29: Tiga hari

297 11 0
                                    

Arion berlari menuju resepsionis dan menanyakan ruangan April yang tadi di beritahu oleh satpam.

"Disini ruangannya pak, silahkan." Suster meninggalkan Arion tepat di depan pintu yang sedikit terbuka.

Dari posisi Arion berdiri, ia melihat April tengah mengusap-usap perutnya. Sungguh, ini momen yang sudah lama Arion rindukan.

"Assalamualaikum." Tidak sabar lagi, akhirnya Arion masuk ke ruangan April.

April menyambut Arion dengan tatapan dingin dan sulit di mengerti.

"Gue mau jelasin semuanya." Arion paham, April sudah tahu semuanya dari sekretaris nya. Tetapi Arion ingin April mendengar penjelasan langsung dari Arion sendiri.

"Apalagi?" Tanya April dengan nada dingin.

"Gue minta maaf, saat itu gue sibuk dan stress. Itu yang menyebabkan gue marah-marah sama lo." Ucap Arion dengan mata berkaca-kaca.

"Lo lebih takut kehilangan klien lo daripada kehilangan gue, kan?" Tanya April, mata nya menatap ke arah lain.

"Enggak April, gak gitu." Tegas Arion.

"Lagian siapa sih gue, cuma cewe yang gak sengaja lo hamilin. Lo bosen kan sama gue, apalagi sekarang gue jelek semenjak hamil." April tertawa miris, menertawakan nasibnya.

"Lo istri gue, kata-kata lo gak pantas di dengar oleh anak kita." Arion mendekati April, berusaha menggenggam tangannya namun April menolak.

"Pulang ke rumah ya. Gue mohon." Arion menatap mata April dengan air mata yang bertetesan.

April juga menangis, bohong jika ia bilang tidak merindukan Arion. Terlebih lagi, anak-anak di dalam kandungannya sangat ingin di ajak ngobrol oleh Arion.

Arion memeluk April yang tengah menangis, tidak ada kata terucap namun dengan pelukan saja mereka bisa menyalurkan perasaan mereka yang terpendam beberapa hari kebelakang. Pelukan Arion, yang sangat April rindukan. Di rumahnya bunda memang selalu peluk April, namun pelukannya berbeda dengan pelukan Arion. Di pelukan Arion, April merasa aman seolah Arion melindungi nya.

"Ngapain kamu disini?!" Tanya seseorang dengan nada sangat dingin.

Arion melepas pelukannya, dan menoleh ke sumber suara. Papa Davin lah yang ada di belakang nya.

"Arion akan bawa April pulang, tidak seharusnya dia bersama anda." Ucap Arion.

"Bagus, bawa lah. Jika bosan, jangan antar April ke rumah! karena saya tidak akan membuka pintu rumah saya sedikit pun. Beruntung saat itu Diva yang membuka pintu, jadi April bisa masuk." Davin membawa satu tas cukup besar, dan menyimpan nya tepat di depan Arion.

"Ini barang April yang masih ada di rumah saya. Bawalah sejauh mungkin!" Ucap Papa Davin.

"Papa berubah, gak seperti papa yang April kenal dulu!" April teriak.

"Iya saya berubah. Kamu juga berubah, tidak seperti April yang saya kenal dulu." Ucap Papa Davin dengan tajam.

Sebenarnya Paa Davin sangat kecewa dengan kelakuan April. Davin merawat April sepenuh hati tetapi di rusak dalam satu malam oleh Arion. Davin sudah menyiapkan biaya untuk sekolah April hingga ke perguruan tinggi, namun itu semua hanya sebatas rencana. Karena kenyataannya April hamil, usai sudah semua impian Davin melihat anak gadisnya memakai toga.

***

Akhirnya April bisa kembali ke rumah ini bersama Arion. Rumah ternyaman bagi April, tempat April pulang setelah di usir oleh Papa Davin.

April merindukan rumah ini, yang ia tinggali beberapa hari lalu. April di tuntun Arion ke kamarnya. Wejangan dari dokter telah Arion terima dan akan Arion lakukan dengan baik kepada April.

"Dokter bilang lo harus istirahat total." Arion duduk di samping April sembari memijat kaki April yang mulus itu.

