bab 23. keberangkatan

86 2 0
                                    

aku mengantarkan abizar ke bandara
untuk melihat dia pergi untuk bekerja, aku tidak sanggup untuk melepas keberangkatan abizar saat ini apalagi di saat aku harus berpisah untuk sementara dengan abizar.

"kamu baik baik disana ya? ingat aku terus, jangan tinggalkan salat, ngaji, jaga hati kamu buat aku dan jangan lupa terus kasih kabar untuk aku disini"

aku menangis saat mengatakan semua itu
bagaimana tidak? aku harus berpisah dengan suamiku orang yang aku cintai.

"sutt jangan nangis, hati aku tetap untuk kamu, kalo ada peluang aku akan pulang. tunggu aku terus, jangan nakal dan jangan tinggalkan salat"

abizar memasangkan gelang pada tanganku, dia memperlihatkan bahwa gelang itu akan menyala jika aku menyentuhnya disitulah abizar akan tau bahwa aku merindukannya. bukan nya redah tangisku malah semakin menjadi jadi.

"a aku bakal tunggu kamu pulang"

"terimakasih, kamu tau aku cinta banget sama kamu"

sebelum pesawat itu mendarat abizar memelukku dan mencium setiap inci di wajahku lalu segera pergi memasuki pesawat, aku melambaikan tangan pada nya dan saat itu juga pesawat terbang meninggalkan aku berdiri dengan air mata.

"zar, ayo pulang"

alia dan aku segera kembali ke rumah, alia mengantar ku ke rumah dan segera pergi untuk pulang.

"eh kok anak bunda nangis?"

"aku nanti bakal bobo sendiri"

"Ya Allah, kamu lucu deh, dulu juga bunda sempat pisah sama ayah karna ayah kamu ada urusan dan itu di luar negri"

"bunda tahan?"

"tahan dong karna bunda tau bahwa apa yang sudah di takdir kan oleh Allah untuk kita pasti selamanya akan tetap jadi milik kita"

"semoga saja"

"aamiin, ayo masuk yuk bantu bunda masak"

"iya bunda"

aku dan bunda segera menuju ke dapur untuk membuat makan siang, setiap aku melewati kamar pasti aku akan merasa sedih karena merasakan kehangatan di dalamnya.

setelah makan siang aku langsung memasuki kamar, aku merebahkan diri dan mengecek ponselku ternyata banyak sekali notifikasi karena aku sudah lama tak mengecek ponselku.

saat sedang asik bermain ponsel tiba aku merasakan mual yang tak dapat aku tahan
aku segera berlari di kamar mandi dan membuang rasa mual itu disana, aku mengirimkan alia pesan untuk menanyakan apa obat mual tersebut tetapi jawaban alia membuatku terkejut.

WhatsApp

alia
mual?kamu
hamil mungkin

alia
aaaa aku bakal
jadi aunty nanti

zaza cantik
ih serius kamu

alia
serius.
coba beli testpack

zaza cantik
malu ah

alia
tunggu bentar
aku anterin, kebetulan
punyaku ada beberapa.

zaza cantik
boleh, makasih ya
alia yang cantik

alia pun sampai dan langsung masuk ke dalam kamarku, sebelum aku masuk ke dalam kamar mandi aku meminta cara pada alia untung saja alia sudah berpengalaman

"gimana?"

"garis dua"

"Aaaaa"

alia meloncat seperti orang kesurupan
dia memelukku dengan erat sehingga membuatku tidak bisa bernafas.

"fiks ini aku mau kasih tau ke abizar sama bundamu"

"jangan dulu"

"kenapa?"

"biar nanti aku aja yang kasih tau, aku masih bingung ucapin kata katanya gimana"

"ya Allah jangan bingung dong, yaudah aku pulang dulu nanti besok kesini lagi"

"iya terimakasih alia"

"sama sama bumil"

sebenarnya aku ingin sekali memberitahu abizar tapi aku takut itu akan menganggu waktu istirahat nya jadi besok mungkin aku akan memberitahu bahwa aku mengandung anak nya.




CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang