"Wah gue bisa buat, N!" Kata marka sembari menunjukkan adonan yang sudah berbentuk huruf N(?) di tangannya.
Semua orang kompak melihat padanya. Bahkan Reihan yang awalnya sibuk dengan panci sayurnya rela untuk duduk di kursinya kembali hanya untuk memperhatikan adonan di tangan Marka.
"N?" Beo reihan yang terlihat kehabisan kata-kata.
Hening menyerang dapur untuk sesaat hingga Reihan kembali memecah keheningan tersebut."Kerja bagus," hanya itu yang bisa ia katakan lalu kembali fokus pada adonannya sendiri sembari menunggu sayurnya matang.
"Guys kalian liat kan bentuk huruf N nya?" Tanya marka pada yang lain.
"Mereka mungkin gak tau, coba tulis dulu 'N' pake pulpen," sahut haikal yang tak berminat untuk peduli sama sekali, sisanya hanya bisa tertawa.
"Minggu ini udah mulai cuti lebaran, siapa yang mudik siapa yang enggak?" Celetuk Reihan, kebetulan semua orang kini sedang berkumpul di dapur untuk membuat kue Lebaran seperti yang mereka lakukan tahun lalu.
"Gue jelas enggak, mager, macet, gak dulu, lagian gue pulang atau enggak kayaknya gak ngaruh apa apa di rumah," kata Arga menjawab paling awal.
Semua orang menoleh padanya tapi tak ada yang berkomentar, jawaban itu disambung yang lain.
"Gue pengen pulang, tapi pasti bakal macet banget, kayaknya taun ini enggak deh," sahut Jendral.
"Gue pulang pas H-1, bandung doang sini mah deket, abis idul Fitri gue bisa langsung balik kesini gak perlu nunggu berhari hari dulu," timpal Haikal.
Reihan menoleh pada Cakra, "Pulang gak?"
"Enaknya gimana?" Balas Cakra. Maklum saja, melihat tahun tahun sebelumnya, mereka berdua selalu mudik bersama disaat liburan hari raya seperti ini.
"Kalo Marka pasti mudik, iya to mas?" Ujar Haikal.
"He'em," jawab Marka tanpa ada niatan memperpanjang jawabannya. Ia terlalu fokus pada adonan di tangannya.
"Aji? Lo mudik?" Senggol Jendral.
Aji menggeleng. "Enggak lagi kayaknya, kalo pulang pun gue bingung mau pulang kemana, daripada bentrok mending gue disini aja ngabisin kue lebaran sambil nonton Upin Ipin."
Jendral mengangguk. "Keputusan yang bagus."
"Tinggal kalian berdua, mudik apa enggak?" Tanya haikal pada Reihan dan Cakra.
"Liat ntar, belum bisa mutusin sekarang gue," jawab Cakra.
"Lo Rei?"
"Balik deh keknya, belum tau juga, intinya kalo ditinggal mudik asrama tetep ada orang gitu maksud gue jadi tenang buat ninggal," jawab Reihan.
"Tenang aja, kita bertiga bakal jagain asrama," celetuk Jendral.
"Kok bertiga?" Beo Haikal.
"Iyalah, Gue, nana sama Aji," jawab Jendral.
"Gue gak lo anggep?" Tanya Haikal dengan tatapan seolah menuntut penjelasan dari Jendral.
"Katanya lo pulang?"
"Sehari doang, malemnya gue pulang kesini," jawab Haikal.
"Ya udah, berempat berarti, gitu aja heboh sih lo," tukas Jendral.
"Gausah ribut," tegur Marka.
"Jendral tuh nyari gara gara," adu Haikal.
"Kok gue yang disalahin?" Tanya jendral tak terima.
"Diem atau kalian gue tampar pake adonan tepung?" Sela Reihan terdengar mengancam. Hal itu langsung membuat Haikal dan Jendral berubah sunyi dan tertunduk fokus pada adonan di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT + CHAPTER MASIH LENGKAP] ⚠️BUKAN BXB⚠️ SERI PERTAMA KLANDESTIN UNIVERSE # BELUM DIREVISI # MEME BERTEBARAN # tolong banget inimah, ceritanya masih awut-awutan, TIDAK PANTAS UNTUK DI PLAGIAT. # Budayakan BACA CHAPTER SAMPAI AKHIR biar n...