39 : Fire

103 26 21
                                    

"Meen, kamu nyadar gak sih kalau akhir-akhir ini AE obsesi denganmu, di mana ada kamu, di situ pasti ada dia." Ucap Mangkorn mereka lagi di kafe depan kampus, berteduh dari hujan yang deras.

Ada Kimmon, Freen, Sammy dan Anan juga di sana.

"Gak, perasaan mu aja kali." Mana mungkin Meen percaya kalau AE obsesi dengannya. Ini saja setelah kejadian *tujuh hari yang lalu, dia tidak pernah lagi mengirimi Meen pesan.

*Kejadian di Mall.

"Yakin?" Satu kata dari Freen dengan alis mata yang naik turun sambil makan marshmellow.

"Yakin. Emang kenapa?"

"Gak kenapa-kenapa sih, hanya saja bagiku dia manusia yang cukup aneh. Kemarin-kemarin dia menolakmu, tapi kini dia mengejar-ngejar mu. Kek gak punya harga diri gitu." Mulut Freen emang selalu kasar.

"Bagiku dia terlihat normal, lagipula gak ada salahnya mengejar orang yang kita suka." Tampik Sammy memang selalu berbeda pendapat dengan Freen.

"Tapi kita kan gak tahu sifat aslinya gimana, dan jangan sampe Meen kena perangkap nya," Tukas Mangkorn tidak ingin Meen kenapa-kenapa tanpa tahu kalau di sini Meen lah yang sedang bersandiwara untuk mendapatkan AE.

"Apaan orang kek gitu mustahil! Baik gitu anaknya. Coba deh kamu ngomong sama anaknya, dia sopan banget dan sangat menghormati orang yang lebih tua dari dia." Anan yang sudah pernah bicara dengan AE.

"Yee... Kamu gak tau sih selicik apa cowok yang punya jiwa obsesi buat dapetin apa yang dia mau." Sarkas Freen sepertinya AE sangat buruk di matanya.

"Emang selicik apa manusia yang obsesi pada seseorang?" Sammy penasaran begitu pun dengan Kimmon dan yang lainnya.

"Liat aja nanti, lama-kelamaan dia bakalan ketauan juga."

"Kenapa kamu bisa seyakin itu?" Pemilik suara ini Kimmon seraya menatap Meen dengan heran. Dia heran kenapa Meen tidak marah ketika Freen menjelek-jelekkan AE di depan matanya.

"Dulu, aku pernah satu sekolah sama orang yang obsesi pada seseorang. Dia melakukan segala cara untuk mendapatkan orang tersebut sekalipun harus menyakiti orang-orang yang berada di sekitar orang yang dia sukai."

"Kau membicarakan diri sendiri?" Tukas Sammy auto ditatap mematikan oleh Freen.

"Bodoh amat lah, intinya sekarang rencana ku sukses buat dia ngejar-ngejar aku lagi." Meen tidak peduli.

"Mungkin, tapi kamu harus tetap berhati-hati Meen. Secara dia anak dari Perth Tanapon." Mangkorn mengingatkan Meen.

"Bener, kamu harus jaga diri baik-baik jangan sampe kamu sekeluarga hilang bak ditelan bumi. Kamu tahu sendiri kan, keluarga Shukumpantanasan itu punya hukum sendiri untuk mengeksekusi orang-orang yang tidak dia suka. Mereka itu mavia berkedok pengusaha." Tambah Freen setuju.

"Iya aku setuju. Sebisa mungkin jangan sampai kamu nyakitin perasaannya AE. Jika dia suka sama kamu, mending kamu nurut aja daripada kamu kehilangan nyawa. Lagian keluarganya kaya raya, jadi hidupmu pasti terjamin aman jika menikah dengan dia. Seperti Mark Siwat, suaminya Perth Tanapon." Sambung Mangkorn entah ada masalah apa dia dengan keluarga Shukumpantanasan sehingga tak ada baiknya mereka dimatanya.

Selagi mereka asyik memberi wejangan pada Meen, ternyata dari awal mereka bicara sampai sekarang, hal itu terdengar jelas di telinga AE yang kebetulan lebih dulu berada di sana bersama Yai dan Jiroo.

Mungkin karena itulah sejak tadi Anan menyenggol Mangkorn dengan sikunya, dia bahkan menginjak kaki Meen tadi. Tak hanya itu, dia bahkan sudah memberi Freen bahasa isyarat untuk segera berhenti bicara' yang tidak-tidak tentang keluarga Shukumpantanasan. Tapi sayang, seperti apapun dia memberi mereka kode, tidak ada yang mampu memahaminya.

Only You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang