48 : Ingin Lebih Dekat Dari Ini

133 25 5
                                    

"Tadi, setelah pertandingan... Dunk menyatakan perasaannya kepadaku." Cerita Meen pada AE yang sedang memasang sabuk pengaman.

Seketika pergerakan AE terhenti saat mendengar ucapan Meen dan langsung menatap pria tinggi itu penuh tanda tanya. Mulutnya memang tidak mengatakan apapun. Namun, raut wajah pria itu telah mengatakan dengan jelas semua yang ingin dia tanyakan hanya dengan menatap pria yang dia inginkan.

"Yah, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku langsung menolak pernyataan cintanya karena hatiku sudah ada yang punya," Ujar Meen setenang lautan dalam yang dingin sambil menghidupkan mesin mobilnya. Dia datang untuk menjemput AE sesuai dengan janjinya tadi pagi.

"Memangnya siapa yang memiliki hati senior?" Tanya Ae setengah berbisik menundukkan pandangan dengan tangan yang mengepal erat pakaiannya, dia sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri, gugup untuk mengatakan kalimat ini kepada Meen.

Meen tersenyum sendu, dia lirik AE dengan hitungan tiga detik. "Kamu." Satu kata dari Meen. Bagi Meen itu pertanyaan konyol mengingat AE pasti sudah tahu mengenai siapa yang dia cintai.

Darah AE terkesiap mendengar jawaban Meen. Ini memang bukan pertama kalinya Meen menyatakan perasaannya, tapi entah kenapa rasanya pernyataan kali ini sangat spesial.

Meen menatap kedepan sembari mengemudi. "Tapi karena aku juga tidak tahu sebenarnya kita ini apa? Kedepannya... apakah tidak apa-apa jika aku mengaku kepada setiap orang yang bertanya tentang kamu yang merupakan kekasihku?" Meen tahu ini terlalu cepat mengingat hubungan mereka baru membaik.

Ae hanya mengangguk ringan lantas dia segera menatap jalanan melalui jendela mobil yang tertutup kaca. Sehingga dapat dia lihat pantulan Meen dari sana.

Meen tersenyum senang karena AE sudah membuka kembali hatinya untuk Meen.

⏩⏩

Ketika mereka sudah sampai di lokasi, tempat itu sudah ramai.

"Sini!" Seru Kimmon sudah menyediakan tempat duduk untuk Meen dan AE.

"Cieee... Yang datang bareng sama pasangannya. Gimana perjalanan tadi, enak..." Ledek Fah, salah satu senior Meen.

Mata Meen terbelalak ketika melihat perut Fah yang sudah besar. "Ouh ini, aku hamil dan sudah tujuh bulan jalan delapan bulan." Jelas Fah mengerti dengan keterkejutannya Meen.

Meen memilih duduk di sebelah Fah, sementara AE duduk di sebelah Meen. Dan di sebelah AE hanya ada jendela. Sementara di sebelah Fah ditempati oleh Kimmon. Lantas di depan mereka ada 2 orang senior angkatan terakhir dan 2 orang senior yang satu angkatan dengan Fah.

"Pihak kampus gak marah kak?" Meen tidak bermaksud apapun.

Fah menggeleng, "Tapi orang tuaku marah-marah, aku bahkan sampai di usir dari rumah. Beruntung Tawan mau meminjamkan apartemennya untukku." Jelas Fah tidak membenci bayi yang ada dalam perutnya.

"Ouh pantas saja akhir-akhir ini kak Tawan jarang pulang, ternyata dia merawat kakak."

Fah mengangguk ringan, "Tawan, Dew dan Nani bahkan memberiku uang saku." Tambahnya lagi bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka walaupun Primily dan Bright menghindarinya. Andaikan tidak ada mereka, mungkin Fah malu menghadapi dunia serta orang-orang yang kini melihat dia dengan sebelah mata.

Mereka mengobrol sambil makan.

"Senior, apa ini manis?" Tunjuk AE pada cumi-cumi bakar di hadapannya pada senior yang baru kali ini dia lihat, sepertinya pria itu angkatan tahun terakhir.

Pria itu menggeleng karena mulutnya berisi makanan.

"Kamu gak suka makanan manis, bagus... Ini enak, tapi lumayan pedas." Timpal wanita yang duduk dihadapan Kimmon. Dia memberikan AE sepiring asam pedas babi."

Only You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang