[SUDAH TERBIT + CHAPTER MASIH LENGKAP] ⚠️BUKAN BXB⚠️
SERI PERTAMA KLANDESTIN UNIVERSE
# BELUM DIREVISI
# MEME BERTEBARAN
# tolong banget inimah, ceritanya masih awut-awutan, TIDAK PANTAS UNTUK DI PLAGIAT.
# Budayakan BACA CHAPTER SAMPAI AKHIR biar n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini boleh?" Tanya Aji menunjukkan salah satu jenis minuman.
"Gak," tolak Reihan dengan tegas.
"Kalo yang ini?"
"Gak! Haikal gak boleh minum itu," jawab Reihan.
"Haikal gak boleh, tapi gue boleh ngab, ambil ya," bujuk Aji.
"Gak! Taruh lagi, kita cuma belanja makanan sama minuman yang satu asrama bisa nyobain. Kalo mau buat pribadi bayar sendiri, bukan kejam ya, ini prinsip asrama kita."
Aji berdecih, ia sedikit menyesal mengapa dompetnya harus tertinggal disaat ia diajak Reihan ke surga dunia, "Iya iya~"
Setelah memasukkan beberapa pack Yakult ke dalam troli, Reihan ganti ke arah camilan diekori Aji.
Bersamaan dengan tangannya yang memasukkan beberapa bungkus Keripik Singkong, Reihan mengedar. "Haikal dibeliin apa ya?"
"Dia selalu inget sama Haikal doang, yang lain cuma figuran di asrama," cibir Aji.
"Gak gituuuuu," sanggah Reihan.
"Udahlah, ngambek gue," tukas Aji.
"Ya udah terserah," balas Reihan yang memilih lanjut mencari snack untuk Haikal.
"Tuhkan! Gak ada niatan bujuk gue," keluh Aji.
"Males, mending belanja," kata Reihan.
"Buat Haikal semua?"
"Gimana sih ji? Ya kan satu satu, lo maunya gue gimana? 'Haikal, Jendral, Arga, Marka dibeliin apa ya?' gitu?"
"Tuhkan gue nggak disebut, Haikal juga tetep yang pertama," keluh Aji.
"YA KAN LO NGIKUT GUE KESINI! Anj- Jan sampe gue nyesel ngajak lu ye ji," gemas Reihan. "Udah! Lo kalo masih mau ngambek, terserah, gue mau belanja."
Reihan akhirnya melenggang pergi.
"Tuh kan, pilih kasih," kata Aji. Ia tetap mengekor di belakang Reihan.
Drama itu nyatanya belum berakhir, saat tiba di depan chiller es krim, Aji kembali mencoba. "Bang beliin ini."
"Gak. Es teros, gak baik."
"Aaaa~ satu aja~" rengek Aji.
"Jangan, ntar pilek," tutur Reihan tanpa ekspresi. Ia lebih fokus pada chiller di sebelahnya dan mengambil beberapa nugget dan sosis.
"Abang~"
"Gue anak tunggal ji."
"Gue kan adek lo~"
"Sejak kapan? Bunda gak bilang kalo punya anak lagi," Reihan mulai menikmati kenakalannya menjahili Aji.
"Aaa Reihan~ es krim satu aja~ beliin lah, gue aduin Haikal ama Nana nih."
