bab 21. aku mau ikut!

97 4 0
                                    

setelah 19 hari di mekkah akhirnya kemarin aku dan keluarga kembali ke indonesia, pengalaman yang selalu aku ingat adalah dimana aku merasakan haji bersama orang orang terdekatku.

"undangan dari abyan"

"loh dia nikah sama zivi?!"

"iya"

"Alhamdulillah kalo gitu, kita datang ya bi?"

"kamu saja"

"aku maunya sama kamu"

"iya kita datang"

abizar tersenyum paksa padaku, aku tau dia tidak suka aku ajak ke pernikahan abyan tetapi karena abyan sudah mau mengakui kesalahannya jadi apa salahnya untuk datang? lagi pula zivi datang ke pernikahan ku juga dan dia sahabatku jadi terkesan tidak enak jika tidak datang.

aku memasuki kamar saat ini terdapat abizar yang sedang duduk sambil menonton tv.

"kamu marah ya?"

"saya gak akan pernah bisa marah sama kamu"

aku tersenyum dan memeluk abizar dan mengelus rambutnya yang wangi.

"nanti kalo saya kerja kamu jangan nakal"

"k kerja?"

"iya, insya Allah beberapa hari lagi berangkat"

"kemana? aku mau ikut"

"jangan sayang, di rumah ya?"

"engga! pkoknya mau ikut!"

aku keluar dari kamar dan berlari menuju garasi mobil untuk menyembunyikan kunci mobil yang akan di pakai untuk kerja oleh abizar, abizar menyusulku dan membujukku untuk menaruh kembali kunci mobil tersebut.

"aku gamau kamu pergi jauh nanti kamu poligami lagi"

"astaghfirullah saya gak gitu"

"pkoknya aku gamau!"

aku tidak memberikan kunci mobil tersebut pada abizar.

"aku gapakai mobil, aku bakalan kerja di luar kota"

aku yang mendengarnya pun tidak terima dan langsung mengunci pintu kamar, aku mendiamkan abizar hingga malam tiba.
aku tak mengajak dia bicara dan terus mengurung diri di kamar, abizar terus membujukku dan terus mengetuk pintu kamar agar aku bisa membukanya dan berbicara dengan nya

"buka pintunya"

"gak mau! kamu jahat sama aku! kamu mau ninggalin aku keluar kota"

"dengarin dulu, saya gak bermaksud ninggalin kamu"

"TERUS KENAPA KAMU GAK NGIZININ AKU IKUT!!"

abizar tak menjawabku dan suarapun hening, terdapat ketukan lagi di pintu
aku yakin abizar mengadu pada ayah agar aku bisa keluar dan bicara baik baik.

"zahra anak ayah yang cantik keluar dulu nak"

"gamau ayah"

pintu terbuka sendirinya aku lupa bahwa ayah memiliki kunci cadangan kamarku untuk jaga jaga jika terkunci dari dalam karena waktu itu kamar ini sering terkunci dengan sendirinya.

"kenapa cemberut begini?"

"abizar gamau ngajak zahra ke tempat kerjanya, pasti dia mau cari istri baru dan minta izin poligami"

"gaboleh suudzon, abizar mau cari kerja masa di larang"

"yasudah aku ikut"

"jangan nak, itu jauh biar abizar yang pergi, dia gak akan macam macam"

aku menatap abizar yang sedang berdiri tanpa ekspresi itu, aku tidak mau di tinggal kerja oleh abizar apalagi dia kerja nya sampai sampai ke luar kota.

ayah meninggalkan ku dan abizar, kini abizar mendekati dirinya padaku dan langsung memelukku dia menenangkan ku sekarang dengan cara mengelus punggungku.

"aku ikut ya?"

"kamu masih ingat janji saya di danau lalu kan? kita akan hidup bersama dan saya ini sudah sah jadi milik kamu, saya tidak akan tertarik pada orang lain kecuali kamu yang sudah menjadi surga saya, yang sudah di takdir kan oleh Allah dengan saya."

"kapan kamu berangkat?"

"2 hari"

"aku harap kamu bisa tepatin janji kamu ke aku"

"selalu saya tepatkan"

"kamu gak jadi ke nikahan temanmu?"

"gak, aku mau habisin waktu aku sama kamu"

abizar mengecup bibirku dengan lembut
aku baru saja merasakan kelembutan dari abizar, wajahku memanas begitupun dengan pipiku yang sudah berubah jadi tomat karena kecupan itu.

CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang