bab 22. gemerlap malam

93 2 0
                                    

pada malam itu abizar mengecup bibirku
dan membaringkan aku di tempat tidur
aku merasakan kehangatan nya pada malam itu. sekarang di dalam tubuhku mengalir bagian dari abizar dan aku harus siap jika bagian itu akan lahir di dunia.

"aku malu"

"cantik, kamu cantik malam ini"

"oh berarti malam malam yang lain aku gak cantik gitu?"

"Astaghfirullah bukan sayang, kamu lebih cantik sekarang"

"aku bercanda abi"

malam itu terasa panjang untuk ku sampai akhirnya aku tertidur di pelukan abizar.
tetapi aku terbangun saat waktu menunjukkan pukul 2, aku segera mandi dan bersiap untuk melaksanakan salat tahajud. yang aku minta saat ini agar Allah menjaga hati abizar saat jauh dariku dan selalu menjaga nya di setiap langkah yang dia ambil.

sesudah melaksanakan salat tahajud aku langsung membaca surah surah pendek Al Qur'an.

aku menaruh Al Qur'an di meja kecil dan tidur kembali karena badanku yang pegal pegal. tak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga sekarang sudah menunjukkan jam 6 pagi, aku di bangunkan oleh abizar untuk sarapan tapi aku menolak karena badan ku tidak enak saat ini.

"kalo makan nanti bisa minum obat"

"aku sakit karna besok kamu udah mau berangkat"

"iya iya ayo makan sayang"

"gak!"

abizar membuat sendok seperti pesawat dan menerbangkan nya ke arahku, aku terkekeh saat dia menyuapiku dengan cara itu. terlihat seperti anak kecil yang sedang di suapi ibunya saat bermain.

aku membuka mulutku dan segera melahap makanannya, aku hanya makan beberapa sendok saja setelah itu aku meminum obat agar pusing nya tidak bertambah parah.

"hari ini saya mau ambil berkas kerja, mau ikut?"

"mau"

"ayo siap siap"

aku segera berganti pakaian dan abizar menungguku di dalam mobil. selesai berganti pakaian aku dan abizar segera menuju di kantor untuk mengambil berkas kerja abizar.

"aku pengen berdua sama kamu"

"kita ke danau?"

"ayo"

tibanya di danau aku berlari kecil karena senang abizar mengajakku untuk kesini lagi, danau ini akan selalu menjadi tempat favorit ku bersama abizar.

kali ini aku dan abizar hanya menaiki perahu sebentar saja lalu menulis harapan lagi sama seperti waktu itu, aku menulis harapan agar hatiku dan hati abizar tetap terhubung meskipun jarak yang jauh.

"udah sore ayo pulang"

"ayo"

abizar menggenggam tanganku saat menuju ke mobil, aku menatap abizar lama sejujurnya sangat berat untuk berpisah dengan abizar karena aku akan merasakan kesepian dan rindu yang berat. tetapi karena abizar ingin sekali berkerja maka mau tidak mau aku harus tetap meng izinkan dia untuk pergi ke luar kota

mungkin selama abizar keluar kota aku juga akan kembali bekerja sebagai guru semula, awalnya aku di berikan cuti untuk honeymoon tetapi karena aku tidak ingin honeymoon kemana mana jadi cuti itu aku ambil untuk menghabiskan waktu bersama abizar dan ke Mekkah bersama keluarga ku tersayang.

sesampainya di rumah aku segera mandi dan membersihkan wajahku, tidak begitu lama aku mandi jadi sekarang sudah bagian abizar untuk mandi. aku menunggu abizar di teras depan karena bintang malam ini sangatlah cantik jadi aku memilih untuk duduk di teras agar bisa melihat bintang bintang yang gemerlap dengan cahaya.

"kamu suka bintang hm?"

"suka banget"

"kalo nanti saya kerja terus kamu kangen saya, kamu langsung lihat bintang aja"

"kenapa gitu?"

"karna bintang bisa buat kamu menjadi lebih tenang seperti saya yang bisa buat kamu lebih nyaman"

"kalo kamu kangen aku lihat langit sore atau gak bunga, karena mereka cantik seperti ku"

abizar tertawa dan mencubit pipiku dengan gemas.

"saya cinta sama kamu"

"aku juga, cinta kita akan mekar selamanya sama seperti bunga"

"dan anak anak kita adalah air agar kita selalu mekar dan bersama selamanya"

abizar merangkul bahuku dan aku yang merangkul pinggangnya juga, malam itu aku dan abizar menyaksikan gemerlap malam dengan bintang bintang yang menghiasi gelapnya malam.



CINTA DI SEPERTIGA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang