Pagi menjelang siang ini didepan ruangan Efel terdapat banyak orang dengan ekspresi sendu.
Alex, papa dari Efel dan Arka mengacak rambutnya frustasi.
Miya, mama dari Efel dan Arka menangis tersedu.
Rafa, mantan sekaligus bos dari Efel melamun.
Ayana, sahabat Efel yang ikut menangis.
Alvin, melamun dengan perasaan menahan amarah terhadap seseorang.
Semua orang disana frustasi, mengingat keadaan Efel yang sedang kritis.
"Dimana Arka?" Tanya Alex sadar tidak melihat keberadaan putranya disana. Memang dari bandara dia dengan istrinya langsung ke rumah sakit, dimana Efel dirawat.
"Gatau om." Ujar Alvin.
Alex mengangguk maklum dan bergegas menelpon Arka.
Disisi lain, Arka sedang berada diperjalanan dengan Rossa disamping nya. Tujuan mereka kali ini membeli tas yang diinginkan oleh Rossa.
Canda gurau mereka terhenti kala handphone Arka berdering.
"Papa." Gumamnya dan langsung menekan tombol hijau.
"Hallo, kenapa pa?" Tanya Arka tenang.
"Kamu dimana Arka?" Tanya Alex.
"Dijalan pa." Jawab Arka.
"Sama siapa?" Tanya Alex curiga, mendengar suara putranya yang tetap santai.
"Sama teman pa. Kenapa? Efel ngadu sama papa?" Tanya Arka menebak.
"Ngadu?" Bingung Alex.
"Oh ngga pa." Ujar Arka.
"Sebenarnya, kamu dijalan mau kemana Arka?" Tanya Alex memastikan.
"Ke mall pa, nemanin teman belanja." Jawab Arka jujur.
Arka tidak tau aja Alex menggeran marah diseberang sana.
"Bisa-bisanya kamu ke mall buat orang lain sementara adek kamu sendiri lagi berjuang." Geram Alex.
"Hah? Berjuang apa pa?" Bingung Alex. Pasti Efel nipu papa, pikirnya.
"Sebenarnya kamu ada masalah apa sama adek kamu Arka? Biasanya kamu akan paham sama keadaan adek kamu sendiri. Sekarang kamu bahkan sepertinya ngga tau gimana keadaan adek kamu." Ujar Alex.
Hal itu semakin membuat Arka mengerutkan dahinya, bingung. "Emang Efel kenapa pa?" Tanya nya.
"Efel kritis Arka." Ucap Alex dan langsung mematikan telponnya.
Tiga kata yang mampu membuat dunia Arka seakan berhenti. Di ngerem mendadak. Menatap kedepan dengan linglung.
"Kenapa Ar?" Tanya Rossa lembut.
"Hah? Gapapa." Jawab Arka masih linglung.
"Oh, yauda yok. Takut tasnya abis." Ajak Rossa lembut.
Arka mengangguk mengiyakan. Mungkin ini rencana Efel, pikirnya.
-----
Mereka sudah membeli tas keinginan Rossa.
"Mau makan siang dulu?" Tanya Arka.
"Boleh." Jawab Rossa.
Tapi lagi-lagi dering handphone Arka menghentikan langkah mereka. Papa lagi, pikirnya. Tanpa menunggu lama, dia langsung menekan tombol hijau.
Baru saja dia mau berucap hallo, tapi sudah didahului teriakan mamanya diseberang.
"KAMU DIMANA ARKA?" Tanya Miya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSKU MANTANKU
Romance"Kita putus aja Raf"ucap Efel lagi. "Kenapa kamu minta putus? Apa karna pria bajingan ini?"tanya Rafa sambil menunjuk kearah Alvin. "Ini nggak ada hubungannya sama Alvin"ujar Efel. "Aku nggak mau putus"tolak Rafa. "Tapi keputusan ku udah udah final...