"Arion, gue tiba-tiba pengen rawat hamster." April menatap mata Arion.

"Besok gue beliin, sekalian buat temenin lo juga disini biar gak kesepian." Setelah selesai memijat, Arion berbaring di samping April.

"April, dua hari lagi gue ada perjalanan dinas ke Lombok. Gue mau ajak lo tapi dokter suruh lo istirahat total." Arion menunjukkan kepalanya. Ia merasa bersalah meninggalkan April yang seharusnya ia ada di sisi April selama istirahat total.

"Jadi gue di rumah sendiri?" Mata April berkaca-kaca.

"Kalau gue minta bunda lo buat tidur disini, bakal dapat izin gak dari papa?" Sungguh Arion tidak bisa percaya pada siapapun kecuali bunda Diva.

April menggelengkan kepalanya "Jangan, walaupun bunda bisa kesini, pasti ada debat dulu sama papa. Gue udah cukup beban kemarin, gue malah sedih kalau mereka harus berantem gara-gara gue."

"Atau bibi aja ya gue suruh nginap disini? Gue pergi cuma tiga hari kok." Arion menyalakan ponselnya dan segera menelepon pembantu nya itu.

***

Hari ini pun tiba. Hari dimana Arion akan melakukan perjalanan dinas. Dengan mandiri Arion menyiapkan segala keperluan nya sendiri, ia tidak mau April kecapekan menyiapkan barang-barang nya. Seperti biasa, Arion menyiapkan list menu makan untuk April selama Arion tidak di rumah. Arion tidak mau April dan anaknya kekurangan gizi.

Arion melirik April yang masih tertidur lelap di ranjang. Ia sangat tidak tega meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti ini, tetapi pekerjaan nya pun tidak dapat ditinggalkan karena kelalaiannya saat itu. Yap, karena kelalaiannya meninggalkan dokumen penting di rumah akhirnya klien Arion membuat janji ulang di lombok. Jadi, terpaksa Arion menyanggupinya.

"Sayangg." Arion mengelus lembut dan menciumi rambut April.

"Arion lo mau pergi sekarang banget?" Ucap April dengan suara khas bangun tidurnya itu.

Terlalu menggemaskan, Arion mengecup singkat bibir manis April.

"Iya sayang, lo baik-baik disini ya. Kalau ada apa-apa yang bikin lo ga nyaman langsung panggil bibi dan telepon gue." Arion memeluk erat April.

Selepas pelukannya, Arion menunduk untuk mengusap perut April.
"Kalian jangan nakal ya, bantu papa buat jagain mama. Papa pergi sebentar kok." Arion membacakan doa singkat untuj anak-anaknya.

"Gue ikut anterin lo ke bandara ya." Mata April berkaca-kaca. Ia sangat sedih.

"Gak pokonya sampai 3 hari kedepan lo harus tetap di posisi ini, gak boleh turun dari ranjang. Kalau mau ke toilet wajib panggil bibi. Semua ini demi keselamatan lo dan anak kita." Lagi, Arion mencium bibir manis April. Ekspresi April sangat menggemaskan!

"Iya iya, awas lo di sana harus ingat ya lo udah punya istri lagi hamil anak lo. Gue yakin disana cewe nya cantik-cantik seksi lagi. Awas aja!" April sedikit kesal jika membayangkan wanita-wanita diluaran sana.

"Iyaaaa, udah ya gue berangkat dulu. Udah ditunggu sopir di bawah. Bye bye sayanggg." Terakhir, Arion mencium April dengan durasi cukup lama.

"Bibir gue dower lama-lama." April terengah-engah kehabisan nafas. Sedangkan Arion cekikikan melihat ekspresi April.

Arion pergi membawa kopernya, ia menutup pintu kamar.

April merasa Arion lebih romantis dari biasanya. Kurang dari satu jam Arion mencium April sebanyak tiga kali. Apakah karena Arion berpuasa cukup lama?

Kini April sendirian, ia menyalakan televisi dan mulai menonton drakor kesayangannya.

"3 hari yang membosankan."

***

19 april 2024

Minal aidzin wal faidzin ya readers setianya April❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang