bab 6. menghilang

115 7 0
                                    

hari ini aku tidak melihat abyan di sekolah
bahkan aku sudah menanyakan dia pada teman temannya tapi kata mereka abyan tidak hadir hari ini, karena semalam dia menelpon ku seperti nya memang akulah yang buat dia terbuka.

"lu nyari abyan?"

aku mengangguk cepat saat teman abyan menanyai ku dan berharap dia bisa membantuku untuk bertemu dengan abyan, karena sejak sehari yang lalu abyan benar benar tidak kelihatan di sekolah.

"dia gak masuk, kayaknya ada masalah lagi sama bokap nya itu"

"ayahnya? kenapa?"

"kalo itu gua kurang tau, tapi abyan memang gitu dari dulu"

"oh, yaudah makasih infonya"

"iya sama sama"

huftt, apapun itu yang dia rasakan sekarang aku harap dia baik baik saja, aku sudah menganggap nya seperti temanku
walaupun aku malas sekali meladeni sikapnya yang sok kepedean itu

waktu berjalan dengan cepat sehingga sekarang aku sudah termenung di depan halte, biasanya aku akan di kagetkan oleh abyan dengan sikap pede nya tapi sekarang aku hanya sendiri, aku ingin sekali menemuinya di rumah nya tapi aku tidak tau dimana dia tinggal

aku turun di sekitar taman kota karena pikiran ku terus memaksa ku untuk tau
tentang abyan, jujur saja aku agak sedikit khawatir pada anak itu sekarang.

WhatsApp notifikasi

kak abizar
dimana?

kak abizar
pulang sekarang

azzahra
kenapa?

kak abizar
pulang atau saya jemput!

azzahra
ada apa sih?
aku lagi di taman kota

kak abizar
tunggu disitu

azzahra
iya

hujan akan segera turun dan untung saja
abizar sudah sampai di taman kota saat ini
dia sangat rapi, sebelumnya? dia lebih rapi sekarang. terlihat gagah dengan songko berwarna hitam.

"kamu kalo kehujanan disini gimana?"

"ya aku pulang lah"

"kalo saya tegur itu jangan menjawab, kamu tungguin apa? hujan? cowok yang kemarin?"

"apaan sih kamu"

"apapun itu saya gak mau kamu dekat sama si abyan itu, belum tentu dia ada pengaruh baik buat kamu"

"udah ya! kamu udah keterlaluan buat nilai orang, lagian yang dekat dengan abyan itu aku bukan kamu!"

"dekat ya? kamu lupa doa kamu siapa?"

"maksud kamu?"

"lupain, ayo pulang saya gamau ribut"

"kamu duluan"

abizar tidak menjawab ku sekarang dia jalan lebih dulu dariku, aku tau aku salah tapi dia juga salah tidak seharusnya dia menilai seseorang dengan buruk apalagi sampai menuduh seperti itu.

aku menyusul nya tapi langkahnya terlalu cepat sehingga langkah kakiku tidak sanggup untuk menyeimbangkan nya.

"abizar, aku minta maaf"

dia hanya menatap ku dengan datar tanpa mengeluarkan sepatah katapun padaku
aku merasa bersalah padanya meskipun aku tidak terlalu salah salah amat sih

"ayo masuk"

"iya"

saat di dalam mobil pun aku belum berani membuka percakapan karena tatapan abizar terlihat marah dan tajam, aku jadi takut padanya sekarang tapi melihat dia seperti itu membuatnya tambah ganteng

"berhenti natap saya!"

"kenapa?"

"saya gak mau di tatap oleh wanita yang tidak menepati janjinya"

DEG

apa apaan sejak kapan aku berjanji padanya? dia membuat hatiku tergores
sungguh merepotkan.

abizar membuatku tidak nyaman di dalam mobil untung saja sudah sampai jadi aku bisa cepat cepat turun dan meninggalkan suasana yang tak enak ini.

"kamu mau turun karena gamau dengar ocehan saya?"

"UDAH YA!"

"udah apa?"

"aku gamau debat sama kamu, kalo kamu mau debat mending sama pak Jokowi aja"

"saya sudah bicara sama ayahmu"

"soal doa itu apa?"

"engga, nanti ya"

"aku mau turun dulu"

"iya, jangan keluar lagi"

"gak, assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

akupun segera masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar untuk mandi dan tidur.

setelah mandi aku langsung mengecek handphone ku untung saja aku sudah salat ashar di masjid yang di dekat taman tadi

aku coba untuk mengerimkan abyan pesan tapi tak ada balasan darinya
sampai malam tiba pun masih tak ada balasan dari pesan yang aku kirimkan tadi

si cantik Zahra
besok udah mau kelulusan
kamu gak datang??

si cantik Zahra
di sekolah kelas 12 adain
acara kelulusan, jadi besok
terakhir kita sekolah

si cantik Zahra
usahain datang biar lulus

itulah pesanku untuk abyan dan berharap semoga dia membalas pesanku tersebut
walaupun tak ada tanda tanda online.

setelah maghrib, isya, aku selalu mengecek motifasi WhatsApp siapa tau abyan membalas pesan tersebut. tapi ternyata sampai aku tertidur pun tak ada notifikasi yang masuk dari handphone ku.

CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang