bab 20. ke mekkah bersama

104 4 0
                                    

"saya sudah beli tiket"

"serius?"

"iya, nanti siapin apa yang perlu di bawa ke tanah suci"

"yeay!!"

aku memeluk abizar dengan gembira karena dia mencapaikan tujuan ku di tahun ini. aku juga segera memberi tau uma, abi, ayah dan bunda tentang kabar gembira ini.

kini semuanya berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan penerbangan ke mekkah.

"kamu dapat uang dari mana nak?"

"Alhamdulillah, saya di bantu oleh ayah dan abi, uma"

"Masya Allah"

"disini bukan hanya uang saya tapi terdapat uang abi dan ayah juga"

"terimakasih nak"

uma memeluk abizar terlihat air mata yang menetes dari matanya, begitu terharunya beliau bisa pergi bersama kita ke tanah suci.

malam ini kita akan mengadakan selamatan dan juga shalawatan untuk peresmian berangkatnya sekeluarga
ke tanah suci. setelah acara selesai aku dan abizar langsung menyiapkan bawaan kita untuk berangkat besok pagi.

"kamu tidur biar saya yang siapin"

"kamu bisa emang?"

"bisa"

"tapi aku gamau tidur"

"ini udah mau hampir puku 2 pagi, cepat tidur selagi masih ada waktu"

aku pun bergegas tidur meninggalkan abizar yang sedang mengatur barang serta baju yang kita bawa.

__

pagi telah tiba orang rumah sedang sibuk untuk menyiapkan yang belum sempat di siapkan begitupun dengan aku yang sibuk berganti pakaian.

setelah semuanya selesai akhirnya sekeluarga langsung menuju bandara untuk transaksi.

"gak ada yang ketinggalan?"

"Astaghfirullah ada yang kelupaan"

"Ya Allah kenapa baru bil-"

"kamu lupa cium aku"

"kamu ini"

abizar tertawa kecil begitupun aku, abizar mencium pipiku di depan banyak orang
wajahku memerah saat itu juga karena ulah abizar.

"banyak orang tau"

"yasudah kita ganti bandara yang sepi saja gimana?"

"emang ada ya?"

"ada"

"dimana emang?"

"di bandara terbengkalai"

aku mencubit gemas tangan abizar, abizar kembali tertawa saat aku mencubit tangannya. dia merangkul pinggangku dan mengusap lembut jemari ku yang lebih kecil dari tangannya.

setelah beberapa jam menunggu akhirnya pesawat yang ingin kami naiki pun akan segera landas, aku dan keluarga segera menuju ke dalam pesawat dan memilih tempat duduk yang sudah di sediakan. selama perjalanan aku sibuk membaca surah surah pendek karena di dalam pesawat tak boleh mengotak atik handphone, jika bisa aku tetap memilih untuk surah surah pendek karena aku begitu senang bisa berangkat ke mekkah bersama orang yang aku sayang dan aku cintai.

"lantunan ayat suci yang kamu bacakan sangat merdu"

aku tak menjawab abizar dan tetap melanjutkan membacanya, abizar mengelus kepalaku seolah-olah dia mengerti kenapa aku tak menjawab perkataan nya

"Shadaqallahul Adzim"

"sudah"

"Alhamdulillah"

"saya sangat beruntung bisa menikah dengan perempuan sholehah seperti kamu, semoga bisa jadi ibu yang baik dan contoh yang baik buat anak anak saya nanti"

"Aamiin, ini berapa jam lagi?"

"3jam lagi sampai"

"Ya Allah gasabar"

aku menyandarkan kepalaku di bahu abizar karena ngantuk yang menyerang.

"aku ngantuk"

"tidur, nanti kalo udah sampai saya bangunin"

aku tertidur pulas di bahu abizar, cukup lama aku tertidur hingga tiba tiba aku mendengar suara abizar yang membangunkan aku dari tidur.

"udah sampai?"

"iya, ayo turun"

aku dan abizar keluar dari pesawat dan melihat sekeliling rasanya sangat indah bahkan air mataku mengalir saat aku sadar bahwa aku mengunjungi tanah suci ini untuk kedua kalinya tetapi bersama orang yang aku cintai.

sebuah adzan berkumandang aku dan abizar segera mengambil wudhu dan turun untuk melaksanakan salat ashar di sana.

setelah melakukan wukuf dan Ihram akhirnya tibalah dimana para jamaah melakukan Thawaf Ifadhah atau mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali, banyak sekali orang yang berlomba lomba untuk memegang ka'bah termasuk aku.
aku mencoba sekuat tenaga agar tanganku sampai aku rasa aku tidak akan bisa memegang ka'bah kembali tapi ternyata aku salah abizar membantu tanganku untuk sampai ke Ka'bah, tanganku dan tangan abizar terpampang jelas sedang menyentuh ka'bah.

aku bergantian dengan bunda dan uma begitupun abizar yang bergantian dengan ayah dan abi untuk memberi celah agar mereka bisa menyentuh ka'bah, dan Alhamdulillah mereka bisa merasakan sentuhan ka'bah juga. aku bisa melihat air mata yang menetes saat bunda dan uma bisa memegangnya.

setelah mengelilingi ka'bah kini aku dan keluarga melakukan tahallul yaitu memotong sebagian rambutnya tiga helai sepanjang ruas jari untuk perempuan.

setelah semuanya selesai kini aku dan keluarga di arahkan untuk ke mina atau muzdalifah agar kita bisa bermalaman disana sebelum melanjutkan beberapa aktivitas lagi.

"terimakasih ya nak"

ucap bunda kepadaku dan abizar dan langsung memeluk kami, aku senang jika bisa mengabulkan permintaan bunda dan permintaan ku juga. selagi masih ada waktu dan di titipkan rezeki lebih tidak ada salahnya untuk berjamaah bersama keluarga kan? hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menyenangkan kedua orang tua ku.






CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang