22.Kafe

10K 327 14
                                    


"Vin lo nggak ada niatan nikung Rafa kan?"tanya Arka.

Alvin dan Arka sedang berada disebuah kafe yang biasa mereka kunjungi.

"Nggaklah"jawab Alvin.

Arka mengangguk-anggukan kepalanya, "Bukannya lo suka sama Efel?"

"Gue emang suka sama Efel, tapi kalo Efelnya suka sama Rafa, gue bisa apa."ujar Alvin.

"Terus lo nggak mau perjuangin orang yang lo suka?"tanya Arka.

"Bukan nggak mau, tapi kalo Efel bahagianya sama Rafa gue ikhlas. Gue nggak mau ngerusak kebahagiaan Efel cuma karna perasaan sepihak. Mencintai memang dibebaskan buat setiap orang, tapi soal memiliki nggak ."jelas Alvin.

"Iyain deh"ucap Arka.
"Terus lo sama siapa sekarang?"lanjut Arka.

"Nggak ada, gue masih setia sama adek lo"ujar Alvin.

Arka yang mendengarnya mendengus, "Tadi bilangnya gak mau perjuangin, sekarang malah bilang 'gue masih setia sama adek lo', munafik amat anjir"

"Maksud gue tuh gini abang Arka yang gobloknya diatas rata-rata, manataukan Rafa berkhianat sama Efel. Nah jadi gue bakal langsung gercep paling depan buat gantiin Rafa di hati Efel."ujar Alvin.

"Dan kalo boleh jujur sih, gue ngedoain Rafa ngelakuin kesalahan yang fatal biar Efelnya sama gue hahaha"sambung Alvin diakhiri dengan tawanya yang renyah.

"Astatang, mudah-mudahan hubungan Efel sama Rafa bertahan sampai kejenjang pernikahan"ucap Arka bertolak belakang dengan harapan Alvin.

Alvin yang mendengarnya menoyor kepala Arka yang membuat siempunya kepala emosi.

"Vin lo taukan gue orangnya emosian"ujar Arka.

"Nggak dan nggak mau tau"ujar Alvin sambil memainkan ponselnya.

Alvin sedang membalas chat dari ciwi-ciwi yang naksir kepadanya. Iya, semenjak Efel balikan dengan Rafa, Alvin berubah jadi fuck boy.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa rasa suka atau cinta bisa mengubah kepribadian seseorang.

"Gue nggak bakal restuin lo sama Efel"tegas Arka.

"Bodoamat"ucap Alvin.

"Lah ini an-"ucapan Arka terhenti ketika kedatangan Efel, Rafa, Rossa, dan Ayana.

"Ngapain lo pada disini? Bukannya kerja malah cabut"tanya Arka setelah mereka berempat duduk.

"Diajak sama Alvin. Emang kenapa? Mau ngusir? Lo nggak bakal bisa ngusir kita kali, kafe ini kan milik pacar gue"cetus Efel dengan membanggakan pacarnya, Rafa.

Rafa yang mendengar kekasihnya membanggakannya mengelus kepalanya lembut.

"Lagian ngapain kerja lagi, gue udah kaya"tambah Rafa songong. Nggak papa deh, holkay bebas.

"Asu lo pada"ucap Arka.

"Hai abang Arka"ucap Ayana, sahabat Efel semasa SMA.

Arka yang disapa hanya mendengus. Gadis itu gadis yang gila, makanya Arka mendengus saja saat disapa.

"Ihhh, sombong amat sih"ujar Ayana dengan muka cemberut.

"NAJIS AY"teriak Arka saat melihat muka cemberut Ayana.

"Jadi cowo berisik amat sih, ganti kelamin dulu sana. Lo nggak cocok jadi cowo, cerewet, suka teriak dan nggak tau tempat"Efel mulai julid.

"Gini-gini gue abang lo kali"ucap Arka.

"Nggak sudi gue punya abang kaya lo"ketus Efel.

Mendengar itu Arka merasa kecewa karna tidak diakui oleh adik kandungnya sendiri.

BOSKU MANTANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang