Bab 13

490 32 0
                                    

Arien : "abc." = Telepati
Arion : "abc." = Batin

╔┓┏╦━━╦┓╔┓╔━━╗╔╗
║┗┛║┗━╣┃║┃║╯╰║║║
║┏┓║┏━╣┗╣┗╣╰╯║╠╣
╚┛┗╩━━╩━╩━╩━━╝╚╝

"Arion selalu melindungi ku, tapi aku tidak bisa tinggal diam di saat saudara kembar ku di sakitin, aku akan selalu menjadi busur panah yang akan melindungi Arion dari jauh."
Arien Greselda Rezata

Semenjak kejadian itu, sikap Arien dan Arion berubah menjadi 360°, mereka yang biasanya senyum dan ramah kepada anggota kekaisaran, kini menjadi dingin, dan mulai berbicara formal dengan mereka, dan tahun demi tahun berlalu, kini mereka berdua sudah berumur 10 tahun. Dan sekarang mereka tengah sarapan dengan anggota keluarga kekaisaran.

Ryan : "Arion, Arien, kalian tidak ingin merayakan ulang tahun?"
Arien : "Tidak." Dengan nada dingin.
Raffael : "Arien, Arion, kalian kenapa?"
Arion : "Tidak usah berpura-pura akrab dengan kami, pangeran kedua."

Sedangkan Arien? Dia hanya menikmati makanannya hingga tak tersisa.

Arien : "Saya sudah selesai, ayo Arion." Dengan nada dingin.

Arion menganggukkan kepala, dan kemudian mereka berdua pergi meninggalkan ruang makan.

Ryan : "Arion, dan Arien kenapa ya?"
Azekiel : "Mereka berubah selama 5 tahun ini."

Sedangkan Raffael, dia menatap sendu si kembar, karena dia sudah tau apa masalahnya.

-∞00∞-

Di kamar Arion dan Arien, mereka tengah menyusun rencana untuk kabur dari istana, namun..

Tok tok tok

Buru buru mereka menyimpan kertas rencana mereka itu, dan pintu terbuka, yang ternyata adalah Raffael.

Arien : "Ada apa?" Dengan dingin.
Raffael : "Kalian mendengar itu? 5 tahun yang lalu?"
Arion : "Kalau kami jawab iya, kenapa? Anda akan bunuh kami? Anda akan melaporkan nya kepada baginda?"
Arien : "Jujur, hati kami menolak untuk mempercayai ini, tapi kebenaran sudah kami ketahui, berhenti berpura-pura pangeran." Dengan nada dingin.
Raffael : "Maaf."
Arion : "Kata maaf Anda tidak bisa memulihkan keadaan, andai waktu itu anda tidak membawa kami kesini, kami pasti sudah ada di istana dingin, lebih baik kami di siksa daripada hidup di antara orang yang akan membuang kami."

Sakit? Ya itu yang mereka rasakan, di balik wajah datar mereka, mereka masih menyimpan kesedihan, mereka berusaha untuk tidak percaya namun, mereka sudah mendengar tentang itu, membuang kebencian di dalam hati mereka.

Raffael : "Tapi..."
Arien : "Pergi." Dengan nada dingin.
Raffael : "Arien?"
Arien : "SAYA BILANG PERGI!" Teriak.
Arien : "Saya menyesal mempercayai kalian semua!" Menangis.
Raffael : "Arien, Arion, dengarkan dulu." Ingin menghampiri si kembar.

Namun sebuah pedang tepat di leher Raffael, membuat nya berhenti, yang ternyata adalah Lixue yang menodongkan nya.

Lixue : "Arien sudah menyuruh mu untuk pergi bukan?" Dengan nada dingin.
Raffael : "Kau."
Lixue : "Jika kau masih mendekati mereka, pedang ini yang akan membuat kepala mu melayang."
Rael : "Berani kau menodong senjata kepada Raffael?!" Ingin menyerang Lixue.

Namun berhasil di tahan oleh blaze.

Arien : "jangan pernah menyakiti pelindung ku!" Dengan nada dingin dan tegas.
Arion : "Blaze, cukup!"
Blaze : "Ckk, untung kali ini kau." Natap sinis Rael.
Arien : "Lixue, turunkan pedang mu."
Lixue : "Baik rin."

Arien : "Silahkan pergi dari sini, yang mulia."
Raffael : "Baiklah, jika itu mau kalian."

Raffael pun memutuskan untuk pergi dari kamar si kembar, begitu pula Rael.

Arien : "sudah 5 tahun berlalu, kapan kita pergi?" Natap Arion.
Arion : "Aku menunggu waktu yang tepat."
Blaze : "Kalau kalian mau, kami bisa membantu kalian."
Arien : "Bagaimana?"
Blaze : "Membuat kalian menghilang."
Arion : "Kalau begitu, besok malam kita akan pergi."

Mereka bertiga hanya mengangguk setuju. Keesokan malam nya, mereka telah siap, tak lupa Arien, dan Arion memakai jubah agar tidak di kenalin, Lixue dan Blaze membuat mereka tidak terlihat, dan akhirnya bisa keluar istana dengan selamat.

Arien : "Selamat tinggal istana, selamat tinggal rumah, dan selamat tinggal, papa, dan kakak kakak." Sambil menatap istana matahari.
Arion : "Papa, kak Azekiel, kak Raffael, kak Ryan, maaf, dan selamat tinggal." Sambil menatap istana.
Arion : "Ayo, Arien."
Arien : "Iya." "Papa, dan kakak kakak semuanya, sekarang kami bukan lagi pangeran dan putri kekaisaran." Sambil memakai kembali tudung jubah.

Mereka berempat pun pergi menuju kediaman Count Andreas, yang ada di ibu kota, sesampainya disana, terlihat dua orang sudah menunggu mereka.

Arion & Arien : "Bang Reza, bang Rezi?!" Teriak mereka.
Reza : "Halo twins." Memeluk si kembar.
Arien : "Hiks, kami kangen abang, kami pikir gak bisa ketemu dengan abang."
Rezi : "Ya, itu semua berkat si niko."
Reza : "Lebih baik kita masuk."

Mereka pun masuk ke kediaman, yang ternyata sudah ada orang orang yang dari kehidupan si kembar dulu.

Arien & Arion : "Ka-Kalian?"
...... : "Niko yang memberi tau kami, kami sebenarnya tidak percayalah ada portal, eh, ternyata memang ada, yang kami bisa berada disini."
Arien : "Momy."
Momy : "Halo Alexa, bagaimana kabar mu?"
Arion : "Sangat buruk."
Arien : "Heh, Momy nanya ama aku ya."
Arion : "Mewakili doang."

Sedangkan di istana, terjadi keributan karena pangeran keempat dan putri yang tak lain adalah Arion dan Arien menghilang.

Kaisar : "Cari mereka!"

Tbc

Transmigrasi si kembar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang