Tiga Puluh Lima

55 13 0
                                    

Sempiternal
Story by yeolki_

SempiternalStory by yeolki_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
🌿




Di sepanjang lorong, banyak siswa duduk dan fokus belajar. Beberapa ada yang duduk di bawah. Bersila sambil menusuk bakso dengan lidi dan melahapnya. Sembari netranya fokus pada buku bacaan. Ada pula yang memilih duduk di depan kelas sambil berbincang-bincang soal ujian tadi dan menebak materi yang akan keluar sebentar lagi. Tetapi, tidak sedikit yang hanya diam saja. Melamun memandang lapangan di antara rinai.

Sonya Yovika, kembali membuka lembaran bukunya. Sepasang mata almon itu setia fokus pada setiap kalimat yang tertuang di dalam buku. Ia tidak sedikit pun terusik pada hiruk pikuk orang sekitar. Bahkan ia tidak peduli bagaimana siswa laki-laki yang terus menggoda beberapa adik kelas.

Di sisinya, ada Kirana yang malah melamun. Benar buku ada di pangkuannya. Namun, pikirannya melayang. Entah apa yang ia pikiran. Karena sesekali, ia melirik Sonya yang setia pada bukunya. Ia seperti ingin mengungkapkan sesuatu. Tetapi, selalu urung karena meragu.

"Em ..., Sonya," panggil Kirana pada gadis di sebelahnya itu. Gadis itu terlihat ragu sebenarnya. Terlihat bagaimana ia menggigit bibir bawahnya. Sembari menatap Sonya yang memilih bergumam kecil, menanggapi panggilan Kirana.

Kirana memilih diam sejenak. Ia menimang-nimang sebuah kalimat di otaknya. Ia masih pikirkan konsekuensi yang harus ditanggung, jika lontarkan kalimat ini. Dan hal ini, membuat Sonya yang menunggu kelanjutan dari ucapan Kirana, menatap gadis itu bingung.

"Lo tadi panggil gue. Tapi lo enggak mau ngomong," celetuk Sonya.

Kirana yang mendengar itu lantas memberi cengiran kecil. "Em ..., sebenarnya gue mau tanya sesuatu sama lo, Nya," ujarnya. Mau tidak mau, ia harus mengeluarkan kalimat di otaknya itu.

"Tanya apa?" Sonya bertanya sembari beralih pada bukunya lagi. Memilih fokus pada materi ujian selanjutnya. Sembari setia membuka kuping, untuk dengarkan pertanyaan Kirana.

Kirana terdiam lagi. Sungguh, ia masih ragu. Hanya saja, dirinya ingin hal ini cepat terlontar. Bukan terpendam di benaknya.

"Kok malah diem lagi?" tanya Sonya sambil beralih menatap Kirana yang diam kembali.

"Em ..., lo enggak mau ... ngobrol sama Stevy?" Kirana berhasil utarakan pertanyaannya itu. Sialnya, pertanyaan ini tertahan cukup lama. Di sisi lain, Sonya malah melengos. Ia kembali fokus dengan buku diktatnya.

Lalu, Sonya menjawab singkat, "Enggak."

"Lagi pula, mau obrolin apa? Enggak ada hal yang perlu diomongkan," lanjut Sonya dengan nada dingin. Tanpa melirik ke arah Kirana.

Gadis di sisinya itu terlihat sedikit takut kali ini. Hanya saja, ia ingin teman-temannya berbaikan. Itu saja. "Mungkin ..., soal kesalahpahaman lo sama Stevy," jawabnya diakhiri cengiran.

Sempiternal [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang