bab 5. pengakuan(2)

139 6 0
                                    

setelah selesai salat maghrib aku memilih untuk duduk di ayunan depan rumah sambil melihat bintang yang gemerlap di langit, mereka bercahaya dan sangat cantik. jika bintang adalah manusia pasti akan terlihat lebih cantik .

"langitnya cantik"

"loh kamu ngapain kesini?"

"gaboleh emang? saya kan mau ketemu ayahmu bukan kamu"

"ayah gak ada"

"dimana?"

"kantor"

"Oh, yasudah saya mau ketemu anaknya saja"

"sejak kapan kamu baik sama aku? kamu mimpi di kejar macan ya?"

"emang saya jahat sama kamu? kalo jahat gamungkin saya nyapa kamu"

"ekspresi mu yang jahat"

"kalo sama orang yang saya suka pasti gak gitu ekspresi nya"

"siapa emang yang kamu suka?"

"gak ada"

"gajelas, pulang sana"

"orang itu mirip kamu haha"

"atau jangan jangan emang aku? ayo ngaku"

"kalo dia gamau di ajak ta'aruf nanti saya ajak kamu aja gimana?"

"gak, aku masih sekolah"

apapun itu kelihatan sekali dari ekspresi nya bahwa dia sedang berbohong di pikir aku tidak bisa membaca raut wajah apa
tapi aku tidak tau jika ta'aruf yang dia katakan itu hanya sekedar candaan atau tidak, jika iya mungkin aku akan pingsan sambil kejang kejang karena bahagia .

"serius ini"

"memangnya siapa namanya?"

"Nasha"

"cantik, kenapa dia gamau di ajak ta'aruf?"

"karena saya belum bilang"

"Oh"

"kamu ini benar benar sepolos itu?"

"apa? kamu mau aku jawab kaya gimana? wah beruntung nya nasha ya, gitu?"

"haha kamu beneran gak tau?"

"ENGGAK!"

"kenapa?"

"ih kamu yang kenapa, datang datang bikin panas aja"

"yasudah saya pulang dulu"

"Ih, yaudah pulang sana"

dasar gajelas, berani sekali sebut perempuan lain di depanku yang jelas jelas mendoakan dia dari bertahun tahun
aku sangat sangat kesal dengan abizar.

anak ini cemburu sama dirinya sendiri? jelas jelas nasha itu nama tengahnya, Azzahra Nasha Razeta- batin abizar

"inget dulu nama kamu, nanti saya balik lagi kesini, Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

aku masuk ke dalam rumah karena udara di luar sudah sangat dingin, aku buru buru
ke kamar bunda untuk menanyakan sesuatu pada beliau

"bunda"

"eh kenapa ini?"

"bunda namaku itu azzahra razeta?"

"bukan tapi Az-zahra nasha razeta"

mataku terbelalak seketika tapi apa benar nasha yang disebut abizar itu adalah aku atau orang lain? pipiku rasanya memerah
tapi aku juga tidak bisa ke geer an karena
belum tentu yang di maksud abizar itu adalah aku.

"ada apa nak?"

"abizar bilang dia mau ta'aruf an sama nasha, tapi katanya kalo nasha gak mau dia mau ngajak aku"

"haha ada ada aja itu abizar nya"

"hehe, yasudah bunda aku mau ke kamar dulu ya?"

"iya sayang"

WhatsApp

azzahra
nasha itu aku ya?

kak abizar
kamu chat saya hanya
sekedar itu?

azzahra
iya, sekalian minta maaf
udah marah sama kamu

kak abizar
👍🏻

azzahra
nasha itu aku ya??

kak abizar
tidur zahra

azzahra
ya

jika bukan aku? aduh malu sekali Ya Allah
tapi apa salahnya berharap sedikit lagian namaku juga nasha kan? jadi jika aku berharap itu adalah salah abizar sendiri

WhatsApp notifikasi

kak abizar
kamu udah tidur?

azzahra
belum

kak abizar
kamu udah tau sekarang?

azzahra
tau kalo nasha itu aku?

kak abizar
iya

azzahra
aku pikir nasha yang lain

kak abizar
mau nggk?

azzahra
gak, aku masih sekolah

Kak abizar
nanti kan bisa

azzahra
👍🏻

jika dia mau seharusnya dia bisa bilang ke ayah bukan ke aku, tapi sudahlah aku cukup senang karena ulah abizar saat ini

saat hendak tidur tiba tiba ada panggilan masuk dari nomor yang tak di kenal
cukup lama aku mendiamkannya karena takut jika itu adalah terror tapi nomor itu terus menelpon sampai akhir nya aku tidak tahan dan menjawab telpon nya

"halo"

"ini siapa?"

"abyan"

"dapat nomorku
dari mana?"

"grup angkatan"

"Oh"

"gua kayaknya gab-"

belum sempat melanjutkan kata ternyata telpon nya sudah tertutup, sebelum itu aku juga mendengar seperti ada suara tangisan disana. aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku rasa ada hal penting yang ingin di katakan padaku saat ini.

CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang