Noah mengetuk pintu kamar AE, setelahnya pintu pun terbuka.
"Lagi belajar?" Tanya Noah masih memakai pakaian kantor, dia baru pulang langsung menemui AE.
"Lagi bikin tugas kuliah." Jawab AE pada Noah yang masih berdiri di depan pintunya. "Silahkan masuk bang."
Noah menggeleng, "Abang cuman mau kasih tahu mengenai pesan Meen untukmu. Sudah Abang kirim juga di WhatsApp, tapi gak kamu baca."
Ae ingat ponselnya kehabisan baterai dan belum dia cas.
"Kebiasaan baby gak pernah berubah." Tutur Noah setelah mendengar penjelasan AE.
"Emang dia kirim apa sama Abang?"AE baru tahu kalau Meen dan Noah sudah bertukar nomor ponsel.
"Alamat sama jam acara makan bersama. Dia gak bisa ngirim langsung sama baby karena nomornya masih baby blokir. Kalian masih bermusuhan ya? Abang pikir kalian sudah baikan mengingat kalian pernah bicara walaupun tidak sering. Lagian, tadi siang dia jugakan yang membawa baby ke UKS. Kenapa kalian belum baikan, baby masih marah ya sama dia, hembn?" Tak biasanya Noah bicara banyak seperti ini.
Ae berpikir, "Kenapa kali ini Abang membela dia? Sejak kapan Abang dan dia dekat?"
"Kami tidak dekat, dan Abang juga tidak membela dia. Hanya saja Abang pikir, mungkin hanya dia seorang pria di dunia ini yang mencintai adek sedalam itu. Kata Daddy, di cintai itu lebih indah ketimbang mencintai." Terang Noah apa adanya, dia dan Meen memang tidak sedekat itu tapi rasa permusuhan dia pada Meen sudah berkurang.
Kesimpulannya Noah sedang belajar menerima Meen menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Ya udah, lanjut gih belajarnya. Abang juga udah mau mandi terus tidur. Good night my baby..." Lembut ucapannya kemudian dia mengecup kening Ae.
"Abang..." Panggil AE pada Noah yang baru balik badan.
"Iya." Sahut Noah menoleh melihat AE.
"Apa tidak apa-apa jika baby... Ehmm, kira-kira papa marah gak ya?" Dia meragu untuk menyelesaikan kalimatnya, takut Noah juga tak merestui.
Noah menggeleng, "Asal baby tahu, selama 3 bulan ini, dia selalu melakukan apapun yang papa mau sebagai permintaan maafnya karena telah memukul baby. Dia benar-benar menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Cerita Noah hal ini hanya di ketahui oleh dia dan Perth.
"Eh," AE kaget sekaligus bingung.
"Dia memang pria yang gegabah dan terkadang pikirannya picik, namanya juga manusia jadi tidak ada yang sempurna."
"Ja-jadi boleh ya?" Tanya dia takut-takut penuh harap. Dia memang merasa Meen telah berubah, jauh lebih tenang dari sebelumnya.
Noah mengangguk tersenyum sembari mengusap kepala AE. Setelahnya dia sedikit kaget ketika AE memeluknya. "Apa baby bodoh jika masih menyukainya?" Ae gagal move on.
Noah menggeleng pelan sambil mengusap kepala belakang AE. "Benarkah?" Tanya Ae lagi kali ini Noah menatapnya. Dia tahu kembarannya ini hanya bisa mencintai satu orang dalam hidupnya. Dan cinta itu berlabuh pada Meen.
"Lakukan apapun yang bisa membuat baby bahagia. Abang, adek, maupun papa dan Daddy, kami semua akan selalu mendukung baby." Terang dia membuat AE terharu lantas mereka kembali berpelukan.
⏩⏩
Saat Juan dan Jessy mengobrol, sebuah mobil Lamborghini memasuki halaman sekolah, mobil Lamborghini itu sangat di kenali oleh dua orang ini.
Itu mobil yang biasa mengantar anak baru itu ke sekolah, cewek yang waktu itu menabrak Pinnara karena takut telat.
Dan naasnya, mereka satu kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You!
FanfictionSeason 2 dari fanfic IT'S YOU! ❄️💙❄️ "Padahal aku sudah bantuin kamu, tapi begini caramu berterima kasih kepadaku?" "Jadi senior membantuku karena mengharapkan sesuatu?" "Anggap saja begitu!" Jawab Meen tersulut juga emosinya sebab Ae menepis kasar...