Dua

300 42 102
                                    

Sempiternal
Story by yeolki_

Sempiternal Story by yeolki_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
🌿





Suara nyaring menggelegar ke seluruh penjuru sekolah. Di saat yang sama satu persatu guru keluar dari kelas. Diikuti anak didik mereka yang berhamburan keluar. Waktu istirahat tiba dan kantin mulai ramai.

Stevy baru saja selesai berkemas dan menaruh buku diktat ke loker. Seorang gadis dengan tubuh mungil kini menghampiri bangku Stevy dan Laras. Dia Adinda Leandra atau Dinda. Gadis yang hari ini mengepang rambut panjangnya ala Elsa pada film Frozen.

"Guys ... sebelum ke kantin, temenin ke kelas Putra, ya?" pinta Dinda sambil memasang cengiran.

Laras yang mendengar hal ini menaruh curiga. "Jangan bilang, semalem kalian habis ribut?"

Dinda tersenyum kecil. "Temenin, ya?"

"Enggak, ah. Nanti kita malah jadi nyamuk." Stevy memalingkan wajahnya sambil menggandeng Laras. Jangan lupakan bagaimana kaki gadis itu mengkode Laras untuk ikut berakting.

Laras yang sudah paham dengan kode Stevy, lantas mengangguk setuju. Dinda mengerucutkan bibirnya. Wajah memelas pun ia pasang. "Guys ... Please ... cuman kalian yang bisa bantu gue. Mau, ya?"

Dinda yang memasang wajah memelasnya itu berhasil menggoyahkan hati Laras. "Stevy, kita bantu, deh. Gue capek lihat Dinda seperti itu terus," pasrahnya.

"Yah ... baru aja gue mau minta traktiran bakso ke Dinda," keluh Stevy.

Laras cekikan sambil menggandeng Stevy erat. Sementara itu, Dinda meraih tangan temannya untuk bangkit dari kursi. "Stevy, ayo!"

Stevy mau tidak mau bangkit. Diikuti Laras yang menggandeng gadis berambut sebahu itu. Kini Stevy diapit kedua temannya. Di ambang pintu kelas, tiga orang gadis terlihat menunggu mereka.

"Mau ke kantin, 'kan?" gadis berambut panjang dengan poni rata itu bertanya. Namanya Kirana Jocelyn. Salah satu teman Stevy juga.

Stevy menggeleng. "Nih, mau antar Dinda ke pangerannya, Si Putra," jawabnya.

Marissa Rayadinata pun tertawa. Gadis yang memiliki tinggi yang tidak beda jauh dengan Kirana itu menepuk bahu Stevy beberapa kali. "Sabar ya, Vi. Orang bucin memang suka nyeselin," sindirnya.

Dinda spontan menatap tajam ke arah Marissa. Namun, Sonya Yovika atau biasa di panggil Sonya itu berkata, "Lebih baik, kalian buruan pergi ke Putra, deh. Hari ini ada jadwal pertandingan basket, 'kan?"

Dinda menepuk jidatnya. "Ayo, ih! Buruan!" rengeknya.

Stevy dan Laras pun hanya bisa ikut serta dengan pasrah. Dinda menyeret kedua gadis itu pergi menuju kelas pangeran berkudanya. Sementara tiga gadis yang mereka tinggalkan, hanya tertawa kecil. Tertawa karena melihat betapa paniknya Dinda saat ini.

Sempiternal [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang