Assalamualaikum, halo aku up.
kalau ada typo atau kesalahan tolong tandain, yaa
Happy Reading!!
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••Setelah urusannya selesai Iaesha menghubungi Arfathan agar suaminya itu menjemput dirinya dirumah Metta, Arfathan pun mengiyakan dan menyuruh untuk menunggu beberapa menit.
Saat ini, Iaesha sedang duduk di salah satu kursi di teras rumah Metta bukan hanya ditemani oleh Metta. Namun, juga di temani oleh beberapa teman dekat Iaesha yang sudah ia kenal sejak masa SMA.
"Udah lama gak ngumpul kaya gini," ujar Candra.
Metta mengangguk menyetujui ucapan Candra,"Betul, kangen banget ngumpul begini."
Candra menatap Iaesha yang sedang menatap pagar rumah Metta,"Lo kenapa, Sha?" tanya Candra kepada Iaesha.
Karena reflek Iaesha menatap Candra, Iaesha hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya tanda tidak apa-apa.
"Lo permata dimata kita yang harus kita jaga, Sha. Akan selalu begitu," celetuk Rafran. masih kenal Rafran? ada di sekitar bab 8-12 antara itu. aku juga lupa😭
Iaesha tidak beraksi apapun , dirinya hanya diam dengan wajah datar.
"Kak Iaesha cantik tau," ucap Rere, adik sepupu dari Rafran yang Rafran bawa ke rumah Metta.
Karena ucapan Rere yang sedang duduk dipangkuannya, Iaesha pun tersenyum kecil lalu memeluk Rere dari belakang.
"Rere juga cantik," balas Iaesha.
Rere mendongak menatap Iaesha,"Rere cantik, kak?" tanya Rere seolah-olah tidak percaya dengan ucapan Iaesha.
"Cantik dong." Dengan cepat Iaesha menjawab pertanyaan Rere. "Semua cewek itu cantik, mereka punya ciri khas masing-masing."
Rere mengerutkan bibirnya,"Tapi kata bang Raf aku jelek." Sebab ucapan Rere Iaesha mengeryitkan dahinya lalu menatap Rafran yang sedang menggaruk tengkuknya.
"Gue bercanda doang." Rafran meringis ketika wajah Iaesha yang tidak bersahabat.
Iaesha menengok kearah Metta yang baru saja menyenggolnya.
"Suami lo," bisik Metta ditelinga Iaesha.
Iaesha menatap kearah gerbang yang didepannya terdapat sebuah mobil, Iaesha berdiri setelah menaruh Rere dipangkuan Metta.
"Gue pulang dulu," ucap Iaesha.
Teman-teman Iaesha menganguk, Iaesha melangkah menuju ke gerbang. Saat Iaesha membuka pintu mobil terlihat wajah Arfathan yang datar tidak seperti biasanya.
Iaesha duduk di kursi penumpang depan dengan jantung yang entah mengapa berdegup kencang.
Arfathan menjalankan mobilnya dengan tatapan yang serius kearah depan tanpa berbicara apapun. Iaesha yang merasa ada yang aneh itu pun sedikit melirik singkat dengan ekor matanya kearah Arfathan.
Dia kenapa? Batin Iaesha, bingung.
Iaesha menengok kearah jendela disampingnya dengan pikiran yang bercampur aduk. Tentang pendidikan, pernikahannya, keluarganya, dan masa lalunya.
Iaesha berdecak sebal ketika pikiran tersebut terus menggangunya dalam beberapa bulan. Ia terlihat tenang diluar. Namun, belum tentu didalamnya tenang.
"Mau makan, apa?" tanya Arfathan. Bukannya senang Iaesha semakin bingung dengan nada bicara Arfathan, dingin dan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A UNTUK I
Teen Fiction[Hargai karya orang lain dengan memberi vote,dan jika suka dengan tulisannya follow] Seorang perempuan yang bernama Iaesha Valeryna Xavia, baru mengetahui suatu pernyataan yang membuat hidupnya detik itu juga berubah perjodohan Kata yang menurutnya...