❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Hari ini Ae membawa bekal, malas dia pergi ke kantin, takut dibully lagi seperti kemarin. Dia bisa saja membalas, tapi sayang bully-an mereka tidak berbentuk fisik, jadi susah membalasnya.
Ae makan siang di rooftop kampus, sepi dan hanya ada dia sendiri di sana sehingga dia bisa makan siang dengan tenang di sana.
Dia duduk manis seraya menikmati makanannya. Dia tatap langit siang yang berwarna biru terang. Tapi dia mengalami kesulitan saat membuka tutup botol, padahal dia keselek.
Tiba-tiba saja ada yang merebut botol minumannya.
Tak!
Sekarang tutup botol tersebut sudah terbuka, dan segera dia berikan kepada Ae yang tak berkedip menatap dia yang kini sudah mengambil posisi duduk di samping Ae.Segera dia ambil botol minuman tersebut, dan segera dia teguk isinya. Sang pria hanya menatap dia yang lagi minum, kemudian tangannya bergerak membenahi poni Ae. Dia juga sempat melirik kotak makanan Ae yang berada diatas pahanya.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud merendahkan mu! Aku hanya kesal dan marah. Habis kamu mempertontonkan kaki indahmu kepada yang lain!" Terang dia begitu saja kepada Ae yang sudah selesai minum.
"Kenapa senior tidak suka?"
"Karena aku cemburu!" Ucap Meen terdengar tidak susah mengatakan itu, padahal kenyataannya sungguh susah bagi dia untuk berkata begitu.
Mata Ae mengerjap-ngerjap tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Meen cemburu? Kok bisa? Memangnya Meen menyukai dia? Pikirnya dalam hati, namun segera dia tepis. Jika memang Meen menyukai dia, kenapa Meen membatalkan perjodohan itu dan berkata sudah menemukan tambatan hati.
Ae kembali melanjutkan acara makan siangnya seraya berusaha mengabaikan Meen.
"Pakai ini, nanti biar aku yang menjelaskannya kepada panitia kenapa kamu memakai celana panjang!" Ujar Meen sembari memberikan Ae celana training panjang hitam. Baru dia beli tadi di minimarket kampus.
Lagi-lagi mata cantik Ae mengerjap-ngerjap, namun tetap dia ambil celana training pemberian Meen, kemudian dia masukan kedalam tas. Nanti dia pakai begitu dia selesai makan.
"Ini kenapa?" Meen baru sadar ada memar di lutut Ae.
Ae segera melirik arah tangan Meen yang sudah mengusap lututnya.
"Tadi ada yang menyandung kakiku!" Cerita Ae selalu jujur dan dia ingin melihat reaksi Meen dan ingin tahu juga apa yang akan Meen lakukan kepada pria yang sudah membuat dia terjatuh.
"Siapa yang sudah melakukannya?"
"Pria yang mengambil papan namaku!" Jawab Ae kemudian memasukkan potongan ikan salmon kedalam mulutnya.
"Sudah aku obati, jadi senior tidak perlu khawatir!" Ucap Ae gugup sebab tiba-tiba saja Meen menggendong dia dengan ala bridal, dia ingin membawa Ae ke UKS. Untung Ae cekatan sehingga bekal makanannya tidak jatuh.
Meen terdiam di sela tatapannya nan terkunci pada mata cantik Ae. Bibir pink soft itu ingin sekali dia cium.
Belum sempat Ae bicara, Meen sudah menurunkan dia serta mendudukkan dia di tempat tadi.
"Sejak kapan kamu di bully? Dan kenapa kamu di bully?" Sungguh Meen tidak tahu kenapa Ae bisa menjadi korban pembullyan.
"Aku di bully setelah kejadian papan nama itu, aku dibully karena senior menganggap akulah penyebab mereka di jatuhi hukuman," Jelas Ae menatap langsung manik tegas Meen yang duduk jongkok di hadapannya.
Cup!
Meen mengecup punggung tangannya, "Lain kali, jika ada yang membully mu, segera katakan kepadaku! Paham!"Ae mengangguk nan bersemu merah wajahnya apalagi Meen memegang kedua tangannya. Namun begitu dia ingat dengan kejadian yang telah berlalu, segera dia lepaskan tangannya dari pegangan tangan Meen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
FanficSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...