Seminggu kemudian...
Begitu kegiatan club basket selesai, Meen tidak langsung pulang. Dia, Mangkorn, Ja, Joong dan Saint pergi ke restoran tuk makan malam. Ja yang ngajak mengingat orang tuanya masih diluar kota, sehingga dia enggan pulang karena tidak ada siapapun di rumah yang bisa dia ajak tuk makan bersama.
"Meen!" Panggil Mangkorn kemudian dia menyendok Jajangmyeon nya.
"Hmmm, apaan?" Jawab yang punya nama setelah menelan sesendok Sundubu Jjigae.
Saint memesan Bulgogi dan ttokpokki, sementara Ja memesan Jjampong dan Joong memesan Bibimbap dan Kimbap.
"Gimana hubunganmu dengan Ae? Ada kemajuan," Kepo Mangkorn. Kalau sudah ada kemajuan, dia ingin meminta bantuan AE tuk mendekati Yai.
"Iya penasaran sama status kalian sekarang," Imbuh Saint ikut-ikutan.
"Bener, mengingat kau mati-matian melindungi dia dari kejaran mahasiswa mahasiswi fakultas Teknik." Tambah Ja juga penasaran mengenai hubungan Meen dan AE.
"Setuju, apalagi gara-gara dia kau sampai tidak melihat ketulusan cinta adikku." Sambung Joong ikut memojokkan Meen.
"Lah, kalian pada kenapa sih kepo banget sama hubunganku, heran deh." Sewot Meen merasa terganggu dengan pertanyaan itu.
"Bukan kepo, tapi biar kita tahu kamu itu pacaran sama siapa. Kita itu gak mau tiba-tiba kamu nangis karena seseorang yang tidak kami ketahui identitasnya." Jelas Ja di setujui oleh yang lainnya. Mereka bahkan mengangguk.
"Kamu itu udah seperti adek nya kita, jadi kita ya kurang terima aja kalau kamu di sakitin oleh seseorang," Sekarang Mangkorn yang berbicara. Dari segi usia, Mangkorn memang lebih tua dari Meen setahun. Tapi dari segi fisik, Meen paling tinggi diantara mereka.
"Ulu-ulu, so sweet banget si kalian. Tapi tunggu dulu, adek apaan hah? Diantara kita berlima, hanya kau seorang yang sudah uzur bangkotan Mangkorn," Sewot Meen tidak mau dianggap paling kecil diantara mereka.
"Bahkan diantara kalian, aku yang paling tinggi dan paling tampan." Tambah Meen dengan bangga yang di liputi oleh aura kesombongan.
Saint dan yang lainnya menatap jengkel pada Meen yang kelewat percaya diri. Pertengkaran seperti ini sudah biasa terjadi di antara mereka tanpa peduli tempat.
"Dari mana kepercayaan diri tiada tara itu datangnya Meen? Paling tinggi diantara kita emang bener, tapi gak paling tampan juga. Aku yang paling tampan di sini." Tampik Ja setelahnya kepalanya di geplak oleh Mangkorn.
"Kepedean sekali anda, tidak lihat di sini ada cowok paling tampan di dunia." Sungguh bukan main narsisnya Mangkorn yang naik hidung mancungnya.
"Kalian pada gila ya, gak malu apa ngaku-ngaku ganteng. Sadar, saat ini cowok paling tampan di dunia itu ditempati oleh Kim Taehyung. Kalian mah, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dia." Jengah Saint pada kelakuan narsis teman-temannya.
"Sudah, bagi saja sama banyak. Itu aja kok repot." Tukas Joong tetap memakan makanannya dengan santai.
"Well, kembali ke topik utama. Terus gimana hubunganmu dengan Ae, udah ada kemajuan?" Sepertinya Mangkorn sangat penasaran mengenai hal itu
Meen menggeleng seraya mengunyah makanannya, wajahnya berpias kesenduan yang membuat teman-temannya saling melempar pandang.
Baru saja mulut Saint terbuka untuk bertanya, ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Permisi," Pinta dia sopan, sontak mereka pun menoleh menatap pria cantik putih tinggi itu yang ini tersenyum manis.
Kecantikan pria itu mampu menyihir Joong yang kini terpesona dengan kecantikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
Fiksi PenggemarSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...