"Abang, ayo main hujan-hujanan!" Ajak si bocah antusias kepada prianya yang terpaut jauh usianya dari dirinya. Dia baru 16 tahun tapi prianya sudah 23 tahun.
"Jangan. Nanti adek pilek terus demam," Larang dia kepada bocah cantiknya. Si bocah langsung merengek.
"Aaa, adek mau main hujan!" Kekeh dia dengan permintaan dia khas ciri bocah manja.
"Nurut ya dek, nanti Abang beliin es krim!"
"Susu Milo coklat juga ya," Sambung dia langsung di sanggupi oleh prianya yang tidak pernah kekurangan uang. Dia tersenyum senang tapi bukan berarti dia sudah menyerah dengan keinginannya. "Nanti angetin adek ya bang jika adek kedinginan, dada Abang V... Adek main hujan dulu!" Ucap dia sumringah kemudian segera berlari keluar cafe, tidak butuh lama bagi dia untuk keluar dan sekarang dia sudah basah-basahan di luar.
Prianya hanya bisa tepuk jidat, lalu mengambil payung dan berjalan menghampiri bocah cantik nya yang sudah basah.
"Kalau begitu Abang gak jadi beliin adek eskrim dan susu Milo!" Kata V berwajah manis.
"Gak apa-apa, adek bisa minta sama kak Ae... Lagipula uang saku adek banyak, jadi adek bisa beli sendiri!"
Alis V naik turun, dia tidak kehilangan akal untuk membuat bocah cantiknya berhenti main hujan, takut dia bocah cantiknya jatuh sakit.
"Tapi lebih enak dibeliin pacar daripada beli sendiri!" Balas dia membuat si bocah berpikir ulang di tengah guyuran hujan yang deras. Lalu dia menatap V yang memegang erat payung merah.
Dia harus mendongak menatap V yang memiliki postur tinggi seperti Noah.
"Ya udah, kalau begitu adek berhenti main hujan!" Ucapnya dia terbujuk dengan ucapan sang kekasih, kemudian meraih huluran tangan sang kekasih. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Tapi tidak pulang ke rumahnya, melainkan ke apartemen sang kekasih guna ganti baju. Lagipula apartemennya cukup dekat dari sini, bisa jalan kaki. Tinggal nyebrang doang terus sampai.
"Mandi gih, nanti adek masuk angin dan jangan lupa keramas supaya nanti tidak sakit kepala!" Perintah dia lembut kepada bocah cantiknya. Dia mengangguk patuh, begitu dia masuk, V segera menyiapkan pakaian untuk Pinnara. Dan jangan lupakan susu coklat mio hangat untuk Pinnara. Mengenai es krim, nanti dia belikan jika hujan sudah reda.
V lah penyebab kenapa Pinnara tidak mau ikut orang tuanya ke luar negeri, dia tidak mau meninggalkan V seorang diri di sini, padahal V punya keluarga. Hanya saja mereka tidak akur atau V yang menghindari mereka. Entahlah, V itu sangat tertutup dan hampir tidak pernah dia ceritakan tentang keluarganya.
"Baby," Panggil V terpesona dengan bocah cantiknya. Dia memakai baju kemeja V yang ternyata kebesaran di tubuhnya. Baju kemeja pink soft itu dalam sampai ke pahanya. Saat ini dia hanya memakai underwear. Celana hitam pendek Levi's yang V berikan kebesaran, jadi melorot jika dia pakai.
"Iya Abang," Sahutnya terdengar menggoda di indera pendengaran V, padahal dia sama sekali tidak berniat menggoda.
"Abang boleh mencium pipi tembem adek?" V selalu minta izin jika ingin melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar genggaman tangan. Mengingat kekasihnya masih 16 tahun.
Si bocah mengangguk setuju.
Muachhh... muachh! Suara kecupan dikedua pipi tembemnya yang lembut. Tapi sepertinya V belum puas, buktinya dia mengusap bibirnya kekasihnya dengan penuh minat.
"Abang mau mencium bibir adek yah?" Terka dia berdasarkan tatapan V yang tidak pernah beranjak dari bibirnya.
"Boleh memang?" Tanya dia untuk memastikan.
"Seperti ini ciuman pertama kita aja. Padahal Abang sudah pernah mencium adek," Ucap dia bersemu merah wajahnya sebab saat ini memory ciuman pertamanya kembali berputar. Jika kali ini mereka ciuman lagi, maka ini adalah ciuman yang ke tiga kalinya selama mereka pacaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
Hayran KurguSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...