April segera bersiap untuk bertemu dengan bunda. Dengan outfit yang simple, make up yang cukup tipis ia berjalan keluar rumah setelah di kabari oleh taksi online pesanannya. Sesampainya disana, April turun dari taksi online yang di pesan. Hari ini April memilih nurut pada Arion untuk tidak menggunakan motor. April mengetuk rumah yang sangat ia rindukan.
Sambutan hangat dari bunda nya membuat air mata April mengalir dengan deras. Di meja makan telah disajikan semua makanan kesukaan April, sangat kebetulan karena April belum sarapan.
"Gimana hubungan kamu dengan Arion?" Tanya bunda. Mengapa bunda bertanya seperti itu? Seakan-akan bunda tahu kalau April sedang ada masalah dengan Arion.
"Nanti April ceritain ya. Sekarang kangen-kangenan dulu." April sedikit lesu setelah dilempari pertanyaan itu.
"April mau belajar masak sama bunda." Ucap April.
"Wah anak bunda beneran udah dewasa ya! Pasti kamu belajar masak karena Arion?" Tanya bunda. Dan April hanya mengangguk.
Beruntung nya bunda telah belanja semua kebutuhan dapur, jadi mereka tidak perlu ke pasar lagi untuk belanja.
April benar-benar serius dengan niatnya untuk belajar memasak. Ia mencatat semua resep masakan yang bunda nya beri tahu. Sebenarnya bisa saja April membeli buku resep masakan dan mempelajari nya sendiri di rumah, atau bisa juga ia meminta pembantu nya untuk mengajarinya namun April rasa masakan bunda nya adalah masakan paling enak yang pernah ia temui.
"April tau kan bunda dulu dijodohkan dengan papa. Masih sekolah lagi." Ucap bunda.
"Tau, kata papa dulu bunda nakal tapi mental fisiknya yupi dikit-dikit nangis, dikit-dikit sakit." Jawab April, yapp memang benar, saat sebelum masalah menimpa keluarga nya, Papa sering bercerita masa muda nya bersama bunda. Menurut April, bunda adalah wanita hebat yang bisa menaklukkan sifat dingin Papa.
"Papa itu sangat dingin, Bunda hampir menyerah. Papa juga orang yang sangat kasar, dari bunda hamil kamu dan Ariel bunda takut Papa kasarin bunda dan kalian. Bunda takut Papa main fisik pada kalian kalau-kalau kalian nakal tapi syukurlah Papa sangat menyayangi kalian. Semoga Arion orang baik ya, bunda melihat Arion adalah anak yang sopan dan lembut." Ucap bunda sembari mengusap lengan April.
April sedikit tersenyum, ia kira akan mudah menceritakan masalahnya kepada bunda. Namun setelah mendengar bunda sangat memuji Arion, untuk bicara pun rasanya sangat berat karena tidak ingin merusak ekspektasi bundanya.
"April berantem sama Arion." April menelan air liurnya.
"Pernikahan seumur jagung memang sering berantem, entah karena sifatnya yang tidak kita sangka, kebiasaannya yang tidak kita sukai, bahkan beda pendapat karena dua orang asing di satukan dalam satu atap. Itu hal yang wajar kok." Bunda mengusap punggung April dengan sangat lembut membuat April terharu.
"April ingin tidur disini boleh bunda? April gak mau pulang." Ucap April seraya mengusap air matanya.
Bunda menatap April sedu, anak nya di usia semuda ini harus mengalami banyak hal yang bukan waktunya untuk ia rasakan. Di saat anak-anak seusia April haha-hihi, April harus menjaga kesehatan dan kewarasannya.
"April kuat jika nanti bertemu Papa, Ariel, dan Arsel?" Mengingat kejadian sebelumnya, Ariel hampir membuat janinnya pergi.
"Jangan kasih tau mereka. April mau diem di kamar aja." April sudah terbiasa dengan itu. Sebelum menikah pun, hobi April adalah diam di dalam kamar seharian.
"Bunda ikuti keinginan kamu. Selama di sini, kamu tenangi pikiran kamu ya." Bunda menggenggam erat tangan April seolah ikut menguatkan.
Setelah menghabiskan waktu bersama bunda, tidak terasa waktu berjalan sangat cepat adzan Ashar berkumandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
Teen FictionSequel My Beloved Bad girl April dan Arion di jebak, sehingga pada malam itu mereka melakukan hal yang sangat di luar batas. April tidak menyangka akan tumbuh janin di dalam perut nya itu. April gadis dingin turunan dari Ayah nya.Biasanya cowok yan...