35

2.6K 260 54
                                    

"Mas Aldo kenapa gus?"

"Tuan Aldo meninggal pak,jasadnya ada di bawah gedung apartemen,dia bunuh diri pak"

Tiba-tiba pak Dadang kehilangan keseimbangannya, handphone nya terjatuh dari tangannya begitu saja, tatapannya menjadi kosong, lurus menatap ke arah depan

"Pak Dadang kenapa?"

Ucap Ashel yang terlihat kebingungan

Pak Dadang pun kini menatap Ashel, dan perlahan air matanya keluar dari kedua sudut matanya

"Mas Aldo non"

"Aldo kenapa pak?"

"Mas Aldo meninggal bunuh diri"

Seperti mendapat pukulan yang sangat keras di dadanya, Ashel tiba-tiba terduduk di atas lantai, tubuhnya melemas begitu saja, bahkan air matanya seperti enggan untuk turun ketika mendengar kabar yang terasa seperti sebuah sambaran petir

"Gak mungkin, gak mungkin.. ALDO!!""

Tiba-tib Ashel terbangun dari tidurnya, matanya terasa berair.. Dia benar-benar menangis dalam keadaan tertidur.. Dan dia barus sadar ternyata kejadian tadi hanya sebuah mimpi buruk

Dia melirik jam dinding, ternyata jarum jam baru menunjukan pkl dua pagi,tiba-tiba dia teringat dengan Aldo yang menunggunya di halte bus..dia segera bangkit dari sofa yang berada di ruang tengah dan mulai berlari menuju ke luar

Suasana terasa sangat sunyi malam itu,satupun tidak ada kendaran yang melintas, namun Ashel tidak menyerah.. kini dia berlari menuju halte yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya

Namun tiba-tiba tubuhnya tersorot lampu mobil dari arah belakang, dan mobil pun berhenti tepat di sampingnya

"Mau kemana neng jam segini?"

Ucap sopir pick up tersebut

"Mau ke halte depan pak"

"Oh yaudah, saya anterin deh kebetulan saya mau ke pasar lewat sana"

Namun Ashel hanya terdiam, dia terlihat sangat waspada

"Gak usah takut, saya gak akan ngapa-ngapain, ayok naik"

Orang yang berada di samping kemudi berpindah,menjadi duduk di belakang di tumpukan sayur,ketika Ashel menyetujui ajakan supir tersebut

"Neng mau kemana jam segini ke halte?"

"Saya mau nemuin suami saya pak"

"Jam segini?emang suaminya pulang dari mana?"

"Dari kanada pak"

"Lha dari kanada nyampe di halte, dia kesini nya naik bus?"

Mobil pun terus melaju, dan tak lama dari kejauhan Ashel benar-benar terkejut ketika melihat sosok yang sedang duduk di halte dengan melipatkan kedua tangannya,.

Mobil pun berehenti tepat di depan Aldo yang masih menunduk

"Makasih pak"

"Sama-sama neng"

Ashel  segera membuka pintu mobil, dan dengan cepat dia memeluk tubuh suaminya, Aldo belum sadar siapa yang kini mendekapnya dengan hangat, namun dari aroma tubuh yang sangat dia kenali,. Dia tau jika istrinya kini yang tengah memeluknya dengan erat

"Jangan tinggalin aku AL"

Suara Ashel terdengar bergetar,. Mimpi buruk itu terasa seperti nyata baginya, dia tidak ingin hal yang sama menjadi kenyataan menimpa suami yang sangat di cintainya

"Shel.."

Aldo pun berdiri dari duduknya, pelukan hangat itu kembali melingkar di tubuh keduanya

"Maafin aku AL, udah buat kamu nunggu di sini"

"Enggak Shel, aku yang harusnya minta maaf,. Aku bahkan akan nunggu lebih lama lagi sampai kamu nemuin aku"

Kini Ashel melepaskan pelukannya, dia menatap wajah suaminya, raut wajah kesedihan terlihat dari sorot mata sembabnya

Dia mengusap lembut pipi Aldo, menghapus air matanya yang kembali turun entah untuk keberapa kalinya

"Jangan nangis AL, aku di sini"

"Makasih, makasih udah mau kembali"

*****

Setelah mandi dan berganti pakaian milik mendiang ayah mertuanya,. Aldo mulai membaringkan tubuhnya dan kembali memeluk tubuh Ashel yang berada di sampingnya

"Aldo ihh.."

Ucap Ashel ketika Aldo terus mencium pipinya

"Gak mau banget kayanya"

"Bukan gak mau, tapi geli kumis kamu mulai numbuh lagi,."

"Tapi aku kangen kamu"

"Ya emangnya kamu pikir aku gak kangen"

"Tapi tadi kamu ninggalin aku"

"Ya karena aku kesel"

"Maaf"

"Kamu mau tau gak alasan aku balik lagi nyamperin kamu ke halte"

"Enggak"

"Ihh.. Aldo"

"Iya sayang iya mau, bercanda doang"

"Karena pas tidur aku mimpi kamu bunuh diri, aku takut mimpi aku jadi kenyataan"

"Ya emang"

"Maksud kamu?"

"Aku berniat untuk bunuh diri Shel, karena bagi aku hidup tanpa kamu udah gak ada artinya lagi, lebih baik aku mati daripada lihat kamu bahagia sama orang lain"

"Aldo"

Ashel pun kembali memeluk suaminya, dia bisa melihat dari sorot matanya, jika Aldo tidak main-main dengan ucapannya

"Jangan pernah berniat ngelakuin itu AL"

"Gak akan Shel, lagian juga aku takut mati"

"Terus kalo takut mati kenapa ada niatan untuk bunuh diri?"

"Iseng"

Ashel pun mencubit pinggang Aldo dengan sangat keras

"Aww.. Sakit Shel"

"Kesel banget tau gak"

"Iya maaf,.Rencana pindah ke swiss kita jadiin ya, mau kan?"

"Iya sayang"

"Bener ya?"

"Iya AL"

"Cincin yang tadi sebenernya dari siapa?"

"Dari Oniel"

"Hahh.. Dari Oniel?, ngapain dia ngasih kamu cincin?"

"Itu cincin hadiah dari snack jagung"

Yang udah nangis pagi tadi maaf bangett🙏awokwowkwok..

morning mistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang