14: Nikah

1.5K 86 1
                                    

Dengan gaun seadanya, April di rias oleh sahabatnya sendiri, Zetta. April tidak menangis, ia cukup lelah dengan menangis terus.

"Semangat April, jangan murung ya." Ucap Zetta setelah selesai menyisir rambut April.

Ariel dan Arsel memasuki kamar April. Mereka memeluk April penuh sayang.

"Kalo si Arion jahat, lapor sama gue." Ucap Ariel.

April keluar di tuntun oleh Ariel, ia duduk di samping Arion. Papa Arion juga datang menghadiri pernikahan mereka.

Ijab kabul telah di ucapkan. Saksi mengucapkan sah.

April mencium tangan Arion, Arion mencium kening April.

***

Diva berjalan menghampiri Arion yang sedang merokok di pinggir kolam renang.

"Nanti jangan merokok di depan April ya, April gak suka bau rokok. Bahkan Papanya sendiri tidak merokok. Apalagi April lagi hamil, gak baik." Ucap Diva.

"April itu lemah. Kamu lihat April dari sisi luar itu seperti biasa aja kan? Padahal April itu rapuh, cengeng, gak tersentuh. April beda dari anak-anak lain. Dia gak pernah cerita tentang hidupnya ke Bunda, kecuali tentang Arion selain itu Bunda gak tau apapun tentang hidupnya April saking tertutupnya." Oceh Diva.

"Setelah putus dari kamu, April semakin dingin dan tak tersentuh. Bunda nitip April, jaga dia baik-baik. Dia anak perempuan kami satu-satunya." Ucap Diva. Lalu pergi meninggalkan Arion.

***

Keluarga April telah pulang, April pun telah kembali ke kamarnya setelah makan malam tadi. April menyalakan musik yang menenangkan supaya dirinya bisa tenang.

Namun bukannya tidur, April malah mengidam. Ia menginginkan keju. Akhirnya April keluar kamar, ia berjalan menuju lemari es di dapur. Langkahnya terhenti melihat Arion yang sedang menuangkan air es di tengah gelapnya dapur.

April mengambil keju yang ada di lemari es.

"Udah kaya maling ya." Ucap Arion datar. April mengabaikan Arion, ia kembali ke kamarnya.

Setelah memakan keju, April terlelap.

***

Hueekk

Pagi yang cerah, April tersiksa dengan morning sickness ini. Tidurnya terganggu gara-gara mual. Ia terduduk di samping closet, menangis.

"Sial banget hidup gue." Lirih April kembali memuntahkan isi perutnya.

Di ruang makan Arion menatap layar ponselnya, melihat April berlari ke kamar mandi. Suara mualnya terdengar sampai ke ruang makan. Arion memantau April melalui CCTV yang dipasang tersembunyi di kamar April.

Terlihat April merangkak keluar dari kamar mandi sambil menangis membuat Arion iba. April terlihat sangat tersiksa.

"Bi, antar makanan ke kamar April." Bibi segera mengikuti perintah Arion.

Saat membuka pintu Bibi terkejut melihat April yang terduduk lemas di lantai.

"Astaghfirullah non, sini Bibi bantu." Bibi membantu April untuk berbaring di ranjang.

APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang