2 🌱 Tumbal Sepi Konten (2303)

110K 7.8K 479
                                    

Matahari terlihat begitu bersemangat membagikan sinarnya di luar sana. Dilihat dari dalam asrama saja rasa-rasanya mood untuk pergi keluar langsung sirna. Saking terangnya, cahaya matahari yang menyelinap masuk mampu menyilaukan mata Haikal yang baru saja keluar dari dalam kamarnya, matanya langsung menyipit lalu kepalanya bergerak tolah-toleh mencari anggota yang lain.

"Yang lain ngampus?" celetuknya.

Cakra yang tengah sibuk mengerjakan tugas di ruang tengah sontak menoleh karena merasa pertanyaan itu dilayangkan padanya. Anak itu mengangguk.

"Tinggal Jendral yang belum bangun, baru pulang tadi subuh," ujar Cakra lantas kembali fokus pada laptopnya.

"Jendral emang udah kebiasaan, kan, begitu." Masih dengan balutan sarung wadimor yang menggantung dan rambut yang masih acak acakan, Haikal beralih ke dapur untuk mendapatkan segelas air minum.

Cakra menoleh lagi pada Haikal. "Tadi Nana pesen, katanya jamu di atas meja itu suruh ngabisin," katanya.

Haikal langsung menyorot gelas yang ada di atas meja makan. Ia tak banyak berkomentar, Kanarga atau yang sering di panggil Nana saat di asrama itu memang suka membuat minuman herbal seperti ini jika ada yang tidak enak badan di asrama, seperti halnya dia yang sempat masuk angin semalam. Haikal segera menenggak habis jamu itu dan langsung mencuci gelasnya di wastafel setelahnya.

"Abis beneran, gak?" seru Cakra tanpa mengalihkan fokusnya dari laptop.

"Beneran," jawab Haikal, wajahnya menggambarkan usahanya menahan rasa pahit jamu.

"Buburnya mana?" tanya Haikal.

"Nana belum bikin, entar gue bilangin deh kalo dia balik biar dibuatin."

"Gak usah, gue cuma nanya doang, soalnya jamu sama bubur, kan, biasanya paket hematnya Nana," ujar Haikal.

"Udah baikan belum? Kalo belum jangan ngampus dulu, begitu kata Reihan."

"Pusingnya masih dikit-dikit, kalo-"

"Jangan ngampus kalo gitu," potong Cakra.
"Reihan bilang, lo boleh ngampus kalo udah gak ada keluhan, takutnya malah kenapa-napa nanti di kampus," lanjutnya.

"Terus absensi gue gimana dong?" tanya Haikal.

"Udah di urus sama Reihan tadi pagi, sebenernya lo udah diijinin buat gak masuk hari ini, pertanyaan tadi formalitas aja. Nana juga udah bikin sarapan, tinggal lo sama Jendral yang belum sarapan, terus tadi dia juga bilang kalau misal lo bangunnya kesiangan dan mau makan yang lain suruh nelpon aja karena kelasnya Nana cuma sampe siang, jadi sekalian dibeliin, jangan delivery, mahal di ongkir katanya," ujar Cakra. Ia benar-benar totalitas menyampaikan pesan dari anggotanya.

Masih di dapur, Haikal berdecak kagum mendengar penyampaian informasi dari Cakra. "Wah ... Ada pesan yang lain lagi, gak?"

"Aji beli Yakult noh buat lo, di taruh kulkas katanya," jawab Cakra.

"Ada lagi?" tanya Haikal sedikit ragu.

"Udah itu doang."

"Oke." Haikal kembali bergerak usai menghela nafas lega, membuka kulkas mencari yakult yang dibeli Aji. Namun sayang, tak lama Cakra kembali bersuara.

"Ah iya! Tadi Marka bilang lewat telpon kalo obatnya jangan lupa diminum," ujar Cakra praktis membuat Haikal tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya mengangguk dengan lelah.

*******

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, kalian udah pulang?" Cakra menyempatkan diri untuk menoleh. "Jadi belanja sekalian?"

ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang