Assalamualaikum, halo aku udah up nih. Jangan lupa vote dan komennya😋☝️
kalau ada typo atau kesalahan tolong tandain, yaa
Happy Reading!!
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••Iaesha menyerit bingung ketika melihat arah jalan yang menurutnya asing, sedikit memiringkan kepala dan memajukan wajahnya.
"Kita mau kemana, Irkan?" tanya Iaesha sedikit keras disamping helm yang digunakan oleh Arfathan, karena pasti jika ia bertanya dengan nada pelan akan tidak terdengar. Benar bukan?
"Jalan-jalan," jawab Arfathan dengan sedikit kencang pula.
Iaesha sedikit berdecak ketika jawaban Arfathan tidak membuatnya puas,"Kamu gak akan berbuat macam-macam, kan?" tanya Iaesha was-was.
"Astaghfirullah, Echa. Ya tidak lah," jawab Arfathan dengan menggelengkan kepalanya pelan, heran dengan pertanyaan istrinya itu.
Iaesha sedikit nyengir, Arfathan tersenyum tipis melihat Iaesha yang terlihat di kaca spion.
Hingga tiba-tiba motor Arfathan berbelok memasuki rumah berpagar yang langsung dibuka pagarnya oleh penjaga disana, Iaesha kembali menyerit bingung melihatnya.
"Ini rumah siapa?" bisik Iaesha kepada Arfathan.
Arfathan yang mendengar bisikan Iaesha itu pun menengok dengan sedikit menatap belakang, memberhentikan motornya lalu melepaskan helmnya lalu turun dari motornya.
"Ayo." Arfathan mengulurkan tangannya kearah Iaesha.
"Ini rumah siapa, Irkan? nanti ada orang yang salah paham gimana?" Iaesha terlihat was-was.
Arfathan berkekeh pelan,"Tidak akan, ayo." Dengan ragu, Iaesha menerima uluran tangan Arfathan lalu turun dari motor suaminya. Setelah kedua kaki Iaesha sudah menginjak tanah dengan cekatan Arfathan melepaskan helm yang digunakan Iaesha.
Setelah helmnya terlepas Iaesha mengedarkan pandangannya menatap rumah yang lumayan besar didepannya.
"Suka?" Suara Arfathan membuat Iaesha tersentak kaget karena tiba-tiba Arfathan berbicara.
Iaesha menganguk,"S-suka," jawabnya ragu.
"Tapi ini punya siapa? kita ngapain kesini?" tanya Iaesha dengan pertanyaan yang tidak berubah sejak tadi.
"Ini rumah kamu, hadiah dari Umi dan Abi," jelas Arfathan.
"Hadiah dalam rangka apa? aku gak ulang tahun." Iaesha semakin bingung, menggaruk pelipisnya mencoba berpikir rangka apa yang membuat mertuanya memberikan rumah ini untuknya.
"Hadiah pernikahan kita."
Iaesha menunjukkan raut terkejut, mengerjapkan matanya dengan pikiran yang tiba-tiba ngeblak.
"Hah?" Arfathan berkekeh melihat respon dari Iaesha.
"Begini– saat kita menikah satu tahun yang lalu, umi dan abi memberikan hadiah rumah ini untuk kamu, khusus buat kamu," jelas Arfathan.
"Paham?" tanya Arfathan kepada Iaesha.
Iaesha menganguk kaku"I-iya, paham," jawabnya.
"Nanti kita nginep disini, mau?" Arfathan bertanya kepada Iaesha yang masih melihat-lihat sekitar dengan matanya.
Iaesha menengok kearah Arfathan yang sedang menatapnya juga,"Terus umi sama abi gimana? kita belum izin loh, nanti Abi dan umi nyariin kita," sahut Iaesha.
Arfathan tersenyum,"Abi sama Umi sudah tau sebenarnya kalau saya akan ngajak nginep disini."
Iaesha sedikit memajukan bibirnya, cemberut,"Yaudah deh, aku ikut aja," jawabnya pasrah, toh sudah sampai sini dan mertunya sudah tau jadi ia tidak perlu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
A UNTUK I
Teen Fiction[Hargai karya orang lain dengan memberi vote,dan jika suka dengan tulisannya follow] Seorang perempuan yang bernama Iaesha Valeryna Xavia, baru mengetahui suatu pernyataan yang membuat hidupnya detik itu juga berubah perjodohan Kata yang menurutnya...