"gue sama Alvin aja deh" putus Efel dengan mudah .
Alvin tersenyum bahagia sedangkan Rafa merasa kecewa dengan keputusan Efel.
"Yaudah, gue duluan"Rafa pergi begitu saja dari sana dengan perasaannya yang kecewa.
"Ayok"ajak Alvin.
Efel hanya mengangguk dan mereka langsung berangkat kekantor, tentu saja Alvin mengantarkan Efel dulu ketempat kerjanya.
Diperjalanan mereka tidak banyak bicara karna mereka fokus dengan fikiran masing-masing.
......Efel sudah masuk kedalam perusahaan dan Alvin langsung bergegas ketempat dia bekerja.
"Selamat pagi pak"sapa Efel saat Efel masuk kedalam ruangan Rafa.
Rafa hanya berdehem tanpa membalas sapaan Efel.
"Saya hanya mengingatkan jam 13:30 akan diadakan rapat" jelas Efel, sebelum Rafa bertanya maksud kedatangannya.
Efel yang hendak keluar dari ruangan itu segera dipanggil oleh Rafa. Efel berbalik dan melihat Rafa yang melihatnya juga.
"Iya pak?"tanya Efel bersikap profesional.
"Kenapa tadi kamu milih berangkat sama Alvin dibanding berangkat sama ku?"tanya Rafa.
Efel terdiam sesaat lalu menjawabnya dengan santai disertai senyuman diwajahnya. "Yakali saya lebih milih bapak dibandingkan tunangan saya sendiri, apa kata dunia nanti!"
Rafa berdiri dan berjalan kearah Efel yang masih berdiri didekat pintu.
Efel terkejut ketika Rafa memeluknya tiba-tiba. Dia hendak melepaskan pelukan Rafa akan tetapi dia mengurungkan niatnya ketika merasa suhu tubuh Rafa yang sedikit lebih hangat daripada biasanya.
"Aku cuma ingin memeluk mu sebentar"gumam Rafa.
Efel hanya diam tanpa membalas ucapan Rafa dan pelukan Rafa. Merasa puas, Rafa melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Efel.
Rafa bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Makasih kamu udah biarin aku meluk kamu walau cuma sebentar dan mungkin ini terakhir kalinya aku memeluk mu" ucap Rafa dan kembali duduk di kursinya.
Efel masih diam seolah kesadaran nya hilang. Kemudian dia berjalan kearah Rafa dan itu membuat Rafa mengernyitkan dahinya.
"Ada apa lagi?"tanya Rafa bingung.
Efel tetap diam. Lalu menjulurkan tangannya hendak mengecek suhu tubuh Rafa. Rafa hanya diam menatap dalam Efel yang berada didepannya sekarang.
"Saya kira kamu mau nampar saya karna saya udah lancang meluk kamu"ucap Rafa.
"Bapak tidak sarapan?"tanya Efel tiba-tiba.
"Hah"Rafa bingung.
"Suhu tubuh bapak lebih hangat dari suhu biasanya"jelas Efel.
"Saya sarapan kok"
Efel berdecak kesal. "Jelas-jelas bapak tidak sarapan tapi masih mau bilang sarapan?"
"Iya saya tidak sarapan"akhirnya Rafa mengakuinya.
"Ckck kenapa? Udah nggak niat hidup lagi?"
Rafa tersenyum."bukan, saya hanya ingin menjemput lebih cepat tapi kamu malah milih sama tunangan kamu. Saya masih ingin hidup karna saya ingin menebus kesalahan saya dulu sama kamu."
Efel terdiam. Jadi ini karna dirinya, pikirnya.
"Ini bukan karna kamu kok, saya emang tidak suka sarapan"ucap Rafa seolah-olah bisa membaca pikiran Efel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSKU MANTANKU
Romance"Kita putus aja Raf"ucap Efel lagi. "Kenapa kamu minta putus? Apa karna pria bajingan ini?"tanya Rafa sambil menunjuk kearah Alvin. "Ini nggak ada hubungannya sama Alvin"ujar Efel. "Aku nggak mau putus"tolak Rafa. "Tapi keputusan ku udah udah final...