Brakk
"Kau bilang Jennie pergi sendirian kenapa bisa gagal hah..?"
"A-anu tuan, tadi ada seorang gadis yang menolongnya gadis itu juga menyerang saya dengan pistolnya.."
"Dasar tidak berguna enyah dari hadapanku sekarang juga..!!"
Pranggg~
"Sial.. siapa gadis itu sebenarnya.."
*****
"Lisa-ya.. sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.." ucap Jennie.
"Mungkin.."
Mendengar jawaban singkat itu Jennie mendengus kesal.
Selama di perjalanan Jennie merasa seperti bicara dengan robot karena saat ia bicara panjang kali lebar maka jawaban Lisa hanya mengangguk, menggeleng dan sekalinya berbicara hanya satu kata seperti barusan.
"Unnie marah padamu.."
"Wae..?"
"Kau menyebalkan, dari tadi Unnie bicara panjang lebar jawabannya selalu singkat. kau ini manusia atau robot sih..?"
Hening
Lisa tau gadis bermata kucing itu saat ini sedang merajuk tapi ia juga tidak tau harus berkata apa.
"Aishh tuh kan malah diam.." kesal Jennie lalu menjewer kuping Lisa.
"Aws adu duh sakit, Unnie mau kita berdua jatuh..?" kesal Lisa.
Karena ulah Jennie yang menjewer kupingnya tiba-tiba sepeda yang di kendarai mereka hampir oleng tapi Lisa masih bisa mengendalikannya.
"Lagian bukannya di jawab, orang yang sedang marah itu seharusnya di bujuk atau apa bukan cosplay jadi batu.." ucap Jennie seraya mengelus telinga Lisa yang merah karena ulahnya.
Lisa mendengus kesal, kemudian ia membelokkan sepedanya ke sebuah Cafe dekat komplek perumahan.
"Turun.."
Meski bingung karena tiba-tiba Lisa menyuruhnya turun, Jennie tetap melakukannya ia sedikit merasa bersalah karena telah membuat telinga Lisa merah.
Setelah memarkirkan sepedanya Lisa masuk ke dalam Cafe dengan Jennie yang mengikutinya dari belakang.
"Duduk.."
Lagi-lagi Jennie menurut matanya terus mengikuti semua pergerakan Lisa.
"Apa ini..?" tanya Jennie ketika Lisa kembali dan menaruh segelas es krim di hadapannya.
"Menurutmu..?"
"Es krim.." jawab Jennie dengan polosnya.
Beberapa detik kemudian ia paham dengan apa yang Lisa maksud.
"Aigoo jadi kau sedang merayu Unnie supaya tidak marah lagi hm..?" Jennie tersenyum menaik turunkan alisnya menggoda Lisa.
"Berisik.." ucap Lisa memalingkan wajahnya.
"Arraseo.. Unnie tidak marah lagi.." Jennie tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.
Perasaannya menghangat mendapat perlakuan manis dari Lisa, kini Jennie paham bahwa Lisa adalah tipe orang yang tidak mudah mengungkapkan sesuatu dengan ucapan tapi lebih kepada tindakan.
Jennie kemudian memotret es krim itu dengan ponselnya lalu setelahnya ia mulai memakannya dengan bibir yang masih mengulas senyuman.
Jennie sungguh bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang yang hilang [√]
FanfictionLangit malam akan selalu indah jika dihiasi oleh bintang-bintang. lantas jika salah satu bintang hilang, apakah keindahan langit akan tetap sama? akankah bintang itu kembali pulang? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka sebagai media penyaluran hob...