"Beli ikan lagi na?" Celetuk Cakra melihat Arga datang membawa plastik berisi ikan hias.
"Iya."
"Mau pelihara berapa banyak sih? Itu aquarium udah rame, ibarat kota nih udah padet na," kata Cakra lagi.
Sembari meletakkan tas dan melepas jaketnya di punggung sofa ruang tengah, Arga menjawab lagi. "Ya nanti tinggal beli aquarium lagi apa susahnya?"
"Kalo ikannya udah pada gede bakal jadi apa itu nanti na? Ada harapan apa dari ikan ikan itu coba?"
"Ya kalo harapan gue sih kalo nggak jadi Pe En Es ya polisi lah," jawab Arga ampang tanpa ekspresi sembari memasukkan ikan yang baru ia beli ke dalam aquarium.
"Anjir, jangan roasting emak dan bapak para sahabat kita na."
Keduanya lantas tergelak bersama.
"Definisi sukses yang sesungguhnya tuh ya itu cak," kekeh Arga.
"Ya tapi ikan mana ada yang jadi PNS ama polisi sih na? Orang bisanya mangap mangap doang, bersyukur aja itu mulutnya nggak di kasih solatip sama aji," timpal Cakra.
"Jangan dibolehin, ikan mahal nih," seru Arga dengan wajah serius, melotot pada Cakra.
Cakra sempat kesulitan menelan salivanya, sampai ia hanya bisa mengangguk dengan senyum kaku, "Saya mengerti, CEO Na."
"Apaan sih CEO Na?"
"Heheee, jangan dikira gue gatau ya gerakan lo diem diem di belakang kita," ujar Cakra.
Arga kembali fokus pada ikan ikan miliknya yang berenang bebas di dalam aquarium. "Dah jangan dibahas, belum tentu berhasil juga."
"Lo sama Haikal tuh sama aja, diem diem duitnya sekebon sawit," beber Cakra.
Arga tergelak. "Mana ada? Ngarang."
"Eh, kalo ada orang ngomongin rejeki mah diaminin na, lagian 99% dari omongan gue kan bener."
"Iya bener, tapi buat Haikal benernya, kalo gue belum, doain aja."
"Aamiin. Kalo perusahaan lo nanti maju, kasih persenan ya," ucap Cakra.
"Bangunan aja belum jadi udah mikirin persenan lo, investasi gih."
"Gampang lah, minta berapa?"
"1.899.103.000,00."
"Buset, ngrampok gue itu namanya," cicit Cakra.
"Emang ada lo duit segitu?" Tanya Arga.
"Ada, tapi masih nginep di bank, nariknya gue mungkin jual organ dulu lah."
Arga terkekeh sembari memberi makan ikan peliharaannya. "Organ siapa yang mau lo jual?"
"Enaknya Aji atau Haikal?" Tanya Cakra dengan wajah serius.
Arga langsung tertawa mendengar celetukan Cakra. "Yang bener aja."
Bubble
Cakra spontan menoleh pada ponsel Kanarga yang tergeletak di atas sofa.
"Bunyi tuh HP lo na," katanya."Coba minta tolong cek dong chat dari siapa, Cak."
Dengan santai Cakra menyaguhi, ia meraih ponsel Arga dan memeriksa.
"Na, ini hp lo kuncinya apa?"
"Kuncinya sabar sih," jawab Arga sekenanya.
Cakra berdecak. "Maksudnya password, kode pin."
"Oooh, 2806," jawab Arga.
"2, 8, 0, 6, udah kebuka, itu artinya apa na?"
"Arti apa?" Toleh Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓
Novela Juvenil[SUDAH TERBIT + CHAPTER MASIH LENGKAP] ⚠️BUKAN BXB⚠️ SERI PERTAMA KLANDESTIN UNIVERSE # BELUM DIREVISI # MEME BERTEBARAN # tolong banget inimah, ceritanya masih awut-awutan, TIDAK PANTAS UNTUK DI PLAGIAT. # Budayakan BACA CHAPTER SAMPAI AKHIR biar n...