"WUHUUUUUUUU," seru Cakra yang langsung berlari tepat saat turun dari mobil.
"Gue gak inget kalo bawa lumba-lumba kesini," gurau Jendral mengundang tawa kecil para membernya.
"Cakra! Bantuin turunin koper dulu!" teriak Reihan dari arah mobil mereka terparkir.
"Kan udah ada Jendral sama Marka!" balas Cakra.
"Cakra bantuin dulu, kalo sampe lo disarden ama Reihan gak akan ada yang nolongin," sahut Marka. Akhirnya mau tak mau, Cakra kembali ke area parkir untuk membantu Marka dan Jendral.
Di mobil lain, yang bertugas membawa persediaan makanan juga tak kalah sibuk.
"Nih, lo bawa ini aja, taruh di meja dapur, jangan sampai jatuh, paham?" kata Haikal meletakkan sekotak kardus di tangan Aji yang sudah menengadah sejak beberapa saat lalu. Aji mengangguk lalu melenggang pergi.
"Lo bawa ini aja, kardus besar biar gue yang bawa," celetuk Arga, ia dengan santai memberikan 2 paperbag pada Haikal tanpa peduli wajah bingung anak itu.
"Gue gak selemah itu, pak," celetuk Haikal dengan wajah polosnya menatap Arga.
"Tinggal bawa aja protes sih, yang kardus ini berat, biar gue aja, sesekali biar hasil nge-gym gue ada gunanya," jawab Arga, ia sudah mengangkat kardusnya dari bagasi mobil lalu melenggang pergi mendahului Haikal.
"Tutup pintunya ya, Kal."Haikal tak langsung menjawab, ia masih menatap punggung Arga yang mulai jauh. "Oke," cicitnya lantas menutup pintu bagasi mobil Arga. Ia menyusul bersama dengan Reihan yang menyeret koper terakhir dari mobil Marka, anehnya anak itu tak mengatakan apapun meski tau koper yang ia seret adalah milik Haikal. Ia menyeretnya seolah itu adalah miliknya sendiri.
"Tukeran mau gak?" tanya Haikal.
"Tukeran apa? nomer HP? kan udah punya," jawab asal Reihan.
Haikal berdecak.
"Gak usah, koper lo enteng kok, lo disuruh bawa itu sama nana kan? Ya udah lo bawa itu aja," tutur Reihan.
"Kenapa gue ngerasa dimanjain banget," gumam Haikal.
"Kal! Paperbag-nya bawa kesini!" seru Arga dari arah dapur. Akhirnya Haikal dan Reihan berpisah di persimpangan tangga ke lantai 2.
Haikal datang meletakkan paperbag-nya di atas meja. "Gue-"
"Na, hari ini gantian ya, gue mau sekamar sama Haikal," celetuk Jendral yang tiba-tiba masuk ke area dapur untuk mendapatkan sekaleng soda.
Respon Haikal yang bingung bebarengan dengan wajah Arga yang tak santai menatap Jendral.
"Huh?"
"Gue mau sekamar sama Haikal disini, gantian kali," ulang Jendral.
"Kita gak ada kesepakatan buat gulir roomate ya jen, jadi kenapa gue harus setuju?" kata Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT + CHAPTER MASIH LENGKAP] ⚠️BUKAN BXB⚠️ SERI PERTAMA KLANDESTIN UNIVERSE # BELUM DIREVISI # MEME BERTEBARAN # tolong banget inimah, ceritanya masih awut-awutan, TIDAK PANTAS UNTUK DI PLAGIAT. # Budayakan BACA CHAPTER SAMPAI AKHIR biar n...