Empat Puluh Tujuh

17 5 0
                                    

Sempiternal
Story by yeolki_

SempiternalStory by yeolki_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
🌿



Netra Stevy menelaah setiap barang yang berada di rak supermarket. Sembari sesekali mengingat-mengingat bahan yang perlu ia beli. Ia pun menoleh pada keranjang dorong yang didorong oleh kakaknya sedari tadi. Sudah ada beberapa barang yang Stevy inginkan, tetapi ada hal yang rasanya belum lengkap. Sayangnya, Stevy lupa apa itu.

"Kak Bian ...," Stevy memanggil kakaknya yang kini tengah mengambil botol saus sambal. Netra yang sebelumnya ada pada barisan huruf di kemasan saus, beralih menatap Stevy. "Minta tolong cek barangnya, Kak. Stevy takut ada yang lupa," lanjutnya.

Bian menelaah barang yang ada di kerajang dorongnya. Mengambil satu persatu barang tersebut. Seperti tepung, gula dan beberapa botol pewarna. Lalu sebuah gelengan pun Stevy dapatkan. "Sepertinya, enggak ada lagi. Udah semua," jawabnya masih setia dengan barang bawaan yang ada di keranjang dorong.

Stevy menatap kakaknya itu tidak yakin. Gadis itu masih merasa seperti ada yang tertinggal. Ada barang yang belum sempat Stevy masukkan di keranjang itu. Tetapi, ia lupa apa.

"Eh, lo belum ambil mentega sama baking soda, Vi." Bian sudah tersadar ada yang belum masuk ke dalam keranjang belanja mereka. Ia pun menatap Stevy yang kini menepuk jidatnya. Gadis itu benar-benar lupa.

Tanpa merespon ucapan Bian, Stevy-gadis yang kini mengenakan sweater bermotif tribal untuk menutupi kemeja seragam khasnya-memilih bergerak berlalu. Pergi ke rak lain di supermarket. Membiarkan Bian yang hanya bisa menghela napas panjang dan mendorong keranjang belanjanya lagi.

Stevy kini sampai di rak berisi tepung dan bahan membuat kue lainnya. Pandangannya kini mengarah pada rak kedua dari terbawah. Di mana banyak merek baking soda. Rasa bingung mendadak menyerang kepalanya. Baking soda apa yang bagus.

Gadis berambut sebahu itu spontan duduk berjongkok di depan rak. Netranya menelaah merek-merek itu. Sungguh, ia tidak tahu mana yang bagus. Apa ini karena Stevy tidak pernah membantu Sonia di dapur? Lagi pula, bundanya jarang membuat kue. Wanita itu akan membuat kue hanya pada ulang tahun Bian dan Stevy. Sisanya, tidak pernah. Jadi, bagaimana Stevy bisa tahu?

Netra Stevy beralih pada kakaknya yang kini sudah masuk ke gang kecil di antara dua rak ini. "Kak Bian, biasanya Bunda pakai baking soda apa?" tanyanya.

Bian diam sejenak. Ia meminggirkan keranjang dorongnya sejenak. Setidaknya, ia tidak boleh menghalangi laju pengunjung yang lumayan padat sekarang-wajar pekan gajian. Bian memilih menghampiri Stevy. Lalu, melihat setumpuk baking soda yang berada di rak.

"Seingat gue, Bunda suka pakai yang kuning, tuh." Bian menunjuk salah satu kemasan baking soda di sana. Stevy menoleh kembali ke rak itu. Terlalu banyak warna kuning. Membuat gadis itu malah menunjuk asal dengan telunjuknya. Bian menggeleng. Ia semakin mendekatkan telunjuknya pada sebuah botol yang tidak terlalu kecil dan memiliki tutup kuning.

Sempiternal [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang