"Gue goblok amat sih"ucap Rafa frustasi.
Rafa kembali melihat ponselnya. Dia bingung hendak menelepon Efel.
"Gue harus minta maaf"tekad Rafa. Tapi lagi-lagi dia merasa nggak pantas.
Tiba-tiba handphonenya berdering menandakan ada yang menelepon.
"Iya Tas"jawab Rafa. Ya, yang meneleponnya Tasya.
"Lo dimana?"tanya Tasya dari sebrang sana.
"Apartemen, kenapa?"tanya Rafa.
"Sama siapa?"tanya Tasya
"Sendiri"
"Nggak sama Efel?"tanya Tasya memastikan.
"Kami udah putus"ucap Rafa.
Disebrang Tasya terlihat kaget, tapi tidak bisa dipungkiri ada rasa senang dihatinya.
"Hah? Kok bisa? Pasti karna masalah tadi ya? Maaf ya ini semua salah gue, nggak seharusnya gue nampar dia sama narik-narik tangan lo tadi. Gue jadi merasa bersalah"ucap Tasya pura-pura merasa bersalah.
"Ini semua bukan salah lo, emang kami nggak cocok aja."ujar Rafa dengan polosnya.
"Tapi gue jadi merasa bersalah"lain di mulut lain dihati. Munafik!
"Nggak usah ngerasa bersalah gitu"ujar Rafa.
"Yaudah deh, lo nggak mau gue temani? manatau gue bisa jadi tempat curhat lo, gue tau lo lagi sedih sekarang"ucap Tasya.
"Lo emang paling ngertiin gue Tas. Tapi untuk sekarang gue nggak mau diganggu dulu, gue pengen sendiri aja"balas Rafa menolak tawaran Tasya.
"Oo yaudah deh, bye"ucap Tasya.
Rafa meletakkan ponselnya diatas meja.
Dia kembali mengingat kejadian tadi, dimana Tasya yang menampar Efel, Tasya yang menarik tangannya, Efel yang pelukan sama Alvin, dan Efel yang meminta putus.
Nggak terasa air matanya mengalir. Ada pepatah mengatakan jika laki-laki menangis karna perempuan, itu artinya laki-laki itu sangat menyayangi perempuan itu.
"Gue goblok banget sih, seharusnya gue bisa ngontrol emosi. Goblok-goblok-goblok"umpat Rafa pada dirinya sendiri.
"Ini salah gue, kalo gue lebih prioritasin Efel tadi, semua ini nggak bakal terjadi. Sikap gue hari ini emang keterlaluan"lirih Rafa.
Keesokan harinya Rafa berencana kerumah Efel untuk minta maaf. Tapi semua terhenti saat melihat Efel yang terlihat bahagia bersama Alvin, Rafa kembali ke apartemennya.
"Loh, lo ngapain kesini Tas?"tanya Rafa saat melihat Tasya ada didepan pintu apartemennya.
"Lo darimana?"bukannya menjawab, Tasya malah bertanya.
"Rumah Efel"jawab Rafa.
"Ngapain?"tanya Tasya terlihat tidak suka.
"Mau minta maaf sama kejadian semalam"ucap Rafa.
"Lo mau minum apa?"lanjut Rafa."Terus dia maafin lo? Oh iya, gue nggak mau minum, lo duduk disini aja"Tasya menepuk sofa disampingnya.
"Gue nggak jadi minta maaf"Rafa duduk disamping Tasya.
"Kenapa?"tanya Tasya.
"Gue ngeliat dia terlihat bahagia sama Alvin, dia terlihat bahagia tanpa gue"Rafa terlihat gusar.
"Semalam gue udah bilang Efel nggak betul-betul cinta sama lo. Mungkin dia cuma mau balas dendam sama lo, dia cuma mau balas perbuatan lo dimasa lalu"ujar Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSKU MANTANKU
Storie d'amore"Kita putus aja Raf"ucap Efel lagi. "Kenapa kamu minta putus? Apa karna pria bajingan ini?"tanya Rafa sambil menunjuk kearah Alvin. "Ini nggak ada hubungannya sama Alvin"ujar Efel. "Aku nggak mau putus"tolak Rafa. "Tapi keputusan ku udah udah final...