAAAATTT!!!!!"

Dengan sigap Tyo memeluk tubuh putranya ketika Aldo terus memukul lemari kaca hias, hinga membuat tangannya mengeluarkan banyak darah

"Aldo sadar nak, kamu gak boleh mencelakai diri kamu sendiri"

"Mamah jahat pah,mamah tega bunuh anak Aldo"

Tyo semakin mengeratkan pelukannya setelah mendengar suara Aldo yang terdengar begitu pilu, bahkan mata Tyo kini mulai berkaca-kaca menyaksikan begitu menyedihkannya keadaan putranya saat ini

"Aldo,mamah minta maaf nak,. Mamah menyesal sayang,. Tolong maafkan mamah"

Sama seperti Aldo, tangis Sisca kini terdengar di ruangan itu, penyesalan dan takut kini yang di rasakannya, apalagi setelah melihat marah dan kesedihan anaknya, yang baru pertama kali di lihatnya

"Maaf?, semudah itu anda bicara?" MAAF GAK AKAN MENGEMBALIKAN ANAK AKU MAH!!!"

Pak Dadang mengambil kursi yang tergeletak di antara pecahan guci, dan membawanya kembali ke tempat semula, Tyo membantu Aldo untuk duduk kembali di sana, sementara tangannya terus mengusap lembut punggung putranya mencoba menenangkan

"Masih banyak fakta yang harus kamu tau Aldo"

"Maksud kakek?"

"Amy.."

morning mistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang