Seperti hari-hari biasanya Dokter Haneul akan melakukan visit setiap dua kali sehari seperti saat ini dimana ia sedang memeriksa kondisi Jennie dan Lisa usai makan malam.
"Karena kondisi kalian sudah membaik besok kalian sudah boleh pulang.." ucapnya setelah membuka perban di kepala Lisa dan menggantinya dengan kapas khusus yang di beri plaster.
"Jeongmal..?" Lisa bertanya dengan antusiasnya.
"Nde.." jawab Haneul tersenyum pada Lisa.
"Kalau begitu lepas jarum infusnya sekarang Uncle.." Lisa berujar senang menyodorkan tangan kirinya.
"Arraseo.." Haneul terkekeh dan mulai membuka penutup infus yang diberikan Jessica.
"Nona Jennie mau di lepas sekarang atau besok saja..?" tanya Haneul setelah selesai melepas infusan Lisa.
"Sekarang saja dok.." jawab Jennie yang langsung di sanggupi Haneul.
"Apa dokter yakin mereka sudah benar-benar boleh pulang..?" tanya Ji Hyun dengan wajah jahilnya.
"Wae.. Appa ingin kami lebih lama di Rumah Sakit..?" rengek Lisa.
Melihat Lisa merengek pada Ji Hyun membuat Dara dan ketiga putrinya tersenyum senang meski ada rasa heran di hati Jennie karena sejak Lisa kembali bersama Ji Hyun tadi siang sikapnya jadi tidak secanggung sebelumnya.
Namun ia menepis berbagai spekulasi negatif yang sempat menghampiri benaknya berpikir mungkin ikatan darah yang sama membuat mereka cepat dekat.
"Aniya.. Appa hanya memastikan.." Ji Hyun terkekeh di usapnya surai panjang sang bungsu penuh sayang.
"Nde tuan.. kondisi mereka sudah memungkinkan untuk pulang tapi saat di rumah nanti perbannya harus di ganti sesuai jadwal seperti biasanya apa perlu saya ajari dulu caranya..?" tanya Haneul dengan senyum ramahnya.
"Tidak perlu dokter Bae.. saya sudah bisa karena selalu memperhatikan saat dokter mengganti perban mereka.." sahut Dara.
"Nde.. khusus untuk Nona Jennie masih harus meminum obatnya mengingat area lukanya berada di bagian perut yang cukup riskan dengan organ tubuh di dalamnya, nanti pagi akan ada perawat yang mengantarkan obatnya dan itu harus di minum teratur sampai habis.."
Ucapan Haneul membuat Lisa bersorak senang dalam hati sampai-sampai ia tersenyum sendiri karena itu artinya Lisa tidak perlu minum obat lagi.
Cukup sudah Lisa mendengar Jisoo selalu mengejeknya siluman monyet karena setiap minum obat Lisa harus meminumnya dengan bantuan pisang lebih tepatnya obatnya di selipkan ke dalam pisang.
Namun kalimat berikutnya yang Jennie ucapkan membuat Lisa langsung membulatkan matanya.
"Itu tidak adil dokter.. pokoknya Lisa harus minum obat juga.."
"MWO..!!"
"Wae kau ingin protes.. kau bilang Unnie boleh melakukan apapun padamu jadi kau harus menemani Unnie untuk minum obat juga.."
"Tapi-.."
"Maaf Nona Jennie.. tapi kondisi Lisa tidak separah Nona dan tinggal menunggu lukanya kering saja jadi Lisa tidak perlu minum obat seperti Nona Jennie dan tidak baik minum obat jika tidak sesuai aturan.." Haneul menyela ucapan Lisa melerai perdebatan mereka.
Lisa tersenyum senang dan menjulurkan lidahnya pada Jennie yang saat ini sedang cemberut kesal.
"Sebagai gantinya Lisa harus rutin minum vitamin demi menjaga kekebalan tubuhnya dan tolong di perhatikan pola makan juga jam tidurnya agar tidak kembali pingsan seperti kemarin.." Haneul terkekeh melirik Lisa bermaksud menggoda membuat sang empunya mencebikkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang yang hilang [√]
FanfictionLangit malam akan selalu indah jika dihiasi oleh bintang-bintang. lantas jika salah satu bintang hilang, apakah keindahan langit akan tetap sama? akankah bintang itu kembali pulang? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka sebagai media penyaluran hob...