"Jawab pertanyaanku?" Tandas Meen bernada cukup tinggi.
"Pacarku banyak? Kenapa? Senior mau jadi salah satu dari sekian banyak pacarku? Boleh, mumpung masih ada slot kosong!" Balas Ae ikut emosional. Baik dia maupun Meen, mereka saling bersitatap tajam. Sudah saling emosi. Ditambah mood Ae sudah memburuk sejak tadi pagi. Dan Meen dengan cemburu butanya.
"Boleh, asalkan kau belum pernah di raba-raba sana-sini! Tapi jika sudah pernah, najis!" Jawab Meen emosional, tidak tahu dia perkataannya sungguh kurang ajar.
"Dan sayangnya aku sudah pernah di raba-raba, jadi sayang sekali, kita tidak bisa pacaran!" Ae memperlurus perkataan Meen, persetan dia dengan tanggapan mahasiswa mahasiswi lain tentang dirinya. Toh mereka sudah berpikir buruk tentang dirinya, bahkan tadi saja dia mendapatkan surat ancaman dengan kata 'jalang.
Mana mungkin Ae pernah di raba-raba, keluarga dia sangat menjaga baik dirinya. Ciuman pertama dia saja dengan Meen.
"Jadi kau benaran seorang jalang?" Yang nyambung kurang ajar ini Ping, dia suka Meen dan Ae bertengkar.
Dari perkataan Ping, Ae bisa mengambil kesimpulan, kalau Ping lah yang mengirim surat ancaman di lokernya. Awas saja, tunggu saja pembalasannya.
"Lalu apa hubungannya denganmu jika aku seorang JALANG? Kau takut aku menggaet keluarga mu? Tapi maaf saja, keluargamu tidak level denganku. Kaum jelata soalnya!" Ae dengan kata-kata kasarnya. Meen terabaikan, kesal Ae jika melihat Meen. Lagipula dia harus bikin perhitungan dengan pria cantik di hadapannya ini. Gak ada hujan, gak ada badai, petir dan kilat pun tidak ada. Tapi dia malah ikut campur kek es campur.
"Aku tidak menyangka kampus internasional begini menerima seorang jalang, atau jangan-jangan kamu main dengan pemilik kampus, makanya kamu diterima, hembn?" Balas Ping merendahkan Ae kemudian dia bermaksud mendorong Ae tapi Ae keburu mengelak sehingga Ping jatuh dengan tidak elitnya.
Ae tidak peduli, dia langsung pergi begitu saja dari sana, mengabaikan tatapan mata yang memandangnya dengan berbagai macam tatapan.
Tentu saja Meen segera menyusul Ae, dan itu terkejar. Dia raih pergelangan tangan Ae sehingga mau tidak mau langkah kaki Ae terhenti.
"Apa benaran kamu pria murahan?"
Tadinya Ae berpikir kenapa Meen menyusul dia, ehh tahu-tahunya malah bertanya hal laknat begini. Sekalipun itu untuk memastikan, tetap saja Ae tersinggung.
Ae menarik kasar tangan dia dari genggaman tangan Meen sampai membuat tangannya memerah.
"Bukan urusan senior!" Jawab Ae tidak berniat menjelaskan apapun kepada Meen, dia sudah terlanjur kesal. Kemudian dia segera melanjutkan langkah kakinya tapi kali ini Meen menghentikan langkah kakinya dengan cara dia berdiri di hadapan Ae.
"Memang bukan urusanku, tapi aku ingin tahu?"
"Memangnya senior mau apa kalau sudah tahu? Ingin mengata-ngatai aku? Atau ingin membooking aku, sorry bayaranku mahal!" Meen yang duluan berpikir kalau dia itu murahan, jadi apa salahnya dia mempermainkan Meen.
"Memangnya berapa harga kamu supaya aku bisa memakai mu?"
"Jadi kau benar-benar berpikir aku seorang pelacur? Sebenarnya seberapa buruk aku di matamu?!" Maki Ae memerah wajahnya karena marah, air mata pun mulai menganak di sudut matanya. Dia mengepal kedua tangannya karena bukan main marahnya. Pria yang dia sukai menganggap dia sebagai jalang.
"Kan kau sendiri yang berkata kalau kau seorang..."
"CUKUP!" Potong Ae kini berderai air matanya menatap Meen.
Meen tercenung, bisa-bisanya dia membuat Ae menangis. Padahal tanpa dia tahu, Ae sering menangis karena dia. Oleh karena itulah baik Noah, Pinnara maupun orang tua Ae, mereka sudah memasukkan Meen kedalam daftar hitam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
ФанфикSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...