Hari ini adalah hari Senin yang artinya hari libur telah usai dimana para pelajar harus kembali menimba ilmu di tempat bernama sekolah begitu pula dengan Jisoo dan Rose yang harus bersekolah tanpa dua saudari mereka.
Bogum sendiri yang memberikan ijin agar mereka tidak berangkat ke sekolah dulu selama dua minggu, sebenarnya Lisa keberatan berpikir itu terlalu lama baginya dan ingin bersekolah lebih cepat karena merasa lukanya tidak separah Jennie.
Tapi ia tidak bisa membantah jika Jennie sudah berkata memintanya agar kembali bersekolah di waktu yang sama apalagi ia punya senjata yang bisa membuat Lisa menuruti semua kemauannya yaitu ucapan Lisa tempo hari yang berakhir menjebak diri sendiri.
Meski begitu mereka tetap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan jarak jauh mengingat Lisa mempunyai akses cctv di sekolah melalui ponselnya sehingga keduanya tidak akan ketinggalan pelajaran dan untuk tugas bisa di kirimkan melalui email atau di titipkan pada dua saudari mereka.
Kini Jisoo sedang berjalan seorang diri di koridor menuju kelasnya karena gedung ia dan Rose berbeda namun ia menghentikan langkahnya ketika ada seseorang yang berdiri menghalangi jalannya yang ternyata itu adalah Seulgi.
Enggan berbicara dengan sepupu yang tidak lain adalah anak dari dalang penculikan Lisa dan penusukan Jennie, Jisoo memilih abai menggeser tubuhnya dan kembali berjalan namun langkahnya kembali terhenti karena tangannya di cekal.
"Wae..?" Jisoo bertanya dingin menatap datar Seulgi.
"Ada yang ingin Aku bicarakan.." ucap Seulgi pelan.
"Katakan.." ucap Jisoo tanpa merubah nada suara dan mimik mukanya.
"Tidak disini, Aku mohon.."
Jisoo menghela nafas pelan lalu melihat arloji di pergelangan tangannya hingga akhirnya ia mengangguk berbalik arah berjalan menuju taman sekolah dengan Seulgi mengikutinya dari belakang.
"Jisoo-ya.. mianhae karena-.."
"Apa sebelumnya kau sudah tau apa yang telah ayahmu lakukan pada kedua adikku..?" sela Jisoo dengan pandangan lurus ke depan.
Mereka saat ini sudah berada di taman sekolah dan duduk bersebelahan di kursi panjang, jam yang masih cukup pagi membuat taman itu masih sepi.
"Nde.. mianhae.." jawab Seulgi pelan menundukkan kepalanya.
"Bagaimana kau bisa tau? apa ayahmu yang memberitahumu..?" tebak Jisoo.
"Aniya.. Aku tidak sengaja mendengar percakapan antara Appa dan Haraboeji.."
Jisoo terkekeh hambar mendengar jawaban Seulgi.
"Jadi itu alasan perubahan sikapmu belakang ini.." sinis Jisoo.
"Mianhae.." cicit Seulgi.
"Aku hanya akan memaafkanmu jika kau melakukan sesuatu.."
Seulgi langsung mengangkat kepalanya dan menoleh pada Jisoo.
"Mwo..?" tanya Seulgi.
"Katakan semua yang kau dengar saat itu di pengadilan.."
Deg
Bagaimana mungkin Seulgi menjadi saksi yang bisa memberatkan ayahnya sendiri, orang yang amat Seulgi sayangi.
"Seburuk apapun kelakuannya dia tetap ayahku jadi Aku tidak bisa melakukan itu mianhae.." Seulgi kembali menundukkan kepala.
"Kalau begitu jangan harap Aku akan memaafkanmu dan anggap kita tidak punya ikatan darah apapun karena Aku tidak lagi menganggapnya pamanku setelah dia mencelakai adik-adikku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang yang hilang [√]
FanfictionLangit malam akan selalu indah jika dihiasi oleh bintang-bintang. lantas jika salah satu bintang hilang, apakah keindahan langit akan tetap sama? akankah bintang itu kembali pulang? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka sebagai media penyaluran hob...