bab 16. ikhlas

105 4 0
                                    

"gua ikhlas lo sama abizar, bahagia terus, maafin gua kalo udah keterlaluan sama lo.
doain gua yang terbaik ya zahra? doain biar jodoh gua secantik dan sebaik lo"

begitulah ucapan abyan saat berpas pas an denganku waktu aku sedang menunggu bunda yang berbelanja di Alfamart.

"aku tau kamu pria baik, aku akan selalu doain kamu hal yang baik termasuk jodoh.
aku senang kamu mau menerima takdir, aku harap kamu gak akan lakuin ini sama perempuan lain"

"kenapa lo sebaik itu?"

"aku gak sebaik yang kamu kira loh aku bisa marah juga tetapi untuk marah ke kamu itu gabisa"

"kenapa? gua jahat sama lo kan?"

"ih engga, kamu baik, kamu ngelakuin itu karena pengen sama aku jadi disini ada kesalahan aku juga walaupun lebih banyak salah kamu si"

"hahaha iya deh maafin ya, gua jadi tau sekarang kalo perempuan ga sepenuhnya salah"

"haha, ngomong ngomong kamu kerja disini?"

"iya, Alhamdulillah gua bisa mandiri za, gua mau bilang makasih sama lo, makasih udah jadiin gua pria tangguh sampai sekarang"

"itu semua karena diri kamu abyan, jangan makasih sama aku"

bunda yang sudah berbelanja itupun menghampiri aku yang sedang mengobrol dengan abyan.

"ini siapa nak?"

"abyan bunda"

bunda tersenyum ke abyan lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan abyan

"ini bundanya zahra, kamu temannya?"

"iya bunda, teman SMA"

"oh seperti itu"

"iya bunda"

"yasudah, bunda sama zahra pamit gapapa kan nak?"

"oh silahkan bunda, hati hati di jalan"

"terimakasih nak, kamu juga ya, semoga hari ini jadi hari baik"

"Aamiin"

aku dan bunda berpamitan dengan abyan.
aku senang abyan bisa kenal dengan bunda, aku juga senang abyan bisa menjadi sosok pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

pernikahan ku dengan abizar tinggal sehari lagi dan aku selalu meminta agar di hari yang spesial itu Allah melindungi pernikahan ku dari bencana apapun.

"abizar mana ayah?"

"ke masjid ngajar anak anak ngaji"

"oh, ayah mau kemana?"

"ke pasar ngeliat makanan ikan"

"zahra ikut boleh gak?"

"gak boleh sayang, pasar bau loh kamu juga sudah cukup nemanin bundamu ke alfamart tadi"

"oke deh"

"tunggu aja nanti abizar pulang"

"Iya ayah"

aku segera memasuki kamar untuk mandi
setelah mandi aku membaringkan diri sejenak di atas kasur, badanku yang pegal menyuruhku untuk tidur tapi aku tetap terjaga karena suara berisik dari keluarga dan ibu ibu pengajian yang membantu masak masak di rumah. walaupun sudah memesan catering tetapi ada beberapa yang di masak oleh orang rumah.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, eh si ganteng"

"zahra dimana uma?"

"tidur itu kayaknya, kenapa memangnya?"

"gak"

"coba lihat tidur atau ga tapi jangan berduan di kamar ya"

"iya uma"

aku yang sibuk menempelkan pereda nyeri ke punggung di kagetkan oleh abizar yang masuk ke dalam kamar.

"ngapain?"

"susah banget pake ini"

"sini saya bantu"

"jangan!"

"kenapa?"

"Aurat ku nanti kelihatan"

"gak lihat nanti, suer"

"yaudah awas aja"

"engga, udah diem"

abizar membantuku untuk memasangkan pereda nyeri di punggungku, aku coba mengintip dan benar saja dia menempelkan sambil tutup mata
sungguh dia benar benar menggemaskan saat ini.

"aku mau tidur"

"iya"

"kamu gamau tidur?"

"gak, saya lapar mau makan tapi saya malu mau ke dapur"

"cuek cuek gitu malu juga ternyata?"

"saya mau minta tolong ke kamu buat temanin saya ke dapur tapi kamu lagi gak enak badan jadi gak usah"

"ayo sama aku, aku juga lapar"

"gak usah, tidur aja"

"aku gabisa tidur kalo gak makan, ayo makan aku lapar banget ini"

aku menari tangan abizar dan langsung menuju ke dapur dan sekarang aku tau kenapa abizar malu untuk ke dapur ternyata banyak sekali ibu ibu yang berada di dapur.

"mau apa neng geulis?"

"aku lapar mau makan"

"oh iya atuh sok, mau makan apa?"

aku melirik ke arah abizar yang sedang melihat makanan, dia menunjuk yang dia suka dan aku langsung mengambilnya.

"kamu gak makan?"

"ga, kamu aja kan lapar"

"saya gak mau makan kalo kamu gak makan"

"kamu makan aja aku udah ga lapar"

"gak"

abizar mengangkat sendok dan mengarahkan padaku.

"engga abi"

"makan"

"ih kamu mah"

aku memakan sesuap saja karena aku tidak terlalu lapar, aku hanya pura pura lapar agar abizar bisa mau makan.

"aku tadi ketemu abyan"

ehek ehek

"eh kamu kenapa? minum minum"

"kamu ngapain ketemu dia?mau di hajar lagi emang?"

"bukan aku si tapi kita berpas pas an di jalan terus dia minta maaf dan bilang dia ikhlasin aku sama kamu"

"oh"

"iya terus aku bilang aku juga gabakal mau sama dia karena cinta pertama dan terakhir aku itu kamu"

"kalo hati ampela ini enak berarti kamu bohong sama saya"

"itu mah emang udah enak"

"haha"

"aku kayaknya perempuan paling beruntung deh sedunia soalnya udah dapet suami ganteng, soleh, pinter ngaji, aduh komplitnya hidupku"

"saya juga rasakan yang sama, bedanya kamu tengil"

"tapi cantik kan kan?"

"cantik sekali, kamu dan uma adalah perempuan tercantik di hidup saya"

"Masya Allah"

abizar mengelus kepalaku, aku tidak tau lagi harus mengungkapkan kesenangan ku lewat apa tapi aku selalu berterimakasih pada Allah lewat setiap doaku.

CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang