AUI-Chapter Tiga

951 91 54
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

assalamualakum,halo aku membawa chapter Tiga cerita ini.

kalau ada typo silahkan di koreksi dan jika ada penyampaian yang salah tolong tegur aku dengan bahasa yang baik nanti aku ganti

Selamat baca

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Iaesha menutup pintu kamarnya, lalu duduk di kasur yang ada dikamar itu.

Iaesha menghela nafas, mengapa seakan-akan keluarganya menyembunyikan sesuatu darinya?

Iaesha mengambil handphone yang berada di nakas lalu membuka aplikasi berwarna hijau terdapat banyak pesan dari teman-teman yang berada di Jakarta.

hanya beberapa menit menjelajah, membalas pesan dari teman di aplikasi itu Iaesha mematikan handphonenya lalu menyimpannya ditempat semula.

Ekor matanya tidak sengaja tertuju pada sebuah kotak berwarna putih yang berada disampingnya, Iaesha menimang-nimang apakah membuka kotak itu atau tidak.

Dengan setelah mempertimbangkan akhirnya ia mengambil kotak itu lalu membuka kotak itu, ia tertegun melihat sebuah pakaian.

Iaesha mengeluarkan pakaian itu dan ternyata sebuah gamis yang menurutnya sangat cantik.

"Ini yang papa maksud?" Gumam Iaesha.

Iaesha berdiri lalu kakinya melangkah dengan gamis yang berada di genggamannya, Iaesha memegangi gamis itu lalu mendekatkannya ke tubuhnya.

Iaesha tersenyum,"Buat gue kah?"

Iaesha hanya mengatakan Lo-Gue disaat bersama temannya atau saat sendiri seperti ini.

Terlalu asik memperhatikan pakaian Iaesha baru menyadari jika sudah waktunya sholat dzuhur, Iaesha bergegas mengambil wudhu lalu menunaikan sholat dzuhur.

Sedangkan diruang makan keluarga Iaesha masih berbincang-bincang.

"Saya mengiyakan usulan dari kya'i Ahmad hari ini bertemu hanya agar Iaesha bisa lebih dekat dengan keluarga kya'i Ahmad," Jelas Issam.

"Karena saat hari pernikahan mereka tepat satu tahun semua kami memutuskan untuk memberi tahu Iaesha statusnya saat ini," Lanjut Issam lagi.

Hening.

Kedua Abang Iaesha tidak percaya dengan penuturan papanya, lagi papanya tidak memikirkan perasaan Iaesha.

"Lalu bagaimana dengan Iaesha, mas?" Tanya Arlyn cemas.

"Dia, harus menerima semuanya dengan lapang dada, karena semua juga sudah terjadi," Jawab Issam.

Arlyn memijat dahinya karena kepalanya yang terasa pusing mendengar penuturan suaminya,"Ini bukan sesuatu yang kecil, Mas. kita dari awal sudah salah menikahkan dia tanpa sepengetahuan dia."

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang