bab 15. cemburu

112 5 0
                                    

setelah kejadian kemarin aku tidak berani untuk datang lagi ke taman kota karena takut jika abyan akan berbuat senekat itu
aku tidak marah padanya dia pria baik dan cerita tetapi kejadian itu yang buat dia bersikap seperti itu. apapun perubahannya aku tetap melihat dia sebagai pria yang baik dan aku tau suatu saat nanti dia akan mengerti.

"kamu gak mengajar?"

"gak"

"saya mau ngurus sesuatu, kamu gamau ikut?"

"kemana?"

"mau gak?"

"boleh deh"

aku tidak tau mau kemana tapi aku tetap saja ikut karena aku ingin bersama abizar di manapun dan kapanpun pun.

"ayo turun"

"ini dimana emang?"

"kampung uma"

suasana desa yang sejuk serta pemandangan yang menyegarkan, disini terdapat banyak bunga juga bahkan bunga yang tak pernah aku lihat pun ada disini.
andai saja perkotaan bisa sesejuk ini pasti aku akan betah dan tak mau kemana mana.

"Abi!!"

perempuan itu meneriaki nama abizar, aku melihat perempuan itu dari ujung kaki sampai ujung hijab.

"alina?"

"aduh kamu apa kabar ih, kangen tau"

perempuan yang bernama alina itu
memeluk abizar, jujur saja aku terkejut, cemburu, semuanya jadi satu. abizar coba menghindar tetapi dia tetap saja nyosor
untung saja desa ini adem jika tidak sudah ku tarik dia.

"zahra, ini kenalin alina"

"ya"

aku tak selera lagi disini, aku tidak mengulurkan tangan pada alina. abizar juga sangat sangat tidak peka atas kecemburuan ku ini.

"ada apa?kamu sakit"

"ga"

alisa mengulurkan tangannya padaku, abizar melihatku dan memberikan kode untuk membalas salam alisa.

"halo aku alina, kamu?"

"zahra"

"kamu teman abi dari kota ya? aku sahabat kecil abizar hehe"

"aku calon istri abizar, udah lamaran dan 2hari lagi mau nikah"

"n nikah?"

"iya"

abizar menatapku dan hanya bisa tersenyum sambil mengelus kepalaku.

"iya lin, kita kesini mau ketemu uma"

"kamu serius?"

"iya"

"abi..."

"kenapa?

"aku pikir kamu kesini mau ungkapkan perasaan kamu ke aku, aku suka sama kamu bi. udah lama juga sebelum kamu pindah ke kota"

"engga alina, maaf ya, zahra cinta pertama saya"

apa apaan ini? aku mendengar semuanya
dia mengungkapkan isi hatinya di depan ku yang jelas jelas calon istri abizar.

"tapi aku lebih baik dari dia tau, dia orang kota kan? kamu tau kan kalo gadis kota itu seperti apa? mereka ga sebaik itu"

"mungkin memang seperti itu tapi zahra gadis baik, dia baik pada saya dan semua orang yang dia temui"

aku segera masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya secara keras, di desa itu bagus tetapi banyak perempuan yang termakan sinetron sampai mengira bahwa gadis kota seperti ku ini tidak baik.

"maaf alina, saya masuk dulu"

abizar mengetuk kaca mobil tetapi aku enggan untuk membukanya.

"buka"

"kamu sama dia aja gausa sama aku, aku kan gadis kota yang jahat, kotor, gabaik"

"Astaghfirullah, zahra saya bilang buka"

"ENGGA!"

"kamu buka sendiri atau saya tarik paksa!"

aku membuka pintu mobilnya bukan apa apa jika mobilnya di tarik paksa dan rusak maka ayah akan memarahiku nanti, aku mana mau uangku di potong buat perbaiki mobilnya.

"kamu cemburu?"

"kimi cimbiri"

"saya juga gak akan mau sama dia, saya cintanya sama kamu dan saya gak akan tergoda sama perempuan lain"

"ya"

"jangan cemburu nanti cantiknya hilang"

"ih aku mah cantik dari dulu, mau nangis atau ga tetap cantik yang ngga cantik it-"

abizar membekap mulutku agar tidak mengatakan yang engga engga pada alina.

"siapa yang ngajarin, hm?"

"kamu apa apaan si tanganmu bau terasi"

"jawab dulu siapa yang ngajarin kamu buat ngatain orang? jangan seperti itu zahra"

"aku tadi juga di katain kan?, pasti dia belum pernah lihat suasana kota"

"sayang, kamu itu jangan pernah membalas keburukan dengan keburukan. ibarat api di balas api pasti akan rumit madamin nya karena bertambah besar"

"kamu ga sayang aku jadi gausa panggil sayang"

"oke"

"ih ko oke sih!!"

"kamu duduk di belakang saya mau nyetir dulu"

"aku mau duduk di depan sama kamu"

"yaudah sini"

aku tersenyum gembira saat abizar memanggilku sayang, hatiku berbunga bunga dan berdebar secara brutal.

"kamu lucu kalau marah, saya suka."

"aku juga suka kamu kok meskipun awal awal kamu mirip mayat hidup"

"zahra! kamu ini Ya Allah gak ada puas puasnya nistain saya"

"kamu ganteng jadi aku suka, i love you Abizar Ayaan Darya"

"i love you more Zahra Nasha Razeta"



CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang