Di tengah tengah keramaian kafe schoonheid, Reihan terlihat duduk sendirian menyanding secangkir latte dan sepiring nagerecht atau makanan pencuci mulut. Fokusnya jatuh pada buku sketsa yang sudah hampir mencapai lembar terakhir.
"Udah lama banget nggak kesini, nemu kafe baru ya?"
Suara gadis yang tak asing mengundang Reihan menengadah. Gadis itu duduk di bangku kosong yang ada di depannya. Reihan tersenyum tipis. "Kan puasa, malah harusnya lo heran kalo gue sering kesini."
"Bener juga," kekeh Gadis itu.
"Mudik gak rei?""Mudik," jawab Reihan. Menit berikutnya ia merogoh tasnya dan mengeluarkan paperbag berwarna kuning.
"Nih, dari bunda," katanya sembari meletakkan paperbag tersebut di depan si gadis.
"Buat gue beneran? Thank youuuuuuuuu~ selalu bikin repot deh," Tanya gadis itu dengan girang membuka paperbagnya.
"Nyadar juga lo kalo ngerepotin," ujar Reihan tersenyum miring.
"Biarin deh, lagipula lo juga masih mau mau aja kan gue repotin, bawa oleh-oleh begini kan gak seberapa berat," kata gadis itu. Ia menemukan hadiah perhiasan kalung dari dalam paperbagnya.
"Wahh, bagus banget, tante seleranya emang gak bisa diremehin, persis anaknya," puji gadis itu.Reihan berdecih. "Sini, gue pakein."
"Serius? Oke, dengan senang hati, silahkan," kata gadis itu menyerahkan kalungnya pada Reihan.
Laki laki itu lantas bangkit dan berjalan ke belakang gadis itu.
"Rambut lo," kata Reihan. Hanya dengan begitu gadis itu menarik rambutnya ke depan, menampakkan lehernya yang indah. Reihan sempat mematung.
"Rei? Buruan."
"Oh! Tck! Rambut lo potong aja sih, panjang bener kek jembatan suramadu," celetuk Reihan sembari memakaikan kalung di leher gadis itu.
"Gini gini, rambut gue gak sembarang orang bisa pegang, dan-"
Mendengar itu, Reihan dengan sengaja mengacak rambut gadis itu lalu kembali duduk di kursinya dengan sisa gelak.
"Reihan! Berantakan jadinya, lo gatau perjuangan gue nata rambut gue tadi subuh," keluh si gadis.
"Makanya, gue bilang potong aja," kata Reihan.
"Gamau, kenapa gue harus nurut sama lo coba?"
"Sekedar saran, gak ada unsur pemaksaan," tukas Reihan sembari memberesi barangnya di atas meja.
Gadis itu berdecih dengan senyum tipis. "Gitu aja ngambek, iya iya ntar gue potong rambut deh, 1 cm aja tapi ya."
"Terserah."
"Dih! Kek bocil lu, mau kemana kok beres beres?"
"Ada acara," jawab Reihan.
"Besok kesini lagi nggak?" Tanya gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT + CHAPTER MASIH LENGKAP] ⚠️BUKAN BXB⚠️ SERI PERTAMA KLANDESTIN UNIVERSE # BELUM DIREVISI # MEME BERTEBARAN # tolong banget inimah, ceritanya masih awut-awutan, TIDAK PANTAS UNTUK DI PLAGIAT. # Budayakan BACA CHAPTER SAMPAI AKHIR biar n...