bab 18. malam yang indah

107 2 0
                                    

setelah salat isya bersama sama kini aku langsung memasuki kamar, kepalaku agak sakit malam ini jadi aku putuskan untuk rebahan sejenak.

"tadi saya cek di musholla barisan paling depan kamu gak ada, kenapa?"

"ada kok, kamu kan yang imam?"

"iya, kenapa langsung pulang?"

"kepalaku sakit jadi buru buru pulang soalnya nyut-nyutan"

abizar merebahkan tubuhnya di dekatku
dia menatapku sangat lama sehingga aku tidak bisa berkata kata, setelah beberapa menit bertatapan akhirnya dia membuka pembicaraan di malam yang sunyi ini.

"kamu cantik"

dia mengelus kepalaku lalu mengelus wajahku dengan pelan, aku tidak paham dengan perlakuan abizar malam ini tapi aku juga sangat malu saat dia mengatakan hal itu.

"kenapa?"

"saya mau putri yang cantik sepertimu"

"kalo aku ngelahirin anaknya cowok gimana?"

"gapapa, apapun yang terlahir dari diri kamu itu adalah anugerah buat saya"

"aku belum siap punya anak, gapapa kan?"

"gpp, saya masih mau nikmatin kehidupan dengan kamu, apapun keputusan kamu saya hargai"

"aku mau umroh sama kamu, dengan izin Allah aku ingin datang ke tanah suci bersama kamu, bunda, ayah, uma dan abi"

"nanti saya atur ya, secepatnya"

"serius?"

"untuk istri saya akan saya lakukan apapun bahkan jika itu bisa merenggut nyawa"

"heh gaboleh ngomong gitu"

"yakan saya lagi mencoba menjadi pria yang sayang istri"

aku tertawa mendengarnya, aku memeluk abizar rasanya sangat hangat, aroma badan abizar yang kali ini bisa aku hirup dengan jelas.

abizar mencium ku mulai dari dahi hidung dan pipi, wajahku tambah memerah atas perlakuan abizar padaku. aku bisa merasakan bibir yang lembut menempel di dahiku dan akulah yang pertama merasakan nya.

"kalo aku bisa minta malam ini jangan berakhir"

"kenapa seperti itu?"

"aku pengen peluk kamu terus, di pelukan kamu hangat soalnya"

"saya bisa memberikan kehangatan lebih lagi untuk kamu, saya akan peluk kamu kapan pun saya mau"

"modus ih"

"modus sama istri sendiri emangnya salah?"

"gak dong, kalo modus sama janda baru salah"

"Astaghfirullah zahra"

"jangan panggil aku zahra"

"lalu?"

"panggil aku istri abizar Ayaan Darya"

abizar mencubit hidungku gemas karena tingkahku, aku pikir jika aku menikah dengan abizar aku akan merasakan menikah dengan pria es tapi ternyata tidak.

"kamu kenapa sih cuek sama aku dulu"

"siapa bilang?saya selalu merhatiin kamu dari jauh, saya suka cemburu juga saat lihat kamu dekat dengan orang lain"

"oh ya? kamu suka aku dari kapan?"

"dari saya masih kelas 12 SMA"

"aku disitu kelas berapa ya?"

"kelas 10"

"ih kamu tua, kamu umur berapa sih?"

"21"

"aku baru 19, karena waktu lulus aku umur 18"

"tua"

"tua tua gini kamu nikahin aku"

"karena aku selalu minta agar disatukan sama kamu dunia akhirat"

aku tersenyum mendengarnya, doaku ternyata sama seperti doa abizar. selama aku mendoakan abizar ternyata abizar lebih dulu mendoakan ku.

"kalo kita jadi ke makkah aku akan berdoa agar kita bersama selamanya"

"insya Allah kita akan kesana dalam waktu dekat"

abizar mempererat pelukannya itu membuatku ingin tidur di dalam pelukan nya.

"aku mau tidur, kamu peluk aku terus ya"

"iya, selamat tidur"

aku tertidur lelap di pelukannya begitupun abizar yang tertidur dalam keadaan memelukku.

CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang