Sempiternal
Story by yeolki_Happy Reading
🌿
Tanggal sudah berganti. Lalu, bulan pun sudah berganti. Namun, kesedihan Stevy belum berhenti. Gadis itu masih terjebak dalam kesedihan tidak berujung. Meskipun tidak separah waktu itu, Stevy masih belum bisa makan dengan teratur. Beberapa kali ia akan menolak sarapan. Beberapa kali pula, Sonia harus memaksa gadis itu membawa bekal dan menjejali roti selai kacang ke dalam mulut si bungsu. Tubuh Stevy semakin mengurus. Entah berapa beratnya.
Hari ini, merupakan minggu pertama di bulan Desember. Rintik hujan menemani pagi. Sedikit memberi suhu dingin yang menempel di kulit. Sonia menatap Stevy yang kini sudah turun dari lantai dua. Gadis itu menggendong tas ranselnya dan mengenakan jaket model parka berwarna merah tua. Terlihat Stevy tidak memasang resleting jaketnya saat ini. Membuat Sonia gatal dan menghampiri anak gadisnya itu.
"Cuaca lagi dingin. Jaketnya harus dipasang dengan benar. Biar kamu enggak sakit," jelas Sonia sambil memasang resleting itu sampai ke ujung.
Stevy hendak mengeluh. Namun, ia hanya bisa memasang wajah merajuk. Terlebih ketika sang bunda malah memasang tudung jaket pada kepalanya. Sonia tertawa kecil melihat bibir Stevy yang mengerucut. Membuat ia batalkan niat mengikat kaitan tudung itu di bawah dagu Stevy. Lalu, melepaskan tudung itu dari kepala Stevy.
Sonia menatap wajah anaknya itu sejenak. Wajah pucat seperti sedang sakit, melekat pada Stevy. Tubuh Stevy sempat panas semalam. Namun, gadis itu malah belajar untuk persiapan ujian semester hari ini. Bahkan, Sonia harus temani gadis itu sembari menyuapinya makan. Meskipun hanya dua suap yang berhasil masuk ke dalam perut.
"Kamu yakin mau tetap sekolah hari ini?" tanya Sonia bernada khawatir dan terlihat jelas pikiran negatif menyerang dirinya.
Stevy mengangguk. Ia tidak mungkin izin tidak masuk. Hari ini, hari pertama ujian. Stevy tidak mau saja melewatkan ujian semester. Selama Stevy bisa berdiri tegak dan berpikir dengan fokus, ia harus tetap sekolah. Tidak peduli dengan kondisinya yang sedikit panas itu.
Di sisi lain, Sonia meletakkan telapak tangannya di kening si bungsu. Rasa panas terasa di telapak tangannya. "Kamu masih panas, lho. Libur aja, ya?" pintanya memohon.
Kali ini, Stevy menggeleng. Tidak mau menuruti kemauan sang bunda. "Stevy enggak apa-apa, kok, Bunda. Nanti kalau dibawa jalan, enggak bakal panas lagi. Malah keringatan," jawabnya menolak.
"Kamu 'kan bisa ikut ujian susulan, Stevy. Bunda khawatir kamu kenapa-kenapa di sekolah," risau Sonia
Namun, Stevy menggeleng lagi. Mengikuti ujian susulan adalah hal yang tidak ingin Stevy lakukan. Ia harus mengerjakan ujian di kantor. Bahkan di ruangan kepala sekolah. Stevy memang mantan wakil ketua OSIS. Namun, ketakutannya pada ruang guru dan ruang kepala sekolah pun sama seperti murid yang lain. Ketegangan saat mengerjakan ujian di sana, sama seperti ujian yang sedang diawasi oleh hantu. Lebih baik, Stevy tetap masuk daripada harus menyusul ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal [✔️]
Romansa[TAMAT DI KARYAKARSA] Sempiternal [adj] berarti abadi, kekal dan tidak berubah. ----------------------------------------------- Stevy berpikir hubungan persahabatannya akan selalu berjalan mulus, tetapi siapa sangka pernyataan cinta dari sosok Malvi...