"Jangan lupa berkedip." Seru Juan pada Kimdan yang terus memperhatikan Pinnara sedari tadi.
Tak ada suara dari Kimdan, dia abaikan seperti biasanya.
"Menurutmu kenapa Kimdan mencintai Pinnara? Jatuh cinta secara tidak sengaja kah seperti Thales yang menemukan listrik ketika dia menggosokkan batu amber dengan kain wol?" Ucap Sean terlihat serius.
"Eh, bukankah penemu listrik itu Michael Faraday. Itu yang dikatakan Mbah google." Imbuh Jessy innocent. Obrolan mereka ini memang suka random.
"Thales itu penemu listrik statis, tapi dia tidak tahu kalau itu listrik. Sementara Michael Faraday memang mendedikasikan dirinya untuk meneliti listrik. Sehingga akhirnya dia diberi gelar bapak listrik." Kimdan yang bicara panjang lebar ini. Walaupun dia ketua Genk motor, bukan berarti dia idiot dan hanya bermodalkan tampang rupawan.
"Terus apa yang membuat mu menyukai Pinnara? Kebetulan seperti pak Thales atau kamu memang mendedikasikan dirimu tuk Pinnara seperti bapak Faraday?" Lihatlah, betapa antusiasnya dia bertanya begini pada Kimdan, dia sampai mendekatkan wajahnya pada Kimdan. Membuat Kimdan segera mendorong wajah Juan.
"Berisik!" Umpat Kimdan kemudian dia beranjak dari tempat duduknya, mengikuti kemana Pinnara pergi.
"Mau kemana? Ini masih jam pelajaran." Hari ini para tenaga pengajar ada meeting, sehingga para siswa siswi diminta tuk belajar mandiri.
Pinnara memegang perutnya yang terasa sakit, "Aku mau ke toilet, perutku sakit." Jelas Pinnara ingin segera sampai di toilet, dia merasa ada yang aneh dengan area bawah pinggangnya. Seperti mengeluarkan cairan.
Setelahnya mata Kimdan membola ketika melihat ada darah yang mengalir dari paha Pinnara.
Segera dia kikis jaraknya dengan Pinnara. "Ada darah, apa kamu baik-baik saja?" Dia cemas bukan main.
"Aku gak tahu, tapi perutku sakit banget..." Lirih dia masih memegang perutnya, sedangkan Kimdan segera menggendong Pinnara.
"Tadi, apa yang kamu makan sampai seperti ini?" Pinnara yang berdarah tapi Kimdan yang pucat.
Pinnara menggeleng, "Aku hanya makan-makanan biasa seperti biasanya." Jelas Pinnara kali ini merangkul erat leher Kimdan, takut jatuh dia mengingat Kimdan berlari kecil menuju UKS sekolah.
BRAKH!
Kimdan membuka pintu dengan kaki, dengan kasar tuk menghemat waktu."Bu guru, Pinnara berdarah!" Jelas dia cepat dengan satu kali tarikan nafas.
Guru UKS yang terperanjat kaget kini mengarahkan manik gelapnya pada Pinnara. Benar saja, celana Pinnara sudah basah oleh darah.
"Cepat baringkan dia di sana!" Titah dia sebelum bertanya lebih jauh sembari mengambil peralatan pengobatannya.
"Kenapa dia bisa begini? Dia jatuh?"
Kimdan menggeleng, "Katanya perutnya sakit." Jelas dia apa adanya. Lalu kini dia melihat guru Uks memeriksa Pinnara dan bertanya ini itu pada Pinnara.
Karena takut dia salah diagnosa, akhirnya dia merujuk Pinnara ke rumah sakit.
Kimdan mengikatkan jaket Levi's nya tuk menutupi celana Pinnara yang basah oleh darah. Dia berencana mengantar Pinnara ke rumah sakit.
Bahkan Kimdan membantu Pinnara naik keatas motornya. Pinnara menjadi satu-satunya manusia yang Kimdan izinkan naik keatas motornya.
"Pegangan yang erat!"
Pinnara mengangguk, dia bahkan merebahkan kepalanya pada punggung Kimdan yang lebar.
"Perutnya masih sakit?" Tanya Kimdan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
![](https://img.wattpad.com/cover/314813049-288-k993159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
FanfictionSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...