Bab 22

332 27 0
                                    

Assalamu'alaikum All, terimakasih karena udah mau baca cerita author, yang mungkin gak seru ya, tapi makasih banget udah dukung author, oke lanjut ke ceritanya.

╔┓┏╦━━╦┓╔┓╔━━╗╔╗
║┗┛║┗━╣┃║┃║╯╰║║║
║┏┓║┏━╣┗╣┗╣╰╯║╠╣
╚┛┗╩━━╩━╩━╩━━╝╚╝
"Reina dan Reiji sudah ku anggap adik
ku sendiri, karena itu
walaupun orang itu Kaisar
atau apapun, berani ganggu
king dan Queen
kami yang akan membalasnya."
Melody kelysha Axel

Reina : "HALO SEMUA!!!" Teriak nya sambil memasuki kediaman Valcke.
Abigail : "Astaga Reina, gak usah teriak teriak."
Reina : "Hehe, maaf bun." Sambil tersenyum.

Sekarang Reina serta ketiga kakak nya, memanggil orang tuanya dengan sebutan ayah dan bunda, bukan mama dan papa lagi.

Reiji : "Ayah mana bun?"
Abigail : "Hm, ayah mu sedang rapat di istana."
Reiji : "Oo." Sambil memakan cemilan.
Abigail : "Gimana sama perang tadi?"
Reina : "sangat meriah, kemunculan kami membuat mereka sangat terkejut, apalagi kaisar." Sambil mengingat raut wajah Kaisar saat di medan perang.
Abigail : "pasti syok tuh."
Reiji : "Tentu dong bun, apalagi Reina memanas manasin kaisar."
Abigail : "Kayak gimana?"

Reiji menceritakan yang terjadi di medan perang, membuat Duchess tertawa.

Abigail : "Kalian tidak urus tuh orang yang menyamar sebagai kalian?"
Reina & Reiji : "Astaga lupa bun." Sambil menepuk jidat.
Abigail : "Ya udah sana."
Reina : "Dadah bun."

Mereka berdua berteleport ke markas, biar gampang dan cepat, sesampainya di markas mereka langsung memakai topeng yang menutupi mata mereka, (kek pokoknya sekitar mata ama mata tertutup lah, tapi masih bisa lihat, paham kan? Paham aja lah ~ Author).

Reina : "Dimana para princess, prince dan jendral?" Dengan nada dingin.
...... : "mereka sedang di ruang kumpul, Queen."
Reina : "Baiklah." Dengan dingin.

Mereka pun menuju ruang kumpul, dan ternyata para sahabat serta abang mereka tengah bersantai disana, tanpa memakai topeng, untungnya ruang kumpul itu khusus mereka, dan hanya mereka yang bisa masuk (kek harus pakai card, tapi versi sihir lah.)

Reina : "Santai bener ya."
Evelyn : "Eh, Queen, king, selamat datang."
Reiji : "Telat, Evelyn Bianca Olivia alias princess lily." Sambil duduk di single sofa.
Evelyn : "Hehe."

Panggil mereka dan julukan :
Reina : Queen El, julukan The Queen of darkness.
Reiji : King Ar, julukan The King of darkness.
Evelyn : princess lily, julukan mawar kegelapan.
Melody : Princess Shasha, julukan malaikat kematian.
Clarissa : Princess Ria, julukan rubah bayangan.
Daniel : prince Niel, julukan pedang bayangan.
William : prince Liam, julukan rubah bertopeng.
Keinan : prince Ein, julukan pemanah malam.
Felix : prince En, julukan jubah merah darah.
Zean : jendral Dirga, julukan penebas malam.
Niko : jendral Willy, julukan pisau beracun.
Rian : prince Leo, julukan harimau berdarah dingin.
Reza : prince R
Rezi : prince Z

Setiap julukan melambangkan keahliannya masing-masing. Evelyn si mawar kegelapan, dia memiliki elemen alam, dan dia selalu memakai racun mawar hitam untuk membunuh musuh, hitam melambangkan kegelapan sebab itu dia di panggil mawar kegelapan. Melody si malaikat kematian, memiliki suara yang anggun tenang, dan damai ketika berhadapan bersama musuh, tapi suara itu tercampur dengan sihir musik, yang mengakibatkan musuh tewas, suara anggun seperti malaikat namun bisa membunuh siapa saja. Clarissa si rubah bayangan, selalu memakai topeng rubah, dan membunuh musuh sangat cepat dan tidak di prediksi seperti bayangan. Daniel si pedang bayangan, sama seperti Clarissa, tapi Daniel lebih ke terbuka, yaitu langsung menyerang musuh, serangannya pun bisa membunuh musuh dengan cepat. William si rubah bertopeng, sama seperti Clarissa, membunuh musuh dengan memakai topeng rubah dan William sangat licik seperti rubah. Keinan si pemanah malam, dia memanah tanpa suara dan tepat sasaran. Felix si jubah merah darah, berbeda yang lain yang memakai jubah hitam, Felix selalu memakai jubah merah darah, dan senjatanya? Dia memakai darah para musuh untuk di jadi racun dan di pakai saat peperangan. Zean si penebas malam, seperti Keinan, namun Zean memakai pedang, dan menebas musuh tanpa suara dan sunyi. Niko si pisau racun, bukan hanya perkataannya yang menjadi racun, tapi senjata senjatanya memiliki racun yang mematikan. Dan Rian si harimau berdarah dingin, bisa membunuh musuh kapan saja dan tidak peduli dia siapa, seperti harimau yang tak kenal takut walaupun itu raja hutan sekali pun.

