Setelah perselisihan di meja makan siang tadi, April belum keluar kamar. Ia masih berusaha menguatkan dirinya menghadapi Ariel.
"Coklat enak kayanya." April ngidam. Aneh bukan? April si pecinta keju kini mengidam sebuah coklat.
"Huh." April menghembuskan nafas, meyakinkan diri bahwa semuanya akan berlalu.
Ia melirik Arion yang sedang memainkan game online. April tidak pernah melarang Arion melakukan hobi nya selagi itu tidak berlebihan.
April melangkah keluar kamar, terlihat sepi. Semua lampu mati kecuali lampu di ruang menonton TV.
Ia berjalan menuju dapur, tujuannya adalah lemari es. Seingat April, biasanya sang bunda sering menyimpan banyak camilan di lemari es termasuk coklat."Nah kan bener." April melihat ada banyak varian coklat ketika ia membuka pintu lemari es.
"Yang matcha aja deh biar gak terlalu manis." April membawa coklat tersebut ke meja makan lalu melahap coklat itu hingga habis tak tersisa.
Tap!
Lampu dapur menyala.
Terlihat tangan Ariel menyentuh saklar lampu sehingga lampu dapur menyala.
Ariel melirik bungkus coklat di tangan April. Coklat Matcha kesukaannya.
"Bangsat itu coklat kesukaan gue!" Ucap Ariel dengan suara rendah menyeramkan.
Mengapa Ariel bisa ada di dapur? Ariel ke dapur bertujuan untuk mengambil coklat mactha miliknya di kulkas, tepatnya yang telah habis di makan April.
"H-hah." April sedikit ketakutan kala melihat mata Ariel melotot.
"Anjing! Pencuri lo! Itu coklat gue!" Teriak Ariel.
"Sorry gue gak tau." April menundukkan kepalanya.
"Anaknya udah di ajarin nyuri ya padahal belum lahir." Ariel senyum sinis.
April mengangkat kepalanya "jangan sembarangan ya lo, gue gatau ini milik lo."
"Pril, lo gak nyesel dengan semua ini? Lo anak pertama, cewe satu-satunya, yang paling kita lindungi. Tapi lo ngecewain kita semua gara anak haram itu!" Ariel mengeluarkan isi hatinya.
"Kalau gue nyesel apa semua bisa balik kaya dulu? Harusnya gue yang tanya sama lo. Apa lo ga merasa gagal melindungi gue sampe gue di hamilin sama Arion? Lo gagal jagain gue ARIEL. Lo, Papah, Arsel KALIAN GAGAL JAGAIN GUE." Teriak April dengan Air mata yang mengalir deras.
Walaupun April dan Ariel bertengkar, tetapi suara mereka tidak akan terdengar oleh Arion yang sedang fokus bermain game, sedangkan Papa dan Bundanya karena semua kamar kedap suara.
"Lo pikir gue seneng hamil kaya gini? Engga Riel. Gue tertekan, merasa di buang sama keluarga sendiri. Kalau bukan Arion dan bayi di kandungan gue yang selalu nguatin gue. Mungkin sekarang kita udah beda alam."
"Oke gini, lo berani caci maki gue, tapi ke Arion? Apa lo berani? Jangan cuma salahin gue, Arion Riel yang bikin gue kaya sekarang itu Arion! Lo gaakan berani, karena Arion temen baik lo. Paling baik, makanya lo cuma bisa sudutin gue sepihak kan?" Teriak April, perutnya terasa sedikit keram. April mengusap pelan perutnya.
"Lo yang bego mau maunya di gituin sama Arion!" Ucap Ariel.
April mengatur nafasnya, sebenarnya tidak baik emosi seperti ini apalagi keadaannya sedang hamil.
"Riel, gue lagi hamil. Please jangan mancing emosi gue, gue gak mau bayi gue kenapa-napa." April memijat keningnya.
"Bodo amat, bagus lah kalo bayi itu mati. Kalo hidup juga dia bakal jadi anak haram bikin malu semua orang." Ariel menunjuk perut April.
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
Teen FictionSequel My Beloved Bad girl April dan Arion di jebak, sehingga pada malam itu mereka melakukan hal yang sangat di luar batas. April tidak menyangka akan tumbuh janin di dalam perut nya itu. April gadis dingin turunan dari Ayah nya.Biasanya cowok yan...