Esok paginya ketika Ae sampai di kampus, banyak dia jumpai selebaran mengenai dirinya yang seorang pria penghangat ranjang. Selebaran ada yang menempel di sepanjang koridor menuju setiap jurusan, ada juga yang bertebaran di halaman serta di tempat lainnya.
"Oh my God! Apa-apaan ini?" Umpat Yai tidak terima, segera dia lepas selebaran tersebut. Sedangkan Ae segera pergi ke kelas Ping, di ingat Ping itu dari jurusan teknik. Dia sangat yakin kalau Ping lah pelakunya.
Dia meninggalkan Yai begitu saja dan Yai juga tidak sadar Ae pergi. Sebab dia sedang sibuk melepas selebaran tersebut sambil menelepon Jiroo, dia ingin Jiroo memanggil anak-anak kedisiplinan untuk membantu dia membereskan kekacauan ini.
Cukup lama Ae mencari kelas Ping, dan begitu ketemu, dia langsung masuk serta langsung menghajar Ping yang lagi bercengkrama dengan teman-temannya yang sepertinya mentertawakan perihal selebaran di tangan mereka.
Bugh!
Ae kembali memukul wajah Ping yang sudah jatuh tersungkur ke lantai. Jerit suara Mahasiswi mulai semakin memekakkan telinga saat Ae menghajar Ping bertubi-tubi. Ae tidak bisa dilarai, sebab setiap orang yang ingin melarai mereka maupun yang membantu Ping, pasti dia hajar. Anak sabuk hitam di lawan. Habis kan mereka."Jika setelah ini kamu masih bermain-main denganku, akan aku
ukir tubuhmu agar tampak indah!" Ini bukan ancaman maupun peringatan, tapi pasti akan dia lakukan. Ae tidak selemah itu, dia diam bukan berarti dia takut. Dia hanya kasihan dengan mereka.Setelahnya dia ludahi Ping yang sudah tidak sadarkan diri. "Apa salah Ping sampai kau menghajarnya?" Pekik salah satu teman Ping.
"Diam kau jalang! Dan untuk kalian semua, jika setelah ini kalian masih mengusikku, maka jangan salahkan aku menghancurkan hidup kalian!" Kata Ae kepada anak cowok teknik yang sudah terkapar di lantai. Hari ini Ae masih berbaik hati, buktinya tak satupun diantara mereka yang patah tulang. Mengenai Ping, entahlah!
Namun masalah ini tidak berakhir disini, sebab mereka tidak mengindahkan peringatan Ae. Mereka pikir itu hanya gertakan tak berarti. Selain itu, anak teknik itu solid, jika salah satu diantara mereka dihajar, maka yang membalas satu fakultas.
Selagi Meen memungut selebaran tersebut bersama mahasiswa mahasiswi kedisiplinan, Anan datang tuk memberi kabar perihal Ae yang bertengkar dengan anak-anak dari fakultas Teknik.
"Lalu bagaimana keadaan dia? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Meen cemas seraya menghubungi Ae, tapi tidak bisa sebab nomor dia masih Ae blokir.
"Ae nya baik-baik saja, tapi Ping berakhir di rumah sakit. Dan sekarang anak-anak mau memberi pelajaran kepada Ae sebab dia sudah menghajar Ping tanpa tahu apa salahnya," Jelas Anan dia tidak mau seperti kejadian dua tahun yang lalu, dimana anak-anak jurusan teknik baku hantam dengan anak-anak IT, bahkan ada yang cacat permanen.
"Ae tidak mungkin menghajar dia jika dia tidak mengusik duluan?"
"Mungkin, tapi perasaan Ping tidak pernah menganggu Ae..."
"Tidak pernah dengkulmu, kemarin saja dia menganggu Ae..." Sarkas Meen resah, dia takut Ae kenapa-napa. "Aku pergi dulu ya!" Ucap Meen ingin menemui Ae, kemungkinan sekarang Ae di kelas mengingat mata kuliah pagi sudah dimulai.
Belum sampai dia di kelas Ae, masih dalam perjalanan. Dia bertemu dengan Ae, sepertinya Ae dari kantor rektor kampus. Lalu bagaimana dengan Yai, dia lagi sibuk. Sibuk mengurus pelaku penyebar selebaran dan sekarang dia harus pergi ke rumah sakit untuk mengurus Ping bersama dekan, Mangkorn dan Freen.
"Aku dengar kamu berkelahi, apa kamu baik-baik saja?"
"Jangan sok peduli!" Balas Ae kasar.
"Aku memang peduli, sini aku obati," Respon Meen saat melihat ada luka memar di pipi Ae.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
Fiksi PenggemarSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...