Oke back to cerita.

Zean : "Jadi gimana ama tuh mangsa?"
Reiji : "Tentu jatah kami lah."
Reina : "Berani nya mereka menyamar sebagai aku."
Clarissa : "Asyik, nonton live nih."

Mereka pun menganggukan kepala, dan kemudian menuju ruang penyiksaan, yang ternyata sudah ada dua orang yang terikat di sana, para sahabat, dan abang angkat Reina, Reiji, sudah duduk di balik agak jauh.

Reina : "Ambilkan pisau."
...... : "Ini Queen." Sambil memberikan pisau.
Reina : "let's pay game, baby." Sambil menyeringai.

Reina mendekati perempuan yang mirip dengan nya sambil membawa pisau, perempuan itu ketakutan, namun Reina tidak memperdulikan nya.

Reina : "Beraninya menjadi aku untuk menipu papa ku, tangan ini seperti nya akan ku hias." Sambil menggores tangan nya.
...... : "Sakit Queen." Lirih.
Reina : "Hahahaha, sakit ya? Lebih sakit mana jika kami tidak datang, dan papa kami percaya, dan ternyata kalian adalah palsu hah." Menjambak rambut nya.
...... : "a-ampun Queen, saya."

Plak

Satu tamparan menggunakan pisau, membuat pipi perempuan itu tergores.

Reina : "Tidak ada ampun untuk mu." Dingin.

Reina langsung menggores pipi perempuan itu, dan membuat perempuan itu merintih kesakitan.

Rezi : "Princess sangat psikopat ya, sifat nya gak pernah berubah walaupun dua kehidupan."
Reza : "Kek gak tau Queen aja kau, Zi."
Zean : "Tapi syukurlah, sifat psikopat mereka tidak pernah hilang."
Evelyn : "Queen dan King? Kupikir tidak akan pernah memanggil mereka dengan sebutan itu, tapi ternyata."

Back to Reina.

Reina : "Muka ini, kau samarkan sebagai aku, dan mata ini mirip dengan ku ya?"
...... : "ma-aafkan sa-ya." Lirih.
Reina : "Aku males main, to the point aja." Langsung menebas kepala perempuan itu.

Reina langsung duduk di kursi yang berada di tengah tengah sahabat dan abang abang nya.

Reina : "Giliran mu, Arcel."
Reiji : "Woke El."

Reiji menghampiri seorang laki-laki yang memiliki wajah yang sama seperti Reiji.

Reiji : "Sudah lama aku tidak menyiksa orang."

Tak

Tak

Tak

...... : "Arghh!!!"

Jari jari nya di potong oleh Reiji, bukan itu saja, Reiji juga memotong pergelangan tangan laki-laki itu, dia pun menggores gores pipi dan lengan.

Reina : "Arcel, El bosan 😕."
Reiji : "Ya udah, Arcel bunuh orang ini dulu ya."

Reina hanya menganggukan kepala, Reiji langsung mengambil kapak, dan menebas kepala orang itu. Setelah itu menghampiri para sahabat, adik dan abang nya.

Niko : "Mandi dulu sana, ganti baju."
Reina & Reiji : "Siap bang." Sambil lari keluar.

Zean : "Gue gak nyangka kalau mereka langsung bertemu dengan keluarga mereka."
Reza : "Mau bagaimana lagi? Keluarga kekaisaran adalah keluarga kandung mereka disini."
Evelyn : "tapi aku tidak akan tinggal diam kalau mereka menyakiti Queen dan King."
Melody : "Aku juga."

Disisi lain si kembar.

Mereka kini sudah siap, memakai pakaian santai, dan duduk di sofa sambil memakan cemilan, tak berapa lama kemudian para abangnya datang bersama dengan sahabat mereka.

Reina : "Oh ya, kalian udah kasih belum ramuan kepada pangeran kedua?"
Daniel : "Udah Queen."

Lixue : "Reina gawat!!"
Reina : "Uhuk uhuk." Tersedak dan kaget.
Reiji : "Spirit gak ada akhlak datang tiba-tiba."
Lixue : "Maaf maaf."
Reina : "apanya yang gawat lixue?"
Lixue : "Pangeran kedua kritis."

Tbc

Transmigrasi si kembar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang