11 🌱 Minggu Lagi (1404)

44.5K 4.4K 241
                                    

Malam itu, selesai sholat tarawih, selain jendral, member yang lain masih duduk mendengarkan ceramah di mushola, dengan dalih khawatir akan kedua member lainnya yang berada diasrama akhirnya Reihan mengijinkan dirinya pulang lebih dulu.

Setibanya di asrama, kekhawatiran jendral agaknya sedikit tepat, di antara sepinya malam di tempat itu, ada Haikal yang duduk sendirian di ruang tengah.

"Kal, kenapa?" Tanyanya sembari meletakkan sarungnya di punggung sofa, ia melihat Haikal dengan tatapan khawatir.

"Mata gue kering keknya jen, daripagi gue pake softlens," ungkap Haikal.

Jendral tanpa banyak bicara langsung ngambil obat tetes mata di kotak obat yang kebetulan diletakkan di bawah meja ruang tengah.

"Sini gue bantuin," katanya, Jendral duduk sambil menepuk pahanya bermaksud meminta haikal untuk merebahkan diri dengan paha dia sebagai bantalnya.

Haikal mengiyakan tanpa mengatakan sepatah katapun, akhirnya dia dibantu jendral untuk meneteskan cairan obat mata.

"Udah," ucap Jendral.
"Jangan langsung bangun, relax dulu, gapapa tiduran di paha gue," kata Jendral yang langsung menahan Haikal yang hendak bangun. Akhirnya Haikal kembali ke posisi semula.

"Gimana? Udah enakan mata lo?" Tanya jendral pada haikal yang sibuk mengedipkan matanya.

"Hmm."

"Lain kali kalo butuh bantuan bilang aja, kal."

"Kalo gak ada orang, lo berharap gue minta bantuan siapa?" Tanya Haikal.

"Ya maksudnya kalo ada orang lain disekitar lo kal, yang bisa lo percaya," jawab Jendral.

"Kepercayaan penting cuma masalah netesin obat mata?" Haikal bertanya lagi.

"Iya lah, bayangin aja lo minta tolong orang sembarangan dan yang ditetesin malah obat arsenik," ujar Jendral.

"Waduh, Astagfirullahaladzim, amit amit jen," tukas Haikal dengan segera beristighfar.

"Nana tidur?" Tanya Jendral.

"He'em."

"Lo sendiri kenapa gak tidur? Biasanya kalo nana tidur sebelahnya pasti ada elo kan berlaku juga sebaliknya? Gue sampe kadang bingung gunanya ada dua ranjang di kamar kalian itu apa gitu, satunya buat cadangan doang apa gimana?" Tanya Jendral.

"Gue mau jagain nana dulu sampe kalian balik lagian lo juga tau gue insom dari jaman baheula jen, kenapa pertanyaan lo kayak baru kenal gue kemaren?" Balas Haikal dengan nada malas.

"Abis tindik daun telinga bulan lalu kan lo bilang udah cukup membantu buat memperbaiki waktu tidur lo kal, gue pikir ya udah enggak," tutur Jendral.

"Masih, gue nyoba maksain diri aja buat tidur, karena gue sadar besoknya gue butuh tenaga."

"Ini." Jendral menyentuh area bawah mata Haikal.

Mata haikal langsung menyorot lurus ke mata jendral. "Hmm?"

"Bukan gara gara kurang tidur kan? Ini sakit kan?" Tanya jendral.

"Enggak jen~ tau ndiri gue hobi begadang, ya wajar mata gue item, lo kalo mau ngeledek to the point aja mending, bilang aja mata gue kayak panda," sanggah Haikal.

"Jujur kal."

"Lo kok pulang sendiri, yang lain mana?" Tanya Haikal.

Jendral mendengus, ia langsung menarik kesimpulannya, Haikal tak ingin membahas itu maka baiklah.

"Badan gue rasanya capek banget, makanya gue ijin reihan balik duluan," jawab jendral.

"Kayaknya akhir akhir ini emang pada gampang sakit deh anggota kita," celetuk Haikal.

ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang