Empat Belas

147 26 82
                                    

Sempiternal
Story by yeolki_

SempiternalStory by yeolki_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
🌿



Bersama Chandra, langkah cepat Malvin kini bergerak menyusuri lorong gedung utama. Perhatian cukup tertuju pada keduanya. Alasannya, karena mereka masih mengenakan jersey tim basket sekolah yang berwarna ungu itu. Dan Chandra yang memang sesekali menyapa beberapa gadis di sekitar.

Langkah Malvin kini berhenti tepat di depan pintu yang terbuka lebar. Terdapat majalah dinding yang ada di dekatnya. Dan tertulis besar-besar kata "Jurnalis Pikamus".

Malvin menengok ke arah dalam ruangan yang tidak terlalu banyak orang itu. Aktivitas ini berhasil mengusik salah satu penghuni ruangan. Gadis dengan kacamata bertengger di atas hidungnya itu beranjak. Menghampiri Malvin dengan rasa penasaran.

"Cari siapa, Kak?" tanya gadis yang tidak lain bernama Renata. Terlihat jelas dari nama dada gadis itu.

Malvin memberi senyumnya sejenak. Lalu menjawab, "Kirana ada di sini?"

Tidak menjawab pertanyaan Malvin, Renata malah berbalik. "Kak Kirana! Ada yang cariin, nih!" jeritnya.

Di dalam ruangan, gadis berambut panjang dengan poni rata itu kini menghentikan aktivitas mengguntingnya. Ia menengok ke asal suara sambil memasang wajah bingung. Renata memberi kode dengan mata pada kakak kelasnya itu. Namun, Kirana malah semakin memasang wajah bingung sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

"Kak Kirana, ini ada cowok-cowok nyariin Kak Kirana," jelas Renata. Sedikit mencoba bersabar.

Kirana spontan mengernyitkan dahi. Cowok-cowok? batinnya. Dengan bingung, ia bangkit dari tempatnya. Menghampiri Renata dengan kaus kaki putih yang masih menempel di kakinya.

"Cowok-cowok si-" Kirana hendak bertanya pada adik kelasnya itu. Namun, hal itu urung karena ia sudah dapatkan jawabannya. Sosok Malvin berdiri di depan pintu dengan senyum lebar. Sementara Chandra, ia melambaikan tangan ke arah Kirana.

"Ngapain kalian di sini?" tanya Kirana bingung.

Malvin memasang senyum hangatnya sejenak. Lalu, bertanya, "Lo sibuk, enggak?"

Kirana menoleh ke tempatnya tadi. Malvin pun ikut melihat tempat itu sambil sedikit menjinjitkan kaki. Tempat yang masih cukup berantakan dan terlihat belum selesai.

"Sibuk, sih .... Kenapa, ya?" tanya Kirana lagi, sambil memasang wajah bingung.

"Anu ...," Malvin menggaruk kepalanya sejenak. Sembari berpikir ingin mengeluarkan kata-kata apa agar Kirana mau menyisihkan waktunya sejenak. "Gue ... mau ngobrol sebentar sama lo, boleh?"

"Tapi, gue masih-"

"Bentar aja!" Malvin menyela. Kini ia tunjukkan telapak tangannya yang terbuka lebar. Sembari memasang muka penuh harap, ia lanjutkan ucapannya, "Lima menit aja. Oke?"

Sempiternal [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang